- Penangkapan Lima Tersangka Kasus Ganja oleh Satresnarkoba di Lumajang
- Proyek Pembangunan Pasar Agropolitan di Gerbang Wisata Senduro Lumajang Hampir Rampung
- Pelantikan Resmi Indah-Yudha, Janji Mewujudkan Pemerintahan Lumajang Tanpa Korupsi
- Pengaktifan Kembali KUD di Lumajang untuk Memperkuat Perekonomian Desa
- Persiapan Mencetak Generasi Emas oleh Lembaga Parenting di Lumajang
- Aliansi BEM se-Lumajang Protes Program Efisiensi yang Dinilai Tidak Memenuhi Kebutuhan Dasar di DPRD
- Begal Mengintai di Klakah Lumajang Saat Hujan Turun
- Cek Kesehatan Gratis Dimulai di Lumajang, Simak Keuntungannya
- Dukungan Terhadap Penerapan P3K Paruh Waktu di Pemkab Lumajang dari Komisi A DPRD
- Wisuda Akbar Seribu Santri Madin Digelar di Pendopo Arya Wiraraja oleh FKDT Lumajang
Komisi C DPRD Lumajang Minta BPRD Tegas Pada Wajib Pajak Mokong

Keterangan Gambar : Komisi C DPRD Lumaja
Kedungjajang - Komisi C DPRD Lumajang melakukan rapat koordinasi dengan mita kerja Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD). Rapat membahas upaya peningkatan pajak agar pembangunan di Lumajang bisa berjalan cepat.
Ustman Afandi S.Pd, anggota Komisi C DPRD menyatakan bahwa masih banyak potensi pajak yang bisa ditingkatkan. Namun, hingga bulan Nopember target pajak 92 miliar baru tercapai sekitar 82 persen.
Dari hasil rapat dengan BPRD, Komisi C DPRD kemudian membuat sejumlah rekomandasi agar bisa ditindak lanjuti. DPRD meminta BPRD memberikan teguran kepada wajib pajak (WP) yang belum menyetorkan kewajibannya kepada daerah.
"Salah satunya pajak hotel, resto, PBB masih bisa ditingkatkan untuk menambahkan pendapatan asli daerah (PAD)," jelas Ustman, Kamis (03/11/2022).
Sementara itu, penjelasan BPRD Lumajang kepada Komisi C ada sejumlah penggembosan (pengurangan) pajak hotel dan resto. Pemasangan tapping box akan dilakukan dan sudah ada 18 WP yang siap untuk memasang tapping box.
BPRD menyebutkan, WP Bakso Solo saat menggunakan tapping box pajaknya bisa mencapai 21 juta rupiah. Akan tetapi setelah terjadi penggembosan, setoran WP tidak sampai 10 juta rupiah.
Kendala yang dihadapi karena tidak adanya aturan dan sanksi yang tegas jika WP tidak menggunakan tapping box. Sehingga, awalnya banyak WP yang menggunakan tapping box akhirnya ikut membandel, karena banyak WP tak menggunakan tapping box tidak ada sanksi.
"Ketika ada WP tak menggunakan taksasi, maka diikuti oleh WP lain, karena tak ada sanksi yang tegas yang diberikan pada WP yang mokong," ujar Endhi Setyo Arifianto S.Sos, M.Si Plt Kepala BPRD Lumajang.(Yd/red)
Artikel ini merupakan hasil ringkasan otomatis yang dihasilkan menggunakan teknologi AI. Kami tidak dapat menjamin keakuratan atau kelengkapan informasi yang disajikan. Kami menyarankan pembaca untuk memverifikasi konten ini dengan sumber yang lebih terpercaya. Kami juga tidak bermaksud jika ada kesamaan nama, tokoh atau instansi yang disebutkan dalam artikel ini. Artikel ini disediakan sebagai sarana belajar dengan tujuan untuk membantu pembaca dalam menganalisis informasi yang solutif.
Baca Artikel Lainnya :
- Dukungan Terhadap Penerapan P3K Paruh Waktu di Pemkab Lumajang dari Komisi A DPRD
- Ketersediaan Gas LPG 3Kg di Lumajang Diterapkan dengan Kebijakan Terbaru
- Pelantikan Resmi Indah-Yudha, Janji Mewujudkan Pemerintahan Lumajang Tanpa Korupsi
- Persiapan Mencetak Generasi Emas oleh Lembaga Parenting di Lumajang
- Pengaktifan Kembali KUD di Lumajang untuk Memperkuat Perekonomian Desa