- Kecelakaan di Wonorejo Lumajang, Tabrakan Terjadi Akibat Dugaan Mengantuk Saat Mengemudi
- Kegiatan Posyandu Dusun Pocok Didampingi oleh Babinsa Sawaran Lor Lumajang
- Warga dan Pemancing Dihimbau Waspada Setelah Penemuan Buaya di Pantai Tempursari
- Apel Siaga Bencana Hidrometeorologi 2025 Digelar di Lumajang
- Penetapan Calon Terpilih Bupati dan Wakil Bupati Lumajang oleh KPU Pasca Pilkada 2024
- Rapat Pleno Terbuka KPU untuk Menetapkan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Lumajang
- Peningkatan Patroli Kecelakaan Lalu Lintas oleh Satlantas Polres Lumajang
- Langkah Pemerintah untuk Mengatasi Masalah Ternak yang Terjangkit Penyakit Menular Kepada Manusia (PMK) Ditetapkan di Daerah Terpilih
- Bupati Lumajang Tetapkan Anggaran 3,4 Miliar untuk Pembangunan Infrastruktur Parkir di Pusat Kota
- Pantai di Daerah Pesisir Menjadi Tempat Berburu Buaya
Kadokawa Bayar Hacker US$2,98 Juta Pasca Serangan Siber
Kyodo Report: E-mails Indicate Kadokawa Paid Hackers US$2.98 Million After Cyber Attack https://www.animenewsnetwork.com/news/2024-12-14/kyodo-report-e-mails-indicate-kadokawa-paid-hackers-usd2.98-million-after-cyber-attack/.219050
Keterangan Gambar : Kadokawa Bayar Hacke
Serangan Siber Terhadap Kadokawa: Pembayaran dan Dampaknya
Agensi berita Jepang, Kyodo, melaporkan bahwa kelompok peretas yang diduga bertanggung jawab atas serangan siber terhadap Kadokawa pada 8 Juni lalu mengirim email kepada beberapa eksekutif Kadokawa setelah serangan tersebut. Dalam email tersebut, kelompok peretas mengklaim bahwa Kadokawa telah mengirimkan uang sebesar US$2,98 juta dalam bentuk cryptocurrency kepada mereka.
Kyodo menyebutkan bahwa mereka telah meminta bantuan dari perusahaan keamanan, Unknown Technologies Inc., untuk menyelidiki masalah ini. Perusahaan tersebut menemukan catatan online mengenai transfer 44 Bitcoin yang bernilai sekitar US$2,98 juta yang dilakukan pada 13 Juni.
Dalam email yang dipublikasikan oleh Kyodo, terdapat pesan dari seseorang bernama "Vlad Kolesov" yang mengaku sebagai "admin utama BlackSuit." Dalam email tersebut, Kolesov menyatakan bahwa "negosiator kami tidak berhak menerima pembayaran ini karena Anda melanggar syarat untuk diskon." Ia juga menambahkan bahwa negosiator tersebut telah dipecat dan semua keputusan kini diambil olehnya. Kolesov menuntut agar Kadokawa membayar sebesar US$8.250.000.
Balasan dari email tersebut, yang dikirim oleh seseorang bernama "Shigetaka Kurita" (yang merupakan COO dari Dwango), menyatakan, "Kami sangat menyesal mendengar bahwa semua negosiasi yang telah kami lakukan sia-sia." Kurita juga menjelaskan bahwa karena regulasi sebagai perusahaan publik, mereka tidak dapat membayar lebih dari US$3 juta, yang telah dijelaskan sebelumnya.
Kyodo melaporkan bahwa kelompok ransomware yang mengaku terkait dengan Rusia, BlackSuit, akhirnya membocorkan informasi yang dicuri. Mereka mengklaim telah mencuri data terenkode sebanyak 1,5 terabyte. Kadokawa mengonfirmasi bahwa informasi pribadi semua karyawan anak perusahaannya, Dwango, telah bocor.
Kyodo menambahkan bahwa kabar mengenai kemungkinan Kadokawa membayar kelompok peretas ini akan memicu kontroversi mengenai apakah pembayaran tersebut merupakan respons yang tepat. Kadokawa menolak untuk mengomentari apakah mereka membayar uang kepada kelompok peretas, dengan alasan adanya penyelidikan polisi yang sedang berlangsung.
Setelah serangan siber pada 8 Juni, Kadokawa memutuskan untuk mematikan server mereka untuk mengisolasi kerusakan. Namun, pelaku serangan terlihat menghidupkan kembali server tersebut dari jarak jauh untuk melanjutkan penyebaran malware. Untuk menghentikan ini, staf terpaksa memutuskan kabel daya dan komunikasi server secara fisik.
Serangan ini berdampak pada situs Niconico dan juga memengaruhi operasi bisnis Kadokawa, termasuk bisnis percetakan buku dan pesanan merchandise online.
Setelah laporan dari Reuters bulan lalu yang menyebutkan bahwa Sony sedang dalam pembicaraan untuk membeli Kadokawa, Kadokawa mengonfirmasi pada 20 November bahwa mereka telah menerima surat niat awal untuk akuisisi saham mereka, tetapi menyatakan "belum ada keputusan yang diambil saat ini."