- Penangkapan Lima Tersangka Kasus Ganja oleh Satresnarkoba di Lumajang
- Proyek Pembangunan Pasar Agropolitan di Gerbang Wisata Senduro Lumajang Hampir Rampung
- Pelantikan Resmi Indah-Yudha, Janji Mewujudkan Pemerintahan Lumajang Tanpa Korupsi
- Pengaktifan Kembali KUD di Lumajang untuk Memperkuat Perekonomian Desa
- Persiapan Mencetak Generasi Emas oleh Lembaga Parenting di Lumajang
- Aliansi BEM se-Lumajang Protes Program Efisiensi yang Dinilai Tidak Memenuhi Kebutuhan Dasar di DPRD
- Begal Mengintai di Klakah Lumajang Saat Hujan Turun
- Cek Kesehatan Gratis Dimulai di Lumajang, Simak Keuntungannya
- Dukungan Terhadap Penerapan P3K Paruh Waktu di Pemkab Lumajang dari Komisi A DPRD
- Wisuda Akbar Seribu Santri Madin Digelar di Pendopo Arya Wiraraja oleh FKDT Lumajang
DPRD Lumajang Berikan Perhatian Serius Atasi Masalah Stunting

Keterangan Gambar : DPRD Lumajang Berika
Lumajang - Wakil Ketua DPRD Lumajang H. Akhmat ST melakukan talk show dengan mitra kerja Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana di Radio Gloria FM. Talk show membahas tentang upaya pemerintah dalam menurunkan angka stunting dan meningkatkan kesehatan warga Lumajang.
Menurut politisi PPP itu, urusan program dan teori memang sudah bagus dalam upaya menurunkan angka stunting. Namun, pada wilayah prakteknya, ternyata masih banyak warga Lumajang yang enggan menimbangkan putra-putrinya ke Posyandu. Sehingga, banyak anak-anak yang kurang gizi luput dari pengawasan dan menjadikan Indek Pembangunan Manusia (IPM) Lumajang menjadi rendah.
“Banyak warga Lumajang khususnya wilayah utara yang enggan untuk menimbagkan putra-purinya, ini menjadi salah satu penyebab stunting tetap tinggi,” paparnya.
Kendala kedua adalah masih tingginya angka pernikahan dini di Kabupaten Lumajang. Saat ini, meski aturannya sudah ada tentang nikah dini, ternyata masih bisa dengan melakukan sidang dispensasi, sehingga meski minimal 19 tahun, tapi tetap saja banyak dibawah usia 19 tahun yang menikah karena sudah dapat dispensasi nikah melalui putusan Pengadilan Agama.
Sementara itu, Drg. Rina Dwi Astuti, M. Kes menyatakan stunting banyak penyebabnya, seperti pola asuh yang salah, kemiskinan dan bayi yang lahir dari ibu yang rentan. Seorang bayi yang lahir dari keluarga mampu juga bisa mengalami stunting jika pola asuhnya salah. “Kita berharap ibu-ibu yang punya bayi dan balita rutin memeriksakan buah hatinya ke posyandu untuk bisa ditimbang,” pungkasnya.(Yd/red)
Artikel ini merupakan hasil ringkasan otomatis yang dihasilkan menggunakan teknologi AI. Kami tidak dapat menjamin keakuratan atau kelengkapan informasi yang disajikan. Kami menyarankan pembaca untuk memverifikasi konten ini dengan sumber yang lebih terpercaya. Kami juga tidak bermaksud jika ada kesamaan nama, tokoh atau instansi yang disebutkan dalam artikel ini. Artikel ini disediakan sebagai sarana belajar dengan tujuan untuk membantu pembaca dalam menganalisis informasi yang solutif.
Baca Artikel Lainnya :
- Pelantikan Resmi Indah-Yudha, Janji Mewujudkan Pemerintahan Lumajang Tanpa Korupsi
- Wisuda Akbar Seribu Santri Madin Digelar di Pendopo Arya Wiraraja oleh FKDT Lumajang
- Pengaktifan Kembali KUD di Lumajang untuk Memperkuat Perekonomian Desa
- Penguatan Jaringan KKN di Malaysia oleh STKIP PGRI Lumajang
- Dukungan Terhadap Penerapan P3K Paruh Waktu di Pemkab Lumajang dari Komisi A DPRD