- Pelantikan Resmi Indah-Yudha, Janji Mewujudkan Pemerintahan Lumajang Tanpa Korupsi
- Pengaktifan Kembali KUD di Lumajang untuk Memperkuat Perekonomian Desa
- Persiapan Mencetak Generasi Emas oleh Lembaga Parenting di Lumajang
- Aliansi BEM se-Lumajang Protes Program Efisiensi yang Dinilai Tidak Memenuhi Kebutuhan Dasar di DPRD
- Begal Mengintai di Klakah Lumajang Saat Hujan Turun
- Cek Kesehatan Gratis Dimulai di Lumajang, Simak Keuntungannya
- Dukungan Terhadap Penerapan P3K Paruh Waktu di Pemkab Lumajang dari Komisi A DPRD
- Wisuda Akbar Seribu Santri Madin Digelar di Pendopo Arya Wiraraja oleh FKDT Lumajang
- Penguatan Jaringan KKN di Malaysia oleh STKIP PGRI Lumajang
- Evaluasi Dilakukan Terhadap 718 Tenaga Pengajar Honorer di Lumajang
Jolen, Tradisi Sedekah Bumi Pemersatu Warga Bedayu Lumajang
Ratusan warga Desa Bedayu Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang, Jawa Timur tumpah ruah di jalanan desa pada Senin (17/2/2025). Mereka berbondong-bondong mengikuti arak-arakan hasil bumi atau yang biasa disebut Jolen, tradisi tahunan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah.

Image: Jolen, Tradisi Sedek...
Ratusan warga Desa Bedayu Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang, Jawa Timur tumpah ruah di jalanan desa pada Senin (17/2/2025). Mereka berbondong-bondong mengikuti arak-arakan hasil bumi atau yang biasa disebut Jolen, tradisi tahunan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah.
Tradisi ini tidak sekadar prosesi seremonial, tetapi juga bentuk nyata kearifan lokal yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Bedayu. Sejak pagi, enam Jolen yang dihiasi hasil bumi berbentuk beragam bangunan seperti rumah tradisional, pendopo, dan gunungan telah disiapkan untuk diarak keliling desa.
"Kalau dari jumlah pendaftar yang masuk, ada sekitar enam timoeng atau Jolen. Ada 26 RT/RW yang mengikuti acara ini," kata Kepala Desa Bedayu, Usmawayani.
Arak-arakan dimulai dari Balai Desa Bedayu, dengan iringan musik tradisional yang mengiringi langkah warga. Tak hanya masyarakat setempat, acara ini juga dihadiri oleh Camat Senduro, Pujianto, Kapolsek Senduro AKP Wahono Pudji Santoso, Danramil Senduro Kapten Inf Bambang Mulud, serta perwakilan dari Puskesmas Senduro, Perhutani, UPT Pertanian, dan perangkat desa se-Kecamatan Senduro.
Sepanjang perjalanan, warga dengan penuh semangat mengiringi arak-arakan. Mereka berjalan sambil membawa berbagai hasil bumi yang telah disusun indah di atas Jolen. Suasana semakin semarak dengan lantunan doa dan pujian kepada Tuhan.
Sesampainya di lapangan desa, para peserta menggelar prosesi doa bersama. Doa ini dipimpin oleh sesepuh desa sebagai bentuk permohonan agar masyarakat dijauhkan dari segala musibah dan panen mendatang tetap melimpah.
"Acara selamatan desa, ruwatan desa, atau sedekah bumi banyak namanya memang. Intinya, ini adalah bentuk rasa syukur masyarakat kepada Tuhan karena telah diberi rezeki serta dijauhkan dari bencana dan malapetaka," lanjut Usmawayani.
Setelah doa selesai, tiba saat yang paling dinanti-nanti: perebutan hasil bumi. Warga, tua maupun muda, berdesakan untuk mendapatkan sayur-mayur, buah-buahan, dan hasil bumi lainnya yang dipercaya membawa keberkahan.
Atim, salah satu warga setempat yang turut berebut hasil bumi, tampak sumringah dengan hasil yang didapatnya. "Ini dapat sayur, tomat, terong, dan kacang. Sangat senang bisa mendapatkannya," ujar Atim dengan wajah berbinar.
Sementara itu, Erfan, warga lainnya, juga membawa pulang beberapa jenis buah-buahan dan kacang-kacangan. "Selain seru, ini juga jadi momen berbagi dan mempererat tali persaudaraan antar warga," katanya.
Tradisi Jolen ini memang tidak hanya tentang hasil bumi, tetapi juga tentang bagaimana masyarakat Bedayu tetap menjaga kebersamaan, gotong royong, dan kepedulian sosial. Persiapan Jolen dilakukan secara bersama-sama oleh warga dari masing-masing RT dan RW, mulai dari mengumpulkan hasil bumi hingga merangkainya menjadi bentuk yang menarik.
Setiap tahunnya, tema dan konsep dekorasi Jolen pun selalu mengalami perkembangan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Bedayu tetap berpegang teguh pada nilai tradisi, tetapi juga terus berinovasi dalam melestarikannya.
Camat Senduro, Pujianto mengapresiasi keberlangsungan tradisi ini. Menurutnya, tradisi Jolen merupakan salah satu bentuk kekayaan budaya yang harus terus dijaga.
"Ini bukan sekadar perayaan, tetapi juga bentuk edukasi bagi generasi muda tentang pentingnya bersyukur dan menjaga kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat," ujarnya.
Sementara itu, pihak keamanan dari kepolisian dan TNI juga ikut serta dalam mengawal jalannya acara agar tetap tertib dan kondusif. Meski terjadi sedikit kericuhan kecil saat perebutan hasil bumi, namun secara keseluruhan acara berjalan lancar dan aman.
Dengan masih lestarinya tradisi ini, warga Bedayu berharap bahwa kearifan lokal mereka bisa terus diwariskan kepada anak cucu. "Semoga generasi muda tetap bisa melanjutkan tradisi ini dan semakin mencintai budaya sendiri," tutur Usmawayani.
Di tengah arus modernisasi yang semakin pesat, masyarakat Bedayu membuktikan bahwa tradisi dan nilai-nilai kearifan lokal tetap bisa bertahan. Jolen bukan sekadar ritual tahunan, tetapi juga cermin dari semangat kebersamaan, gotong royong, dan rasa syukur yang mendalam terhadap alam dan Sang Pencipta. (Kec. Senduro-lmj/Bash/Ard)
Sumber : https://portalberita.lumajangkab.go.id/main/baca/aXKFeZJq
Baca Artikel Lainnya :
- Ikuti Pelantikan di Jakarta, Sekda dan Ka. OPD Pemkab Lumajang Lepas Bupati Lumajang Terpilih
- Puluhan Orang Tua Wisuda dari Sekolah Orang Tua Hebat, Siap Menjadi Teladan
- Beras Lokal Jadi Prioritas: Impor Disetop, Petani Lumajang akan Diuntungkan
- Dukung Ekonomi Desa, TMMD ke-123 Hadir dengan Beragam Program Bermanfaat
- 22 Februari 2025: Gebyar SMK Negeri 2 Lumajang Siap Warnai Alun-Alun Lumajang
- Evaluasi Dilakukan Terhadap 718 Tenaga Pengajar Honorer di Lumajang
- Begal Mengintai di Klakah Lumajang Saat Hujan Turun
- Dukungan Terhadap Penerapan P3K Paruh Waktu di Pemkab Lumajang dari Komisi A DPRD
- Penguatan Jaringan KKN di Malaysia oleh STKIP PGRI Lumajang
- Pengenalan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat di Malaysia oleh Dosen STKIP PGRI Lumajang
- Makasih...????
- Mohon penjelasannya ; semir rambut yg dibolehkan dan yg tidak...yg tidak boleh apa alasannya ?
- Assalamualaikum.. Mohon Ijin Mas Rian.. Saya Abdi dari JATIM.. saya memiliki project pribadi yaitu aplikasi AI (Artificial Intelligence) untuk pencarian hadist dan quran sesuai konteks yang di ajukan. barangkali para sahabat disini berkenan dan luang dap
- makasih
- Ini apa