SPMB 2025, Langkah Baru Menuju Sekolah yang Lebih Merata di Lumajang
Mulai tahun ajaran 2025/2026, Pemerintah Kabupaten Lumajang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) resmi mengganti sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) menjadi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB). Meski berganti nama, prinsip dasar seleksi dan penerimaan siswa tetap mengedepankan asas keadilan dan pemerataan akses pendidikan. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah pembagian wilayah penerimaan menjadi empat rayon, guna mengakomodasi kebutuhan siswa di seluruh 21 kecamatan di Lumajang, khususnya yang berada di wilayah perbatasan.

Image: SPMB 2025, Langkah B...

Mulai tahun ajaran 2025/2026, Pemerintah Kabupaten Lumajang melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) resmi mengganti sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) menjadi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB). Meski berganti nama, prinsip dasar seleksi dan penerimaan siswa tetap mengedepankan asas keadilan dan pemerataan akses pendidikan. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah pembagian wilayah penerimaan menjadi empat rayon, guna mengakomodasi kebutuhan siswa di seluruh 21 kecamatan di Lumajang, khususnya yang berada di wilayah perbatasan.

Kepala Seksi Pendidikan Dindikbud Lumajang, Winarto Laksono menjelaskan bahwa langkah ini merupakan tindak lanjut atas regulasi terbaru yang tertuang dalam Permendikdasmen Nomor 3 Tahun 2025. Regulasi ini mengatur pemetaan wilayah penerimaan berdasarkan kecamatan. Namun, Dindikbud Lumajang mengambil inisiatif dengan sistem rayonisasi agar tidak ada sekolah yang kekurangan murid akibat batas administratif wilayah.

“Kalau mengikuti pembagian wilayah administratif murni, sekolah-sekolah di perbatasan bisa kekurangan murid. Contohnya SMP 1 dan SMP 3 Pasirian, yang berbatasan langsung dengan wilayah Tempeh dan Candipuro. Anak-anak dari Desa Jarit yang lebih dekat ke SMP 1 justru tidak bisa masuk karena wilayahnya berbeda. Ini yang kami antisipasi,” jelas Winarto saat di konfirmasi di sela kegiatannya, Rabu (30/4/2025).

Sistem empat rayon yang ditetapkan adalah:

• Rayon 1: Tempursari, Pronojiwo, Pasirian, Tempeh, Candipuro
• Rayon 2: Kunir, Yosowilangun, Rowokangkung, Jatiroto, Tekung
• Rayon 3: Pasrujambe, Senduro, Gucialit, Sumbersuko, Lumajang, Padang
• Rayon 4: Kedungjajang, Ranuyoso, Klakah

Rayonisasi ini diterapkan khusus untuk jalur domisili, dengan alokasi tertinggi yakni 75% untuk SD dan 45% untuk SMP. Adapun jalur afirmasi dan prestasi tetap dibuka lintas rayon, sehingga tetap memberikan ruang bagi siswa berprestasi atau dari keluarga kurang mampu di mana pun berada.

“Secara esensial, tidak ada perubahan mendasar. Namun kami memastikan seluruh anak usia sekolah di Lumajang memiliki peluang yang adil untuk mengakses pendidikan, termasuk yang tinggal di kawasan perbatasan,” pungkasnya.

Langkah ini menjadi bukti komitmen Pemkab Lumajang dalam menjamin pemerataan pendidikan dan menciptakan sistem yang lebih adaptif terhadap kondisi geografis dan demografis masyarakat. (MC Kab. Lumajang/Dindikbud/Ysn/An-m).

Sumber : https://portalberita.lumajangkab.go.id/main/baca/aXKFfZJs

Baca Artikel Lainnya :