- Penangkapan Lima Tersangka Kasus Ganja oleh Satresnarkoba di Lumajang
- Proyek Pembangunan Pasar Agropolitan di Gerbang Wisata Senduro Lumajang Hampir Rampung
- Pelantikan Resmi Indah-Yudha, Janji Mewujudkan Pemerintahan Lumajang Tanpa Korupsi
- Pengaktifan Kembali KUD di Lumajang untuk Memperkuat Perekonomian Desa
- Persiapan Mencetak Generasi Emas oleh Lembaga Parenting di Lumajang
- Aliansi BEM se-Lumajang Protes Program Efisiensi yang Dinilai Tidak Memenuhi Kebutuhan Dasar di DPRD
- Begal Mengintai di Klakah Lumajang Saat Hujan Turun
- Cek Kesehatan Gratis Dimulai di Lumajang, Simak Keuntungannya
- Dukungan Terhadap Penerapan P3K Paruh Waktu di Pemkab Lumajang dari Komisi A DPRD
- Wisuda Akbar Seribu Santri Madin Digelar di Pendopo Arya Wiraraja oleh FKDT Lumajang
bagaimana cara storytelling yang professional
1.Buatlah sebuah outline cerita/sebuah garis besar untuk memulai menulis: Tentukan karakter, setiap karakter harus memiliki tujuan atau alasan tersendiri, buat latar belakang, alur cerita (intro, conflict, climax, resolution) dan detail minor seperlunya untuk mendorong narasi.
2.Gunakan alat visual untuk menguatkan cerita: Kartu-kartu cerita, diagram, grafik, foto atau video yang dapat digunakan untuk membantu menjelaskan situasi.
3.Fokuskan pada tujuan Anda sendiri: Sebagai seorang professional, Anda harus jelas mengetahui tujuan dari cerita Anda. Tetapkan audience dan tujuan utamanya agar Anda bisa tetap mengikuti focus.
4.Gunakan timeframe yang nyaman untuk cerita Anda: Jangan lupakan untuk memasukkan timeline ke dalam cerita Anda. Ini bisa sangat membantu untuk menjalankan cerita Anda dengan lancar. Juga membantu pendengar untuk melihat rangkaian acara yang terbentuk dari jalannya cerita.
5.Hindari detil-detil yang tidak penting dan informasi yang berlebihan: Lepaskan diri dari berlebihan informasi detil. Fokus pada tujuan inti cerita Anda. Berikan detail yang diperlukan agar pendengar bisa tetap berada dalam story Anda.
6.Jaga satu suara konsisten: Beri suara memuaskan, yang sama, dan jelas untuk membuat konten yang dapat bertahan. Terlalu banyak suara tumpang tindih atau opinion yang berbeda akan membuat cerita menjadi kacau.
7.Akan lebih menarik jika Anda membuat pembicara di cerita Anda: Jika Anda menceritakan kisah yang orisinil di cerita Anda, pembicara bisa membuatnya lebih hidup. Memilih pembicara dengan baik akan membuat cerita Anda lebih memikat dan dapat lebih mudah diekspresikan tujuan Anda.
8.Revisi: Akhiri cerita Anda dengan revisi. Tinjau cerita Anda untuk koreksi kembali kesalahan dan untuk memastikan bahwa story Anda lancar dan dapat dimengerti dengan baik.
Baca Artikel Lainnya :
- Maksud saya warna semir ?
- Halo
- halo
- Assalamualaikum.. Mohon Ijin Mas Rian.. Saya Abdi dari JATIM.. saya memiliki project pribadi yaitu aplikasi AI (Artificial Intelligence) untuk pencarian hadist dan quran sesuai konteks yang di ajukan. barangkali para sahabat disini berkenan dan luang dap
- Tes