- Penangkapan Lima Tersangka Kasus Ganja oleh Satresnarkoba di Lumajang
- Proyek Pembangunan Pasar Agropolitan di Gerbang Wisata Senduro Lumajang Hampir Rampung
- Pelantikan Resmi Indah-Yudha, Janji Mewujudkan Pemerintahan Lumajang Tanpa Korupsi
- Pengaktifan Kembali KUD di Lumajang untuk Memperkuat Perekonomian Desa
- Persiapan Mencetak Generasi Emas oleh Lembaga Parenting di Lumajang
- Aliansi BEM se-Lumajang Protes Program Efisiensi yang Dinilai Tidak Memenuhi Kebutuhan Dasar di DPRD
- Begal Mengintai di Klakah Lumajang Saat Hujan Turun
- Cek Kesehatan Gratis Dimulai di Lumajang, Simak Keuntungannya
- Dukungan Terhadap Penerapan P3K Paruh Waktu di Pemkab Lumajang dari Komisi A DPRD
- Wisuda Akbar Seribu Santri Madin Digelar di Pendopo Arya Wiraraja oleh FKDT Lumajang
Fenomena Koyo di Ranu Klakah Lumajang, Warga Serbu Ikan Murah
Fenomena Koyo atau juga disebut Upwelling yang terjadi setiap tahun di Ranu Klakah menyebabkan kerugian para pemilik keramba. Air ranu yang terkontaminasi belerang, menyebabkan ikan mabuk dan mengambang di permukaan air.

Image: Fenomena Koyo di Ran...
Fenomena Koyo atau juga disebut Upwelling yang terjadi setiap tahun di Ranu Klakah menyebabkan kerugian para pemilik keramba. Air ranu yang terkontaminasi belerang, menyebabkan ikan mabuk dan mengambang di permukaan air.
Para pemilik keramba yang berada di Ranu Klakah terpaksa harus memanen hasil keramba secara dini. Mereka pun harus menelan kerugian dari fenomena koyo tersebut.
"Ya itungannya rugi, soalnya kalau harga normal kita jualnya 35 ribu per kilogram, sekarang ini 15 - 25 ribu tergantung ukurannya," kata salah satu pemilik keramba, Yudi saat ditemui di sekitar Ranu Klakah, Selasa (26/7/2022).
Yudi mengatakan, bahwa fenomena koyo mulai terjadi sejak kemarin, biasanya berlangsung selama sepekan.
"Biasanya seminggu ini, kalau mulainya kemarin pagi," ujar dia.
Yudi pun terpaksa memanen hasil kerambanya dan dijual di pinggir jalan masuk menuju Ranu Klakah dengan harga separuh lebih murah dari biasanya.
Berbeda dengan Yudi, Muhammad Yunus salah satu pembeli yang berasal dari Desa Karanganom, Kecamatan Pasrujambe mengaku mendapatkan banyak titipan dari banyak saudaranya. Meskipun jarak tempuh dari rumahnya ke Ranu Klakah cukup jauh, hal tersebut bukan masalah karena harga ikan Koyo relatif murah.
"Iya ini mborong, banyak titipan saudara soalnya," terangnya.
Diketahui, Koyo adalah kondisi perbedaan suhu yang mengakibatkan massa air lapisan bawah naik ke atas, sehingga pergerakan air secara vertikal dari bawah membawa material seperti belerang. (Kominfo-lmj/Fd)
Sumber : https://portalberita.lumajangkab.go.id/main/baca/aXGLgJVx
Baca Artikel Lainnya :
- Pendapatan Pajak Reklame Lumajang Terus Naik, Pemkab Optimalkan Kepatuhan Wajib Pajak
- Soal Efisiensi, Bunda Indah Lakukan Hal Ini Agar Pelayanan Tak Terganggu
- Resmi Dilantik, Begini Pesan Presiden Kepada Bunda Indah dan Mas Yudha
- Dukung Ekonomi Desa, TMMD ke-123 Hadir dengan Beragam Program Bermanfaat
- Bupati Lumajang: Kami Disumpah Mengabdi Kepada Rakyat, Bangsa dan Negara
- Cek Kesehatan Gratis Dimulai di Lumajang, Simak Keuntungannya
- Evaluasi Dilakukan Terhadap 718 Tenaga Pengajar Honorer di Lumajang
- Pengaktifan Kembali KUD di Lumajang untuk Memperkuat Perekonomian Desa
- Persiapan Mencetak Generasi Emas oleh Lembaga Parenting di Lumajang
- Keberhasilan Pelaksanaan PKM Internasional di Malaysia
- Makasih
- Halo
- 081232290469
- Ini apa
- Apa yg dimaksud dg seorang Zindiq ?