Notulen Group

By Sang Ruh 05 Jun 2024, 10:03:58 WIB




Notulensi 

Penjelasan seorang Mursyid menurut yang saya pahami dan alami.

Mursyid adalah seorang guru yang membimbing para muridnya dalam hal mengelola atau memelihara ruhaninya. Konsep mursyid telah ada sejak awal kenabian, setiap nabi, pemimpin umat, bahkan orang biasa memiliki guru untuk membuka jalan menuju Allah. Tugas seorang mursyid meliputi membimbing para murid dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam secara mendalam (Hakikat), memberikan nasihat dan arahan spiritual, menjadi contoh teladan dalam perilaku dan akhlak, membuka qolbu seorang murid agar bisa mengenal Allah (Mukasyafah), dan mengajarkan praktik yang mendalam berdasarkan syariat, bukan hanya dari pengetahuan dan doktrin. Seorang mursyid yang benar adalah mereka yang memiliki pengetahuan yang mendalam tentang ajaran Islam, menunjukkan kesholehan dan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari, memiliki komitmen untuk membantu murid-muridnya menjajaki jalan ruhaninya, bersikap adil dan tidak memanfaatkan kedudukannya untuk kepentingan pribadi, berlandaskan pada Qur’an dan mengikuti Sunnah Nabi Muhammad SAW, serta diturunkan turun-temurun secara bai’at dan ada di setiap zaman, sehingga memiliki sanad keilmuan yang nyambung dengan mursyid sebelumnya. Monggo jika para sahabat mau menanggapi ????????


Semua Makhluk Berpasangan

Maturnuwun tanggapannya pak.. Kalau kita lihat di surah an Najm : 45 dan surah Fathir : 11. Diri manusia itu “sudah” diciptakan secara berpasangan. Di kiaskan dengan laki laki dan perempuan. Sebenarnya pasangan ini adalah tanda bahwa kita sebagai makhluk pasti berpasangan. Kita manusia punya pasangan dalam diri kita. Berikut ini pasangan2 yang banyak di pahami :

  • 1. Jasad & Ruh
  • 2. Otak & Qolb
  • 3. Pikiran & Akal
  • 4. Dunia & Akhirat
  • 5. Bumi & Langit
  • 6. Malam & Siang
  • 7. Dst.

Itu sebenarnya adalah tanda bahwa yang Ganjil atau yg tidak berpasangan adalah Allah Swt. ????????



Syahadat itu Menyaksikan

Maturnuwun para sahabat sudah mengikuti polling dsini.. yang terpilih adalah opsi terakhir.. Syahadat itu Menyaksikan, bukan hanya Bersaksi Dulu Gus dur pernah ngendikan “kalau ngucap selamat natal langsung kafir, tinggal syahadat lagi”.

Disitu sy langsung terpancing utk berfikir, kenapa syahadat terlalu mudah di ucapkan dan ditinggalkan? Pasti ada makna tersembunyi didalamnya, saya memahami syahadat punya 2 dimensi yaitu Lahir dan Bathin. Mulai saat itu sy mulai merenungi arti dari kalimat syahadat. ???????? ???? ??? ???????? ?????? ???????? ?????????? ????? ?????????? ??????? ??????? Memiliki arti secara bahasa yaitu : Aku Bersaksi tiada sesembahan selain Allah, dan Aku bersaksi Muhammad utusan Allah. Jika kita tinjau dari persepsi hukum islam, seorang saksi harus mempertanggung jawabkan kesaksian dan mengemukakannya, karena dia menyaksikan suatu (peristiwa) yang orang lain tidak menyaksikannya.

Maka dari itu saya wajib untuk mempertanggung jawabkan kesaksian saya apalagi bersaksi untuk Allah dan Rosulnya. Ternyata syahadat itu bertingkat, tergantung tingkat Yaqin pada seseorang.

  • 1. Ilmul Yaqin.
  • 2. Ainul Yaqin.
  • 3. Haqqul Yaqin.
  • 4. Itsbatul Yaqin.

Selama ini sy hanya yaqin yang pertama yaitu dari yaqin berdasarkan olah pikir pengetahuan yg di berikan orang tua, AlQuran juga Hadist. Ternyata itu belum cukup. Harus meningkat menuju Ainul Yaqin atau Yakin dengan “Mata”. Lalu saya berfikir lagi, mana mungkin Allah dan Rosulnya di lihat oleh mata jasad?. Ternyata manusia memiliki 2 tipe mata yaitu Mata Lahir & Mata Bathin (Qolbu / Hati) sesuai QS 22:46. Seperti apa melihat dengan hati?, sy pikir hati itu hanya bisa merasakan. Apa hubungannya dengan pengelihatan? Disitu sy mulai bingung.

Jika saya tidak bisa melihat dengan hati maka syahadat saya masih di ranah syariat, belum ke ranah hakikat nya syahadat. Saya terus mencari sampai bertemu seseorang yang menjelaskan, bahwa Qolbu dan Hati berbeda. Tpi selama ini dimaknai sama oleh pengetahuan kebanyakan orang. Mungkin itu yg bisa sy ceritakan semoga bisa menjadi bahan diskusi. ????????


Bagaimana Tahapan Ilmul Yaqin 

Maturnuwun tanggapannya pak.. ???????? Ilmul Yaqin sebenarnya juga bertingkat. Mungkin beberapa yg sy ketahui, berikut ini kondisi pemahaman seseorang :

  • 1. Tidak tahu kalau dirinya tidak tahu.
    Ini adalah tahapan awal seseorang yang masih tidak tahu atau tidak mengerti prioritas tujuannya. Biasanya mempunyai ego yang besar karena dirinya merasa sudah tahu.
  • 2. Tahu kalau dirinya tidak tahu.
    Ini adalah tahapan selanjutnya bahwa dia merasa ada missing link yang harus dicari, maka dari itu semangat belajar mulai tumbuh dan ilmu baru akan membuka jalannya lebih terang.
  • 3. Tidak tahu kalau dirinya tahu.
    Ini adalah tahapan selanjutnya seseorang tidak cukup hanya mencari tahu tetapi harus ada yang memberi tahu mana tujuan yang sesungguhnya. Tahap inilah seseorang perlu memiliki seorang guru (Mursyid dalam konteks ruhani /spiritual)
  • 4. Tahu kalau dirinya tahu.
    Ini adalah tahap akhir untuk mengetahui cakrawala selanjutnya. Pada tahap ini akan ada pemahaman baru yang bisa membuka Ilmu Allah yang tidak ada habisnya. Terdapat jebakan jebakan juga yang membuat kita kembali ke tahap 1 jika kita tidak mampu mengendalikan diri. Tahap ini adalah bekal penyempurnaan agar bisa berjalan di cakrawala Ainul Yaqin. Monggo jika ada tanggapan dari para sahabat.. ????????

Apa itu Nur Muhammad?

 Bismillah mencoba menanggapi.. Penjelasan Nur Muhammad bermacam - macam, para sufi memiliki penjelasan yang berbeda karena memahami berdasarkan yang dialami. Untuk memahaminya adalah mengalaminya langsung. Dengan mengalaminya di dalam Penyembahannya. Seperti dawuh Ibnu Atta’illah Rohimahullah :
Sholat adalah tempat berdialog dan tempat penyucian. Di dalamnya lapangan pandang yg luas berisi rahasia-rahasia dan cahaya yang memahamkan di dalamnya. Untuk mengetahui kelemahan diri.
 Monggo jika ada para sahabat yang menanggapi ????????


Bismillah mencoba menanggapi, Dari pertanyaan Mas Dzikry,

Apakah memungkinkan jika manusia biasa seperti sy yang bukan siapa" ini mendapat perjalanan spiritual pribadi yang mungkin proses Dan pemahamannya akan berbeda Dari para Sufi?

Ini adalah pemahaman umum yang dulunya saya juga berfikir seperti itu. Padahal Allah sudah menjelaskan pada Al Kahfi (18) Ayat 110 yaitu : Katakanlah (rosul); “Sesungguhnya aku ini hanyalah manusia biasa seperti kalian, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Esa (Satu)”. Maka barangsiapa yang mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya, hendaklah ia beramal-sholih dan ia tidak syirik dalam menyembah kepada Tuhannya Yang Esa.” Sebenarnya manusia mempunyai modal yang sama pada awalnya sebagai Manusia Biasa, para nabi dan para sufi pun dulunya juga orang biasa. Tetapi beliau - beliau ini berharap untuk bisa "bertemu" Tuhannya dan selalu berusaha untuk tidak syirik dalam menyembah. Tentu jika didalam agama islam, Menyembah yang di maksudkan adalah Sholat. dan berusaha untuk tidak "syirik" didalam sholatnya. Apa yang dimaksud sholat yang syirik?. Yaitu hamba yang lalai didalam sholatnya (Al Ma'un 107:5). Seperti apa sholat yang lalai ?. InsyaAllah nanti kita sambung di pembahasan selanjutnya..


Bismillah mencoba menanggapi..
Apakah sholat itu menyembah Allah? Benar sekali, menurut saya menyembah itu dengan cara mengingat Allah di dalam sholat QS.20:14, diperkuat dengan sabda nabi yaitu “Amalan yang pertama dihisab adalah Sholat”.
Apakah Allah butuh disembah?. Tentunya tidak, karena Allah Al Qoyyum yaitu Maha Berdiri Sendiri. Kita lah yang butuh menyembah Allah untuk bisa ruju’ / kembali kepadaNya (Innalilahi Wa Innailaihi Roji’un), itulah yang di maksud Akhir Yang Baik (Khusnul Khotimah). Maka dari itu yang tidak bisa kembali, adalah yang dimurkai atau tersesat (tidak bisa ruju’) QS.01:07. Bismillah ?????????


Apakah Rasulullah Muhammad dan para Nabi dan Rasul sama kualitasnya dgn roh manusia pada umumnya ?

Ngapunten pak saya tidak bisa menjelaskan ini.. InsyaAllah nanti jenengan bisa memahami sendiri dari pengalaman pribadi. Untuk pengetahuan tentang ruh, gerbang awal disampaikan oleh guru mursyid. Untuk selanjutnya Allah sendiri yang memahamkan. Sesuai QS 17:85, pengetahuan kita tentang ruh hanya sedikit, maka Allah sendiri yang memahamkan kita. Setelah itu pemahaman itu harus dijaga kerahasiaannya, karena hanya berguna untuk diri kita sendiri bukan untuk orang lain. ????????


Sholat Tapi tidak sholat.

Bismillah ? Pernahkah dengar seseorang ke orang pintar atau minta tolong ke orang dengan bantuan Jin?. Pada umumnya itulah yang dianggap banyak orang sebagai syirik. Terlepas dari boleh tidaknya praktik itu, sebenarnya makna syirik di Al Qur’an sangat berbeda.
Di dalam Al Quran Makna syirik selalu berhubungan dengan penyembahan kpd Allah. Kita tahu bahwa yang di maksud penyembahan itu adalah laku Sholat. Apa yang dimaksud syirik didalam sholat?. Kita tahu bahwa selama ini tujuan sholat adalah untuk menyembah Allah. Sesuai QS.20:14 cara menyembah Allah adalah dengan mengingat Allah di dalam sholat. Jika kita mengingat selain Allah berarti kita menyembah siapa?. Sangat halus sekali pemahaman pada Ayat ini bagi orang yang selalu muhasabah. Syirik didalam sholat adalah menyembah selain Allah didalam sholat. Pada ayat ini kita juga mengetahui, bagaimana ciri ciri sholat yang diterima Allah. Mana mungkin Allah akan menolak sholat yang sesuai perintahnya?.
Jika ada pertanyaan, Apakah sholatmu diterima? Kebanyakan orang pasti jawabnya “Wallahu A’lam Bishowab.”. Seperti kita ujian Pelajaran saat di sekolah, kalau kita hanya ujian tetapi tidak tidak ada kisi kisinya pasti kita cenderung malas belajar. Sama seperti sholat, kalau hanya Allah yang tau, maka dia akan cenderung tidak memperbaikinya.
Mengutip hadist berikut ini : Ada dua orang umatku yang melakukan shalat, yang rukuk dan sujudnya sama, akan tetapi nilai shalat kedua orang itu jauhnya antara langit dan bumi. Apa maksud dari jauhnya seperti langit dan bumi?, yaitu karena posisi kesadarannya seperti langit dan bumi.
Monggo jika ada para sahabat yang mau menanggapi atau ada pertanyaan ????????


Assalamualaikum. Bismillah mencoba menjawab.
Apa itu Jati Diri Manusia
Menurut KBBI Jati Diri Adalah gambaran diri, Apa itu gambaran diri sesungguhnya dari Manusia. Sesuai QS. 51:49 bahwa semua makhluk diciptakan berpasangan. Termasuk individu manusia sendiri. Manusia juga diciptakan berpasangan secara syariat adalah Laki laki dan Perempuan, secara hakikat yaitu Ruh & Jasad. Jika Ruh saja maka bukan manusia, jika jasad saja maka hanya mayat. Jadi Jati diri Manusia yaitu makhluk sempurna dengan unsur Ruh dan Jasad yang diciptakan sesuai tugasnya yaitu QS. 51:56. Sekian.. monggo jika ada para sahabat yang menanggapi ????????


Assalamualaikum Para sahabat.. Menurut saya banyak sekali orang-orang yang tertarik kedalam tasawuf malah mencemari tasawuf itu sendiri. Dengan Keterbukaan Informasi seperti saat ini, banyak sekali informasi tentang pemahaman para sufi terdahulu yang membuat orang-orang salah fokus dan malah tertarik kepada hal hal seperti pemahaman penyatuan diri dengan Tuhan, terkabulnya secara langsung do'a do'a, kesaktian para sufi, quote atau kata2 yang anti mainstream & mindblowing dan banyak lainnya. Yang akhirnya malah menambah hijabnya dengan Allah. Banyak sekali orang hanya membaca tentang tulisan orang sufi, tiba tiba orang tersebut mengklaim bahwa dirinya sudah mencapai itu. Padahal ada indikator utama yang bisa menjadi ukuran kedekatan kita dengan Allah. ????????


Bismillah.. Mencoba menjawab..
Apa itu Khusyu'?
Khusyu' adalah kondisi qolbu yang mengingat Allah di dalam sholat sesuai QS.57:16. dari sini ada 2 unsur yang harus di cermati. 1. Qolbu 2. Mengingat Sesuai dawuh Imam Al Ghazali Bahwa "Qolbu" secara syariat adalah jantung, secara hakikat adalah piranti yang berhubungan dengan robbani atau keTuhanan. Lalu mengingat yang dimaksud adalah mengingat setelah menyaksikan. Menyaksikan itu lah harus dengan Qolbu sesuai QS. 7:179. Menyaksikan siapa? tentunya menyaksikan yang mau diingat.
Apakah Fokus dan Konsentrasi itu bagian dari khusyu'?
Fokus dan Konsentrasi itu adalah rangkaian untuk menuju Khusyu'. Saya pribadi suka mengistilahkan dengan kata Sadar . Pada awalnya untuk mencapai khusyu', seseorang harus sadar bahwa pada saat itu dia sedang sholat dan tidak terlena dengan bisikan syetan seperti QS.59:19. Boleh juga pada awalnya untuk melatih kesadaran didalam sholat adalah dengan fokus kepada baca'an dan artinya. Sesuai yang saya alami, jika kita tidak pernah melatih kesadaran didalam sholat, saya pastikan bahwa sadar sepanjang sholat adalah perihal yang sangat SULIT. Karena syetan tidak akan tinggal diam, maka saya juga menganggap Perang yang paling berat itu memerangi syetan didalam sholat. Setelah kita sudah mulai terbiasa melatih kesadaran di dalam sholat, maka step selanjutnya sesuai yang di dawuhkan Imam al Ghazali di kitabnya Ihya ullumuddin yaitu Hudhurul Qolb atau artinya menghadirkan Qolbu.
Semoga bisa menjadi perenungan. Mohon di cermati bahwa text arabnya adalah Qolbu, tetapi sering di artikan hati oleh penerjemah indo, padahal memiliki makna berbeda. Monggo jika para sahabat mau menanggapi.


Bismillah mencoba menjawab.
Apa bedanya Tasawuf dengan Makrifat?.
1. Tasawuf berasal dari kata Arab "??f" (????), yang berarti "wol". Makna dasar dari tasawuf mengacu pada praktik-praktik kesufian dalam Islam, yang menekankan pada aspek Ruhani. Kata "??f" ini dipilih karena para sufi awal sering mengenakan pakaian dari wol kasar sebagai tanda kesederhanaan dan kerendahan hati, berlawanan dengan pakaian mewah yang dikenakan oleh kalangan kaya pada masa itu. Menurut saya, tasawuf merujuk pada jalan ruhani yang bertujuan untuk mencapai kedekatan dengan Allah melalui pembersihan diri didalam penyembahan, disiplin diri, dan latihan-latihan memperbaiki penyembahan.

2. Kata "ma'rifat" berasal dari bahasa Arab, yaitu dari akar kata "??????" (?arafa), yang berarti "mengetahui" atau "mengenal". Secara etimologis, "ma'rifat" adalah bentuk masdar (kata benda abstrak) dari kata kerja "?arafa". Jadi, "ma'rifat" secara harfiah berarti "pengetahuan" atau "pengenalan". Dalam konteks tasawuf, "ma'rifat" merujuk pada pengetahuan atau pengenalan yang lebih dalam tentang Allah. Dengan kita memperbaiki penyembahan kpd Allah maka kita menjadi lebih akrab lagi dengan Nya. dengan beberapa tahapan Makrifatullah yang saya tau yaitu :

  1. Abdillah = Hamba Allah.
  2. Waliyullah = Teman Allah.
  3. Habibullah = Kekasih Allah.

Tahapan tersebut adalah untuk mencapai ruju' kepada Allah (Innalilahi Wa Inna Ilaihi Roji'un) sebagai Akhir yang Baik/Indah (Khusnul Khotimah).

Perbedaan antara Tasawuf dan Makrifat adalah seperti nutrisi dan buah. Tasawuf adalah Nutrisi pohon, Makrifat adalah Buahnya.
Monggo para sahabat bila mau menanggapi. ????????


Bismillah..
Apakah syariat, thoriqoh, hakikat dan makrifat harus bersamaan (seimbang)?
Yang saya pahami, 4 Anak panah tersebut berjalan saling mendukung. 1. Jika kita hanya belajar syariat saja, maka yang kita dapat hanya berupa perumpamaan yang akhirnya dianggap sebuah dongeng saja tanpa bisa mengambil pelajaran, sedangkan sesuai QS.17:89 kita harus memahami lebih lanjut perihal perumpamaan yang diceritakan di Allah. 2. Jika kita hanya belajar syariat dan thoriqoh maka kita tidak akan menemukan tujuan yang sebenarnya, biasanya tujuannya hanya berupa doktrinal seperti takut neraka, ingin surga, ingin bidadari dll. 3. Maka dari itu kita harus mengetahui hakikat / kebenaran mengapa syariat itu dibuat. 4. Untuk mencapai Makrifatullah yang berjenjang terus menerus sampai akhir hayat.
Maka dari itu untuk mengetahui hakikat dari syariat, pada awalnya harus mengalami Muksayafah. Mukasyafah adalah penyingkapan hijab antara diri dengan Allah dengan bantuan seorang Guru Mursyid.
Bagaimana urutannya syariat dulu kah apakah ma'rifat dulu?
Urutan yang paling pas menurut saya adalah Mukasyafah dulu, barulah mulai untuk menyempurnakan 4 anak panah tersebut secara terus menerus dan beriringan. Sekian ????????



Nggih benar sekali bu Fifi. Sebenarnya penjelasan makrifat itu bukan untuk diumbar-umbar tapi untuk pemahaman diri sendiri dalam memperbaiki penyembahan.
Pemahaman perihal makrifat adalah pemahaman yang harus dialami sendiri dan bermanfaat utk diri sendiri, bukan di buat untuk gaya gayaan atau biar diri sendiri terlihat berilmu. Jika jenengan belum paham terhadap itu maka itu wajar karena jenengan belum mengalami. Tapi jaman sekarang banyak yang merasa makrifat padahal orang itu hanya suka baca buku soal makrifat dan dirinya belum mengalami.
Ngapunten Mungkin itu yg bisa sy sampaikan????????


Bismillah.. mencoba menjawab.

Apa itu Mati Sebelum Mati?

Sebelumnya sy mencoba mencari sumber dari pernyataan tersebut, katanya sebuah hadist, tetapsy belum menemukan sumbernya. Tpi pernyataan ini sangat terkenal di kalangan pegiat tasawuf. Menurut yg saya tahu ada beberapa macam kematian :

  1. Mati Suri
  2. Mati Jasadi
  3. Mati Maknawi

Maka sy menyimpulkan bahwa Mati sebelum mati adalah kematian maknawi. Secara makna, dia seperti mayat, tidak melihat, tidak mendengar, tidak bernafas, tidak bicara tetapi jasadnya masih hidup. Itulah hakikat dari Amal Sholeh atau yang di sebut Mukasyafah, tersingkapnya qolbu untuk memandang wajahNya sesuai QS.18:110.

Monggo jika ada tanggapan ????????


Bismillah mencoba menjawab..

Apa itu Awwaludin Makrifatullah?

Awwaludin Makrifatullah itu artinya "awal dari agama adalah mengenal Allah". Maksudnya, sebelum seseorang bisa islam, dahulukan untuk mengalami gerbang pengenalan dahulu, yaitu Mukasyafah. Untuk bisa berlanjut mengenal Nya. Pernyataan awalludin Makrifatullah sangat terkenal dikalangan tasawuf, tetapi sumber dari pernyataan ini belum sy temukan, mungkin ini adalah pernyataan sufi sufi terdahulu.

Beberapa cara mengenal Allah yaitu

  1. Mengenal nama Allah : Yaitu dengan mengetahui asma’ul Husna di Al-Qur’an. 
  2. Mengenal sifat Allah : Sesuai yang di sepakati para ulama ada 20 sifat Allah. 
  3. Mengenal ciptaan Allah : Seraya mata lahir dibuka disitulah ciptaan Allah menyebar di seluruh alam. 
  4. Mengenal Wajah Allah QS.92:20 : Mengenal Wajah Allah harus diawali dengan membuka Qolbu sesuai QS. 49:14 barulah iman itu masuk. 

Bismillah...

*Idul Adha dan Hakikat Penyembelihan dalam Konteks Tasawuf*

Idul Adha adalah salah satu hari raya terbesar dalam Islam, yang dikenal juga sebagai Hari Raya Kurban. Secara syariat, Idul Adha diperingati dengan penyembelihan hewan kurban yang melambangkan peristiwa ketika Nabi Ibrahim (AS) diuji oleh Allah dengan perintah untuk menyembelih putranya. Namun, dalam hakikat yang lebih mendalam, penyembelihan ini memiliki makna ruhani yang sangat penting, terutama dalam perjalanan seorang mukmin menuju makrifatullah (pengenalan yang mendalam tentang Allah).

*Kisah Nabi Ibrahim dan Anaknya*

Dalam Al-Quran, QS. Ash-Shaffat 37 : 102 kita melihat sebuah dialog yang menggambarkan kepasrahan dan keikhlasan baik dari Nabi Ibrahim (AS) maupun putranya. Terlepas dari perdebatan mengenai siapa yang disembelih—Nabi Ismail (AS) atau Nabi Ishaq (AS)—makna esensialnya tetap sama.

*Hakikat Penyembelihan: Mukasyafah dan Makrifatullah*

Hakikat penyembelihan dalam konteks ini adalah prosesi dimana seorang guru (mursyid) membimbing muridnya dalam membuka hijab yang menghalangi mereka dari memandang wajah Allah. Nabi Ibrahim (AS), sebagai seorang mursyid, membimbing putranya melalui ujian yang sangat berat untuk menuju makrifatullah. Penyembelihan ini adalah simbol dari pemisahan wilayah akhirat dan dunia pada diri seorang mukmin.

*Mukasyafah*

Mukasyafah adalah kondisi dimana seorang hamba mendapatkan pencerahan atau terbukanya hijab sehingga bisa melihat wajah Allah yang tersembunyi. Dalam proses ini, seorang mursyid membimbing muridnya untuk mencapai kesadaran dan ilmu yang mendalam tentang Allah. Peristiwa penyembelihan ini menjadi simbol dari perjalanan tersebut, dimana keikhlasan dan kepasrahan total kepada Allah menjadi kunci utama.

*Makrifatullah*

Makrifatullah adalah pengenalan dan pemahaman yang mendalam tentang Allah. Ini adalah tujuan akhir dari perjalanan ruhani seorang mukmin. Penyembelihan dalam kisah Nabi Ibrahim (AS) menjadi gerbang awal menuju makrifatullah, dimana seorang mukmin belajar untuk mengorbankan segala sesuatu yang menghalangi mereka dari Allah.

*Pelajaran dari Kisah Nabi Ibrahim dan Putranya*

Kisah Nabi Ibrahim (AS) dan putranya mengajarkan kita tentang keikhlasan, kepasrahan, dan pengorbanan. Sebagai umat Muslim, kita diingatkan untuk meneladani sikap Nabi Ibrahim (AS) dan putranya dalam menjalani perintah Allah dengan penuh keikhlasan dan kepasrahan.

Idul Adha mengingatkan kita bahwa pengorbanan dalam bentuk apapun, baik jasadi maupun ruhani, adalah bagian penting dari perjalanan menuju makrifatullah. Semoga kita termasuk hamba Allah yang mampu meneladani Nabi Ibrahim (AS) dan putranya dalam mencapai kedekatan yang hakiki dengan Allah.

Aamiin...


Sebelum membahas tema dari polling diatas.
Ada pertanyaan dari sahabat baru yg sudah japri ke kami.
*Salam, "saya tidak bisa melihat dengan hati maka syahadat saya masih di ranah syariat, belum ke ranah hakikat nya syahadat"....ini maksudnya hati itu melihat langsung seperti mata lahir, atau melihatnya hanya cukup menyadarinya?.*

Bismillah.

*Penjelasan Mengenai Makna "Qolb" (???) dalam Al-Qur'an*
Dalam Al-Qur'an, istilah "Qolb" (???) sering diterjemahkan sebagai "hati" dalam bahasa Indonesia. Namun, pemahaman ini sering kali tidak menyampaikan sepenuhnya makna yang dimaksud oleh Al-Qur'an.

*Dua Jenis Penglihatan dalam Al-Qur'an*
Al-Qur'an mengajarkan bahwa manusia memiliki dua jenis penglihatan:

*Mata Lahiriah* (Penglihatan Fisik): Ini adalah mata yang digunakan untuk melihat dunia fisik dan fenomena alamiah. Penglihatan ini terbatas pada apa yang bisa dicapai oleh indera manusia.
*Mata Batin* (Penglihatan Qolbu): Penglihatan ini adalah dampak dari Qolbu yang sudah dibuka, sehingga Allah akan menjangkau penglihatan qolbu kita sehingga kita bisa melihat wajah Nya. Ini disebut dalam QS 22:46:

_"Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai Qolbu yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata lahir itu yang buta, tetapi yang buta, ialah qolbu yang di dalam rongga."_

*Cara Melihat dengan Mata Lahiriah vs. Mata Qolbu*
Cara melihat dengan mata lahiriah dan mata qolbu tentu berbeda karena alat dan objek penglihatannya juga berbeda:

*Mata Lahiriah:*
Alat: Mata fisik.
Objek: Dunia materi dan segala fenomena yang tampak.
Cara: Membuka mata lalu mata menangkap cahaya fisik, refleksi, dan interpretasi visual.

*Mata Qolbu:*
Alat: Qolbu.
Objek: Sisi Akhirat.
Cara: Membuka mata Qolbu / Mukasyafah dengan bantuan Guru Mursyid.

*Perbedaan Orang Kafir dan Orang Beriman dalam Penglihatan Qolbu*
Dalam QS 11:24, Allah menggambarkan perbedaan antara orang kafir dan orang beriman:

_"Perumpamaan kedua golongan (Kafir & Mukmin) itu adalah seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat melihat dan mendengar. Adakah kedua golongan itu sama keadaan dan sifatnya? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran (dari perumpamaan itu)?"_

Semoga kita tidak termasuk dalam QS.30:7 yaitu Mereka (hanya) mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia ini, dan terhadap (kehidupan) akhirat mereka lalai. Dengan menjadikan qolbu kita terbuka, maka kita tidak hanya paham perihal dunia, perihal akhirat pun kita memahami karena mengalami.

_Kami mohon untuk pemahaman ini ditujukan kepada diri kita sendiri dalam rangka muhasabah, bukan kepada orang lain yang berujung mengkafir-kafirkan._


*Bagaimana Memperbaiki Kesadaran sholat yang hilang setelah takbir pertama dilakukan?*

_Bismillah._
Sudah *bertahun-tahun* seseorang itu melakukan sholat. tetapi *sedikit sekali* orang yang sadar bahwa sholatnya itu banyak kekurangan. Karena mulai dari awal, sholatnya hanya dalam rangka *dipaksa* atau *di suruh orang tua*. Sehingga didalam pikirannya, sholat tidak menjadi hal yang penting untuk di perbaiki, karena dia merasa _"Yang Penting Sholat"_ hanya menggugurkan *kewajiban* saja.

Bagi seseorang yang mulai memahami penting nya sholat, maka orang tersebut akan menerapkan sesuai hadist Nabi yaitu :
_“Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang beruntung. Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang merugi. Siapa saja yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat (celaka).”_(HR Al-Hakim).

*Kesadaran* adalah langkah awal didalam sholat, salah satu bagian dari *Menghadirkan Qolbu *(Hudhurul Qolb). Jika Orang tersebut *tidak sadar* maka orang itu termasuk *orang yang lalai* sesuai QS. 107:5.

Kita sulit sekali *mengendalikan* kesadaran kita di dalam sholat karena *sudah bertahun tahun* kita *membiarkan* pikiran kita lalai saat sholat. Maka dari itu kita harus *berperang* dengan diri sendiri. karena *Jihad* (Perjuangan) terbesar yaitu berjuang *melawan* diri sendiri, khususnya *di dalam sholat.*

Seseorang akan mengalami *salah satu* bahkan *semua* dampak dari lalainya diri di dalam sholat, Berikut ini beberapa dampaknya :
1. *Lupa* Roka'at sholat. Yang menjadikan kita sering lupa terhadap banyak hal.
2. Pemahaman tentang Allah yang tidak bertambah dalam waktu yang lama, bahkan beberapa *merasa* pemahamannya sudah banyak padahal tidak.
3. *Jauh* dengan Allah *meskipun tidak bolong* sholatnya, apalagi yang tidak sholat.
4. Berkurangnya *kualitas derajat diri* di dunia apalagi di akhirat.
5. *Meningkatnya* permasalahan dunia.
6. dan seterusnya.

Maka dari itu *penting sekali* kita untuk *menuju* dalam perbaikan sholat. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk *melatih* kesadaran didalam sholat :
1. Mulai *belajar memahami* makna dan arti Bacaan Sholat, makna rukun sholat, makna syarat syah sholat, makna gerakan sholat, makna waktu sholat dan makna jumlah roka'at sholat.
2. Mulai *menerapkan pemahaman* pada poin 1 didalam sholat. contoh penerapan yaitu _pada saat kita takbir, maka sesuai maknanya, kita harus mengagungkan Allah pada saat takbir itu dilakukan._
3. Mulai *berlatih* untuk memperbaiki sholat secara *bertahap*. Pada awalnya kita berusaha sadar di takbir berdiri dulu, lalu berusaha sadar pada takbir ruku', lalu berusaha sadar di i'tidal, dan seterusnya.
4. Mulai *menghisab* peningkatan dan penurunan sholatnya.

Sesungguhnya memperbaiki sholat itu perlu perjuangan yang berat sesuai ayat Allah berikut ini :
_Dan mohonlah pertolongan (untuk menyembah) dengan sabar dan sholat. Dan sesungguhnya (menyembah itu) benar-benar berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk,_ QS 02:45.

Maka dari itu sebagai hamba Allah, kita harus saling menyemangati dalam memperbaiki. Semoga tulisan bisa jadi bahan renungan dan perbaikan.

*Jika ada pertanyaan atau tanggapan silahkan chat langsung ke kami .*


Merasa Jauh Dengan Allah

Bismillah
Sholat adalah salah satu pilar utama dalam Islam yang menunjukkan pentingnya hubungan manusia dengan Allah SWT. Peristiwa Isra’ Mi’raj menggarisbawahi betapa pentingnya sholat dalam kehidupan seorang Muslim.

Awalnya, Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk menjalankan sholat sebanyak 50 kali sehari, menunjukkan kebutuhan akan hubungan yang intens dan terus menerus dengan Allah.

Namun, karena kesulitan yang akan dihadapi umat manusia, Nabi Muhammad SAW memohon kepada Allah untuk meringankan beban ini, hingga akhirnya menjadi 5 kali sehari. Dalam konteks ini, sholat bukan hanya ritual harian, tetapi juga ukuran kualitas hubungan kita dengan Allah.

QS. Al Maun ayat 5 mengingatkan kita akan celaka bagi orang yang sholat namun lalai. Oleh karena itu, menjaga kesadaran dan kesungguhan dalam sholat menjadi sangat penting.

Untuk meningkatkan kualitas sholat, kita perlu mengukur (Menghisab) dan memperbaiki setiap rukun dalam sholat kita. Hal ini dimulai dari memastikan kita tidak lalai dalam takbir, membaca Al-Fatihah, ruku', sujud, dan rukun-rukun sholat lainnya.

Memahami makna bacaan dalam sholat adalah langkah awal yang penting. Setelah itu seseorang yang sudah mukasyafah bisa fokus untuk bisa memandang WajahNya di dalam sholat.

Pada tahap ini, sholat menjadi pengalaman yang mendalam, di mana makna bacaan diarahkan sebagai pujian langsung kepada Allah. Sholat, dalam esensinya, adalah cara kita mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah, di mana setiap elemen dan kesadaran dalam sholat adalah refleksi dari hubungan kita dengan-Nya.

Baca Artikel Lainnya :

  1. Jebakan Pemahaman setelah Mukasyafah
  2. Cacaodates Coklat Kurma Lumajang
  3. Tanah
  4. Notulen Group
  5. Pentingnya Paparan Cahaya Matahari