Cara menanam Alpukat dengan metode Organik

Alpukat

Berikut ini adalah langkah - langkah yang harus di perhatikan dalam menanam Alpukat menggunakan metode Organik :

Lokasi Tanam

Lokasi untuk tanaman alpukat terbaik adalah di tempat yang mempunyai kondisi cuaca panas yang diikuti cuaca yang lebih dingin pada malam hari. Idealnya, sinar matahari harus memberikan pencahayaan setidaknya 8 jam per hari tapi jauh dari angin atau udara yang terlalu kering dan panas. Alpukat tidak perlu berada di tempat yang beragam, tetapi sulit tumbuh jika anda tinggal di negara kutub karena hama dan cuaca yang tidak ekstrem.

Lebah merupakan musuh utama bagi tanaman alpukat, karena mereka bisa menyerang temperatur di bawah 21°Cen (70°Fah). Oleh karena itu, alpukat harus berada di lokasi yang terlindungi dari angin dan udara dingin. Tanah di sekitar tanaman harus dicuci secara teratur, dan benih alpukat harus disemai di tempat yang dipenuhi sinar matahari. Alpukat juga disukai dengan udara yang banyak mengalir sehingga harus ditanam di lokasi yang cerah dan terbuka. Tanamannya harus berada di tempat yang terkenal dengan temperatur yang relatif konstan sepanjang tahun dan tidak terkena badai salju. Kondisi idealnya adalah tanaman alpukat berada di luar ruangan di daerah di mana cuaca secara konstan berada antara 20° - 24°Cen (68° - 75°Fah). Alpukat juga menyukai tanah yang lembab dengan sedikit bijih mineral dan mungkin tumbuh lebih baik akan bantuan pupuk.


Persiapan Tanam

Persiapan tanah untuk tanaman alpukat cukup rumit dan membutuhkan waktu yang lama. Untuk memulai, tanah yang akan digunakan harus memenuhi kondisi ideal untuk tanaman alpukat, termasuk naungan, pH, dan nilai kemiringan lahan. Jika lahan bebas dari gangguan, Anda dapat memulai dengan menyiapkan tanah dengan cara berikut.

1. Menggarap Tanah: Langkah pertama dalam persiapan tanah adalah menggarap tanah. Proses ini mungkin memerlukan waktu yang lama tergantung pada kondisi tanah dan jumlah kotoran atau gulma di lahan. Anda dapat menggunakan tanah aerator atau alat garapan lainnya untuk membantu mempersiapkan tanah.

2. Melembar Tanah: Jika Anda akan menanam di tanah liat atau agak subur, proses lembar tanah akan cukup bermanfaat. Proses ini dilakukan untuk membuka lapisan tanah dan memudahkan sirkulasi udara, air, dan akar tanaman. Anda juga dapat memulai proses membaurkan pupuk di tanah dengan melayanginya.

3. Beri Pupuk: Tanaman alpukat membutuhkan banyak nutrisi untuk tumbuh dan berbuah. Oleh karena itu, berikan pupuk atau kompos pada tanah sebelum tanam. Ini akan membantu tanaman Tumbuh dengan subur dan berbuah lebih baik.

4. Pasang Pola Penanaman: Setelah tanah siap dipanen, tiba saatnya untuk menonjolkan pola penanaman untuk tanaman alpukat. Tanaman ini membutuhkan pola yang presisi, yang bekerja baik dalam bentuk array atau pola rapat. Setiap pola memiliki jarak yang berbeda, jadi pastikan untuk memasang dengan benar untuk menghindari penyakit tanaman atau kejadian lain yang tidak diinginkan.


Pemilihan Bibit

Bibit tanaman alpukat yang sesuai untuk tanam diwilayah tertentu harus dipilih secara organik. Terutama jika Anda ingin menanamnya dalam jangka panjang. Secara umum, yang terbaik adalah membeli bibit asli dari toko khusus tanaman atau di pasar tempat atau pasar tradisional sehingga Anda dapat memastikan bahwa bibit yang Anda beli adalah asli dan sesuai dengan jenis tanaman alpukat yang ingin Anda tanam.

Selain itu, pastikan Anda membeli bibit alpukat dengan ukuran yang cocok untuk tanam. Bibit harus sehat dan memiliki batang pendek dan kuat, serta daun yang lembut, hijau, dan sehat. Pastikan juga bahwa bibit tidak memiliki luka atau infeksi serangga. Jika Anda membeli bibit tanaman alpukat melalui toko online, pastikan untuk membaca ulasan dari toko tersebut dan memastikan bahwa bibit yang Anda beli dapat ditanam dengan aman di wilayah Anda.


Penanaman Bibit

Penanaman bibit alpukat merupakan proses yang tidak sulit. Sebelum melakukan proses penanaman, pastikan Anda memilih bibit alpukat yang benar-benar sehat dan telah dipastikan memiliki kesiapan untuk ditanam.

Langkah pertama adalah dengan memilih lokasi yang tepat untuk menanam. Pastikan bahwa lokasi yang dipilih dapat mencukupi persyaratan tanaman alpukat, seperti ketersediaan sinar matahari, ketinggian, kelembaban, dan drainase yang cukup.

Kemudian, siapkan media tanam yang sesuai dengan bibit tersebut. Media tanam yang disarankan untuk tanaman alpukat adalah bahan organik berair, seperti debu sawit, pasir halus, serbuk gergaji, dan pasir laut. Pastikan Anda mencampurkan tanah dengan benar, agar bibit dapat tumbuh dengan baik.

Selanjutnya, buat lubang tanam di lokasi yang dipilih. Usahakan lubang tanam tidak terlalu dangkal atau terlalu dalam. Bibit alpukat tidak disarankan ditanam terlalu dalam, agar sistem perakarannya dapat mencerna nutrisi tanah dengan baik.

Sebelum menanam bibit, campuran tanah yang telah tersedia sebaiknya dipre-wet, agar bibit bisa tumbuh dengan baik.

Langkah terakhir adalah menanam bibit alpukat Anda dengan sangat hati-hati. Pastikan bahwa mata tunas bibit teradap sinar matahari juga menghadap ke atas.

Usahakan Selalu membuat genangan air selama satu minggu setelah menanam bibit. Metode ini dapat membantu meningkatkan keberhasilan dalam hidup bibit tanaman alpukat, serta dapat membantu memperlambat produksi air. Hal ini sangat penting untuk tanaman alpukat yang tumbuh di lokasi kering.


Pemupukan tanah

Pemupukan tanah secara organik bisa membuat tanaman Alpukat selalu sehat, subur, dan maksimal. Prosesnya adalah sebagai berikut:

1. Pertama, tanah harus dicuci dengan air sebelum melakukan proses pemupukan.

2. Setelah itu, apabila mungkin, area tanah yang akan ditanami harus dicubit untuk mengatur kelembapan tanah, dan kemudian disiram dengan air untuk memastikannya.

3. Langkah selanjutnya adalah menambahkan emas tanah, yaitu bahan organik yang dicampur ke tanah. Bahan organik ini bisa berupa kompos, batu_daerah, atau bahan organik lainnya. Ini akan menjadikan tanah lebih subur dan berfungsi sebagai nutrisi untuk tanaman Alpukat.

4. Setelah tanah siap dijadikan tempat semai Alpukat, maka langkah seterusnya adalah menambahkan pupuk organik, seperti daun, ampas tebu, atau pupuk kandang.

Itulah proses pemupukan tanah secara organik, yang dapat membuat tanaman Alpukat selalu sehat, subur, dan maksimal


Penyiraman Tanah

Penyiraman tanaman Alpukat sebaiknya didasarkan pada jenis tanah yang digunakan. Jika tanahnya subur dan kaya nutrisi, maka 1 atau 2 penyiraman dalam seminggu sudah cukup. Jika tanahnya kurang subur, maka 3 penyiraman dalam seminggu lebih cocok.

Tetapi yang utama, jangan sampai tanaman Alpukat kekurangan air.

Pertama, cari lokasi yang memiliki ketinggian air yang tepat. Tingkat kelembaban udara yang tepat juga bermanfaat untuk menghindari ketumpulan air dan menciptakan lingkungan sirkulasi udara yang baik.

Kedua, pastikan bahwa Anda menggunakan air bersih atau tidak berbau. Sebagian besar tanaman alpukat tidak mentolerir beberapa bahan kimia yang terkandung dalam air kotor.

Ketiga, gunakan air bekas cuci piring ketika menyiram tanaman-tanaman ini. Juga tempatkan pompa di bawah tanaman, jika akan disemprotkan dengan air bekas cuci piring.

Keempat, pastikan untuk memberi air pada tanaman Alpukat dengan tepat. Siramlah tanaman secara intensif tetapi tidak berlebihan. Agar tanaman bisa mendapatkan air secara merata, jangan gunakan aliran yang cepat. Gunakan aliran yang lembut dan alami.

Kelima, jangan berikan air pada tanaman di sore hari karena air mungkin tidak dapat diserap dengan tepat dan bisa menyebabkan kerontokan daun. Usahakan untuk memberi air di pagi hari di waktu yang tepat.

Keenam, lindungi tanaman Alpukat dari sinar matahari terik. Ini hanya bisa dilakukan dengan meletakkan payung atau polikarbonat di atas tanaman. Jika Anda menggunakan polikarbonat, pastikan untuk membersihkannya secara teratur agar tanaman Alpukat dapat menyerap sinar matahari secara efisien.

Untuk menambah manfaat penyiraman, tambahkan residu nutrisi yang cocok, seperti baja tambahan. Carilah yang cocok bagi tanaman Alpukat agar beragam nutrisi penting bisa masuk ke dalam tanaman.


Pengendalian Hama

Pengendalian hama dan penyakit secara organik dan aman pada Tanaman Alpukat meliputi beberapa metode yang dapat digunakan. Metode nabati yang populer adalah menggunakan serbuk polifag, campuran kunyit dan air, serta perangkap rogoh.

Serbuk Polifag adalah salah satu campuran bubuk abu gosok – yang mengandung 20 hingga 25% air – dan campuran herbal yang mengandung serbuk biji jarak, serbuk daun kalong, dan bubuk kulit kayu jati. Kombinasi ini dapat membantu mencegah hama dan serangan penyakit tanaman.

Campuran Kunyit dan Air adalah campuran yang paling umum digunakan untuk pengendalian hama dan penyakit pada Tanaman Alpukat. Cara yang paling dianjurkan adalah memotong kunyit, memarutnya, menambahkan air (sebanyak enam liter air untuk satu kilogram kunyit). Campuran ini dapat diaplikasikan dengan membersihkan tutup pohon atau daun alpukat.

Perangkap Rogoh adalah metode yang banyak digunakan oleh petani dengan menebang pohon-pohon yang berada di area sekitar tanaman yang diusahakan. Menghancurkan rangka pohon mencegah hama untuk berkumpul di sekitar alpukat dan serangannya.

Selain itu, keduanya juga dapat menggunakan metode kontrol hayati. Metode ini menggunakan parasit yang secara biologis dapat mencegah perkembangan hama yang sesuai dengan tumbuhan.

Selain itu, campuran bubuk cabai atau bubuk lada putih juga dapat membantu mengendalikan hama. Namun, cara ini hanya direkomendasikan untuk hama kecil dan mudah dihilangkan.

Semua bahan tersebut sangat mudah didapat, karena jika kita menggunakan bahan organik yang berasal dari alam, misalnya kulit kayu, kunyit, cabai, dan lada putih. Ini adalah bahan yang dapat ditemukan dengan mudah di toko kelontong dan pasar tradisional, dan akan efektif dalam melawan banyak jenis hama dan penyakit tanaman.


Penyulaman

Proses pergantian bibit untuk tanaman Alpukat harus dilakukan dengan hati-hati dan memerlukan tingkat kehati-hatian yang tinggi. Sebelum mulai mengganti bibit, tanaman harus diperiksa dan diamati. Hal ini penting agar kondisi tanaman yang akan diganti diketahui dengan jelas.

Ada beberapa kondisi tanaman Alpukat yang memerlukan pergantian bibit. Pertama, jika daun tanaman menunjukkan gejala-gejala penyakit atau dampak paparan cahaya matahari yang berlebihan. Kedua, tanaman Alpukat yang tidak tumbuh dengan baik setelah meneteskan air. Ketiga, tanaman juga perlu diganti jika melebihi tingkat keberhasilan tanam yang diharapkan.

Setelah memastikan bahwa tanaman membutuhkan bibit yang baru, langkah selanjutnya adalah menemukan bibit baru yang sesuai. Bibit yang biasanya dipilih adalah yang sama dengan yang digunakan oleh petani. Bibit-bibit ini harus bereproduksi dengan baik untuk memastikan hasil tanam yang diharapkan.

Selanjutnya, proses penanaman harus dilakukan secara benar untuk memastikan hasil yang diharapkan. Proses ini biasanya memerlukan persiapan yang baik, seperti pemilihan lokasi untuk tanaman, pembaharuan tanah, dan sebagainya. Setelah menetukan lokasi yang tepat, tanaman Alpukat harus disiram dan dipupuk dengan benar untuk menjaga agar tanaman menjadi sehat dan kuat.

Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan tanaman Alpukat menghasilkan hasil yang diharapkan. Matikan akar tanaman lama dan gantikan dengan semua bibit baru agar tumbuh dengan sangat baik. Tanaman baru juga harus dipantau ketat untuk mengidentifikasi kemungkinan terinfeksinya tanaman. Dengan cara ini, tanaman Alpukat dapat ditanam dengan aman dan hasil yang diinginkan dapat diperoleh.


Pemanenan

Proses pemanenan tanaman alpukat secara organik melibatkan beberapa prinsip penting. Pertama, harus memastikan bahwa tanaman alpukat telah tumbuh dengan baik dan benar. Untuk mendiagnosis kesehatan tanaman, tanda-tanda pertumbuhan positif seperti kulit yang melebar, daun yang berdaun tebal, dan kadar gula yang tinggi adalah bukti bahwa tanaman alpukat organik telah tumbuh dengan baik.

Kedua, tanda kesiapan panen dapat diprioritaskan dengan memeriksa warna kulit alpukat yang mengindikasikan umur alpukat. Warna kulit alpukat berubah saat pertumbuhan berlangsung. Jadi, ketika kulit alpukat berubah menjadi kuning yang kaya, berarti itu siap untuk panen. Ukuran juga dapat dijadikan indikator untuk memastikan bahwa tanaman alpukat telah mapan. Alpukat yang sudah matang biasanya memiliki ukuran yang lebih besar, ditandai dengan kulit yang lembut dan lunak.

Ketiga, saat memanen alpukat secara organik, sangat penting untuk menghapus tanaman secara berhati-hati. Perhatikan saat menyimpan alpukat agar tidak merusak kulit. Anda juga harus mengontrol kadar gula alpukat dengan tepat. Bagaimana alpukat disimpan setelah panen juga mempengaruhi kadar gula.

Jadi, proses pemanenan alpukat secara organik melibatkan mengidentifikasi tanda pertumbuhan positif pada tanaman, merujuk pada warna kulit alpukat yang mengindikasikan umur alpukat penting, dan memanen alpukat dengan berhati-hati sehingga tidak merusak bagian luarnya.


Perawatan lanjutan

Perawatan lanjutan pada tanah bekas tanaman Alpukat meliputi beberapa hal sebagai berikut:

1. Mempersiapkan tanah selanjutnya: Pertama, Anda perlu membersihkan tanah secara menyeluruh dengan menggunakan rake untuk menyingkirkan lumpur tanah atau sisa tanaman. Kemudian, tanah harus dikultivasi lumayan keras supaya semua sisa tanaman dapat digali secara sempurna. Jika perlu, Anda bisa menambahkan atau mengurangi pH tanah sesuai dengan kebutuhan tanaman yang akan Anda tanam.

2. Persiapan Tanah Berkelanjutan: Setelah tanah dikultivasi, tambahkan bubuk kompos atau mulsa tumbuhan untuk meningkatkan tekstur tanah. Ini akan membantu mempererat dan meningkatkan daya serap air tanah. Anda juga dapat menambahkan pupuk organik untuk menggantikan nutrisi yang hilang dari tanah akibat penggunaan tanaman sebelumnya.

3. Pembersihan Area Tanam: Pastikan area tanam benar-benar kering sebelum memulai mempersiapkan tanah. Ini akan membantu menghindari kesanggupan penyebaran hama atau penyakit yang mungkin berasal dari jasa tanam sebelumnya. Kemudian hapus semua bahan organik yang tidak dapat dimakan tanaman.

4. Pemeliharaan: Pemeliharaan rutin juga penting untuk memastikan tanah tetap mendapatkan nutrisi yang diperlukan. Mulailah menyiram tanah secara berkala menggunakan air dengan ph neutral agar tanaman tidak mengalami kekurangan nutrisi. Saat menyiram, sebaiknya hindari meninggalkan air di atas permukaan tanah terlalu lama agar hama tidak muncul.


Baca Artikel Tanaman Organik Lainnya :

  1. Cara Menanam Kacang Panjang menggunakan Metode Organik
  2. Cara Menanam Kelengkeng menggunakan Metode Organik
  3. Cara Menanam Durian menggunakan Metode Organik
  4. Cara Menanam Kacang Hijau menggunakan Metode Organik
  5. Cara Menanam Selada menggunakan Metode Organik