- Penangkapan Lima Tersangka Kasus Ganja oleh Satresnarkoba di Lumajang
- Proyek Pembangunan Pasar Agropolitan di Gerbang Wisata Senduro Lumajang Hampir Rampung
- Pelantikan Resmi Indah-Yudha, Janji Mewujudkan Pemerintahan Lumajang Tanpa Korupsi
- Pengaktifan Kembali KUD di Lumajang untuk Memperkuat Perekonomian Desa
- Persiapan Mencetak Generasi Emas oleh Lembaga Parenting di Lumajang
- Aliansi BEM se-Lumajang Protes Program Efisiensi yang Dinilai Tidak Memenuhi Kebutuhan Dasar di DPRD
- Begal Mengintai di Klakah Lumajang Saat Hujan Turun
- Cek Kesehatan Gratis Dimulai di Lumajang, Simak Keuntungannya
- Dukungan Terhadap Penerapan P3K Paruh Waktu di Pemkab Lumajang dari Komisi A DPRD
- Wisuda Akbar Seribu Santri Madin Digelar di Pendopo Arya Wiraraja oleh FKDT Lumajang
Honor Guru Non NIP Lumajang Tak Jelas Akan Diberikan Atau Ambyar

Keterangan Gambar : Honor Guru Non NIP L
Lumajang - Nasib guru honorer Non NIP di Lumajang belum jelas soal apakah tunjangan sebesar 250 ribu perbulan akan kembali diterima atau tidak. Pasalnya, Pemerintah Lumajang masih berpegangan teguh pada rekomendasi Hasil Pemeriksaan Keuangan BPK 2023, dimana honorarium guru Non NIP yang berasal dari dana hibah tidak bisa diberikan berturut-turut.
Polemik tersebut juga sudah memicu aksi dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat se-Lumajang pada Jum’at 5 Juli 2024. Mahasiswa melihat APBD Lumajang 2024 tidak lagi pro rakyat dan juga pendidikan di Lumajang. Pasalnya, PMII menilai banyak program yang dihapus, seperti bantuan seragam gratis, bansos beasiswa, honor guru ngaji, Bosda Madrasah Diniyah (Madin). Tak hanya itu, sejumlah program pro rakyat masa kepemimpinan Bupati Thoriqul Haq dan Wakil Bupati Indah Amperawati juga dihapus seperti melahirkan gratis dan santunan kematian.
Akhmad Taufik Hidayat, SH, MHum, Plt Asisten Administrasi Setda Lumajang menjelaskan jika penghentian pemberian honor guru Non NIP karena adanya temuan BPK. Saat ini, Pemerintah Lumajang akan melakukan konsultasi kepada BPK, apakah honor guru Non NIP bisa diberikan kembali lewat Perubahan APBD 2024. Tentu, apa yang akan direkomendasikan oleh BPK akan dilakukan oleh Pemkab Lumajang. “Kita akan konsultasi dengan BPK soal honor guru Non NIP,” jelas Taufiq usai menemui massa aksi dari PMII.
Sementara itu, Sugianto SH,. MH, anggota Komisi D DPRD Lumajang menyatakan bahwa jika pemerintah peduli dengan pendidikan dan para guru Non NIP, maka banyak cara untuk bisa memberikan honor guru Non NIP. Tergantung dari goodwill dari pimpinan tertinggi di Lumajang, apakah mau memberikan honor guru Non NIP atau tidak.
“Yang jelas jelas DPRD akan mendukung sepenuhnya pemberian honor bagi guru Non NIP, sebagai bagian dari keberpihakan APBD kepada dunia pendidikan,” pungkasnya.(Yd/red)
Artikel ini merupakan hasil ringkasan otomatis yang dihasilkan menggunakan teknologi AI. Kami tidak dapat menjamin keakuratan atau kelengkapan informasi yang disajikan. Kami menyarankan pembaca untuk memverifikasi konten ini dengan sumber yang lebih terpercaya. Kami juga tidak bermaksud jika ada kesamaan nama, tokoh atau instansi yang disebutkan dalam artikel ini. Artikel ini disediakan sebagai sarana belajar dengan tujuan untuk membantu pembaca dalam menganalisis informasi yang solutif.
Baca Artikel Lainnya :
- Dukungan Terhadap Penerapan P3K Paruh Waktu di Pemkab Lumajang dari Komisi A DPRD
- Evaluasi Dilakukan Terhadap 718 Tenaga Pengajar Honorer di Lumajang
- Pengaktifan Kembali KUD di Lumajang untuk Memperkuat Perekonomian Desa
- Ketersediaan Gas LPG 3Kg di Lumajang Diterapkan dengan Kebijakan Terbaru
- Penguatan Jaringan KKN di Malaysia oleh STKIP PGRI Lumajang