Invasi AI Meta: Pergeseran Dramatis Media Sosial
Meta’s AI invasion signals dramatic shift for social media https://dailyai.com/2025/01/metas-ai-invasion-signals-dramatic-shift-for-social-media/

By Sang Ruh 03 Jan 2025, 20:52:17 WIB | 👁 8 Programming
Invasi AI Meta: Pergeseran Dramatis Media Sosial

Keterangan Gambar : Invasi AI Meta: Perg


Meta Rencanakan Mengisi Facebook dan Instagram dengan Profil dan Konten Buatan AI

Meta mengumumkan rencana untuk mengisi Facebook dan Instagram dengan profil dan konten yang dihasilkan oleh AI (kecerdasan buatan). Connor Hayes, Wakil Presiden Meta untuk Produk AI Generatif, menguraikan visi perusahaan: "Kami berharap AI ini, seiring waktu, benar-benar ada di platform kami, mirip dengan bagaimana akun-akun pengguna."

Hayes menambahkan bahwa entitas AI ini akan memiliki "biografi, foto profil, dan kemampuan untuk menghasilkan dan membagikan konten yang didukung AI di platform." Meta telah mengidentifikasi ratusan ribu karakter AI yang dibuat melalui alat-alatnya sejak diluncurkan di AS pada bulan Juli, meski sebagian besar pengguna belum merilis kreasi mereka ke publik.

Hayes mencatat bahwa membuat aplikasi Meta "lebih menghibur dan menarik" adalah "prioritas" untuk dua tahun ke depan, dengan fokus khusus pada membuat interaksi AI lebih sosial.

Rencana AI yang lebih luas dari Meta sangat ambisius. Perusahaan ini mengembangkan alat untuk membantu pengguna membuat asisten AI yang dapat menjawab pertanyaan pengikut. Untuk tahun 2025, Meta berencana merilis perangkat lunak penghasil teks ke video yang memungkinkan kreator untuk memasukkan diri mereka ke dalam video yang dihasilkan oleh AI.

Mark Zuckerberg juga baru-baru ini memperkenalkan avatar AI yang mampu melakukan panggilan video langsung sambil meniru kepribadian kreator dengan sempurna, mulai dari pola bicara hingga ekspresi wajah.

Fitur ini merupakan bagian dari dorongan industri yang lebih luas terhadap konten yang dihasilkan oleh AI. Snapchat merilis alat yang memungkinkan kreator untuk merancang karakter AI 3D untuk tujuan augmented reality, dan melaporkan adanya peningkatan tahunan sebesar 50% di antara pengguna yang melihat konten yang dihasilkan oleh AI.

Sementara itu, TikTok milik ByteDance sedang melakukan percontohan "Symphony", serangkaian alat dan aplikasi yang memungkinkan merek dan kreator menggunakan AI untuk tujuan periklanan, seperti membuat avatar yang dihasilkan oleh AI dan mengotomatiskan terjemahan konten.

Dampak Bot AI di Media Sosial

Para ahli industri memperingatkan tentang implikasi psikologis dan sosial dari penyematan bot AI di media sosial. Becky Owen, Kepala Pemasaran Global dan Inovasi di Billion Dollar Boy dan mantan pemimpin tim inovasi kreator di Meta, memperingatkan bahwa "tanpa pengamanan yang kuat, platform berisiko memperkuat narasi yang salah melalui akun-akun yang dikendalikan oleh AI," menurut FT.

Dia menekankan, "Tidak seperti kreator manusia, persona AI ini tidak memiliki pengalaman hidup, emosi, atau kapasitas yang sama untuk membangun hubungan."

Owen selanjutnya memperingatkan bahwa karakter AI dapat membanjiri platform dengan materi berkualitas rendah yang dapat merusak reputasi kreator dan mengikis kepercayaan pengguna.

Ini menjadi perhatian yang lebih besar mengingat sejarah Meta dengan manipulasi data - yang paling terkenal adalah skandal Cambridge Analytica, di mana data pengguna dieksploitasi untuk memengaruhi opini politik.

Daripada hanya mengumpulkan data pengguna untuk menargetkan konten, entitas AI dapat secara aktif terlibat dengan pengguna, membentuk percakapan, dan memengaruhi opini secara real-time, sekaligus tampak seperti partisipan manusia yang autentik dalam diskusi daring.

Meta mengklaim menerapkan langkah-langkah perlindungan, termasuk pelabelan wajib untuk konten yang dihasilkan oleh AI, tetapi para kritikus berpendapat hal ini mungkin tidak cukup untuk mencegah hilangnya koneksi manusia yang autentik.

Ancaman Pengambilalihan Internet oleh Bot

Menurut penelitian dari Imperva, hampir separuh dari semua lalu lintas internet - 49,6% - kini berasal dari sumber non-manusia.

Bot palsu sudah mencapai 32% dari lalu lintas internet, yang menguatkan apa yang dulunya dianggap sebagai teori konspirasi: konsep "internet yang mati" di mana suara manusia semakin tenggelam oleh suara-suara buatan.

Pada tingkat yang lebih dalam, ini menandakan perkembangan lebih lanjut menuju ekosistem internet yang dibentuk oleh sistem AI.

Implikasi filosofisnya sangat mengejutkan. Kita tengah bergerak menuju dunia di mana lingkaran sosial kita secara daring mungkin mencakup entitas yang berpikir dan merespons dengan kecepatan yang melebihi manusia, namun tidak memiliki kesadaran atau pengalaman emosional yang sejati.

Profil AI akan membagikan "memori" yang tidak pernah mereka alami, mengungkapkan "perasaan" yang tidak dapat mereka rasakan, dan menciptakan "koneksi" tanpa kapasitas untuk empati atau pengertian yang sebenarnya.

Ironisnya, media sosial, yang awalnya dibuat untuk membantu manusia terhubung lebih mudah dalam jarak jauh, dapat menjadi ruang di mana koneksi manusia semakin diperantarai dan diencerkan oleh entitas buatan.

Pertanyaannya tidak semata-mata apakah AI dapat meyakinkan dalam meniru interaksi manusia, tetapi juga apakah kita sudah siap untuk dunia di mana entitas digital menjadi peserta yang sejajar di ruang sosial kita secara daring.

View all comments

Write a comment