- Penangkapan Lima Tersangka Kasus Ganja oleh Satresnarkoba di Lumajang
- Proyek Pembangunan Pasar Agropolitan di Gerbang Wisata Senduro Lumajang Hampir Rampung
- Pelantikan Resmi Indah-Yudha, Janji Mewujudkan Pemerintahan Lumajang Tanpa Korupsi
- Pengaktifan Kembali KUD di Lumajang untuk Memperkuat Perekonomian Desa
- Persiapan Mencetak Generasi Emas oleh Lembaga Parenting di Lumajang
- Aliansi BEM se-Lumajang Protes Program Efisiensi yang Dinilai Tidak Memenuhi Kebutuhan Dasar di DPRD
- Begal Mengintai di Klakah Lumajang Saat Hujan Turun
- Cek Kesehatan Gratis Dimulai di Lumajang, Simak Keuntungannya
- Dukungan Terhadap Penerapan P3K Paruh Waktu di Pemkab Lumajang dari Komisi A DPRD
- Wisuda Akbar Seribu Santri Madin Digelar di Pendopo Arya Wiraraja oleh FKDT Lumajang
Eruspi Semeru Berdampak pada Gentengan Ploso Padang Lumajang

Keterangan Gambar : Eruspi Semeru Berdam
Padang - Pengerajin genteng di dusun Ploso, Desa Tanggung, Kecamatan Padang Lumajang mengalami penurunan pembeli oleh konsumen. Apalagi semenjak kembali laharnya gunung semeru.
Mukarto (70), pemilik usaha cetak genteng di daerah Tanggung kecamatan Padang Lumajang, menjelaskan konsumen yang biasa menjadi pelanggan utama, berasal dari daerah Malang, Pasirian dan Pasuruan. "Disebabkan jalur jembatan perak yang tidak bisa dilewati semenjak laharnya gunung semeru. Untuk daerah Malang, tidak bisa lagi menjadi konsumen untuk saat ini.” Ujar pria paruh baya pemilik usaha cetak genteng, pada Jumat (13/1/23) siang.
Meskipun berkurangnya konsumen, tidak membuat seluruh karyawan pesimis dalam melakukan pekerjaannya. Mulai Jam 07.00 WIB para karyawan sudah menempati bagian-bagian yang akan dikerjakan, dengan target sebanyak-banyaknya. "Tetap bekerja dan insyallah pembeli datang," jelasnya.
Pengerajin Geteng di Tanggung mengaku mengalami penurunan pembeli sejak Pandemi. Namun, adanya erupsi Semeru untuk pembeli dari Malang sudah tidak ada lagi, karena jalurnya tertutup.
Sugiono (45), salah satu karyawan pengrajin genteng pada bagian penjemuran, di dusun Ploso, desa Tanggung, mennjelaskan terkait konsep cetak genteng. Mulai dari proses menggali tanah liat, mencetak menggunakan alat digital dan tradisional, penjemuran, hingga proses pembakaran genteng.
“Jumlah minim pembakaran genteng 24 jam. Dan untuk proses penjemuran, jika musimnya cerah seperti saat ini, biasanya cukup setengah hari saja.” Ujar Sugiono. (*/Rin/Har)
- berita ini ditulis dari Forum Mahasiswa Menulis Lumajang (FMML)
Artikel ini merupakan hasil ringkasan otomatis yang dihasilkan menggunakan teknologi AI. Kami tidak dapat menjamin keakuratan atau kelengkapan informasi yang disajikan. Kami menyarankan pembaca untuk memverifikasi konten ini dengan sumber yang lebih terpercaya. Kami juga tidak bermaksud jika ada kesamaan nama, tokoh atau instansi yang disebutkan dalam artikel ini. Artikel ini disediakan sebagai sarana belajar dengan tujuan untuk membantu pembaca dalam menganalisis informasi yang solutif.
Baca Artikel Lainnya :
- Ketersediaan Gas LPG 3Kg di Lumajang Diterapkan dengan Kebijakan Terbaru
- Evaluasi Dilakukan Terhadap 718 Tenaga Pengajar Honorer di Lumajang
- Penangkapan Lima Tersangka Kasus Ganja oleh Satresnarkoba di Lumajang
- Cek Kesehatan Gratis Dimulai di Lumajang, Simak Keuntungannya
- Pelantikan Resmi Indah-Yudha, Janji Mewujudkan Pemerintahan Lumajang Tanpa Korupsi