- Bantuan Air Bersih Disalurkan untuk Mengatasi Kekeringan di Wilayah Lumajang
- Benturan Keras Terjadi di Tikungan Jatiroto, Sopir Alami Luka Akibat Tabrakan Truk
- Keroyokan Usai Pesta Miras di Lumajang Berujung Penangkapan Dua Pelaku
- Pengembangan Pembelajaran Biologi Kontekstual Berbasis STEM-PjBL di Lumajang
- Peningkatan Patroli di Wilayah Pronojiwo, Masyarakat Dihimbau Tetap Waspada
- Upaya Menjaga Kelancaran dan Keselamatan Lalu Lintas Dilakukan di Lumajang dengan Poros Pagi
- Perawatan Candi di Lumajang Ditingkatkan sebagai Upaya Pelestarian Sejarah
- Kecelakaan Melibatkan Minibus dan Dua Truk Terjadi di Banyuputih Kidul Lumajang, Satu Sopir Alami Luka Kaki
- Pendaftaran Calon Ketua DPD Golkar Lumajang Telah Dibuka
- Biaya Perawatan Korban Kecelakaan di Jokarto Ditanggung Pemerintah Daerah Lumajang
Bitcoin Miners Berinvestasi Milyaran untuk Mengatasi Biaya Energi yang Meningkat
Bitcoin Miners Raise Billions to Tackle Rising Energy Costs: Report https://cryptonews.com/news/bitcoin-miners-raise-billions-to-tackle-rising-energy-costs-report/

Keterangan Gambar : Bitcoin Miners Berin
Pemilik Bitcoin di Amerika Riset Dana Rp 3,7 Triliun untuk Mengatasi Biaya Energi yang Meningkat
Pemilik Bitcoin di Amerika, termasuk Mara Holdings, Riot Platforms, dan CleanSpark, telah mengumpulkan dana Rp 3,7 triliun melalui surat utang dengan suku bunga nol atau sangat rendah. Tujuan dari penanganan ini adalah untuk memperkuat cadangan Bitcoin dan mengatasi biaya operasional yang meningkat sambil menghadapi margin keuntungan yang semakin tipis.
Biaya Energi yang Meningkat dan Hash Rate yang Tinggi Mengancam Profits Bitcoin
Biaya energi yang terus meningkat dan hash rate yang semakin tinggi telah membuat pemilik Bitcoin menghadapi tekanan keuangan yang meningkat. Event Bitcoin Halving 2024, yang mengurangi reward Bitcoin per block dari 6,25 BTC menjadi 3,125 BTC, telah memperburuk situasi ini. Hal ini telah meningkatkan kebutuhan untuk pemilik Bitcoin untuk mengelola biaya energi secara efektif.
Biaya Produksi Bitcoin Meningkat
Raport menunjukkan bahwa biaya produksi Bitcoin di Amerika meningkat 13% pada ketiga trimester 2024, mencapai Rp 55,950 per Bitcoin. Jika memasukkan pengurangan nilai dan kompensasi berdasarkan saham, biaya produksi meningkat menjadi Rp 106,000.
Bitcoin's Harga Meningkat, Namun Tidak Mampu Mengatasi Tantangan
Meskipun harga Bitcoin meningkat hingga Rp 98,500, biaya produksi dan hash rate yang semakin tinggi masih menjadi tantangan bagi pemilik Bitcoin. Kompetisi yang semakin tinggi untuk sumber daya energi di Amerika tidak hanya mengancam Bitcoin, tetapi juga mengancam pengembangan industri AI.
Pemilik Bitcoin Mencari Peluang di Luar Amerika
Banyak pemilik Bitcoin mencari peluang di luar Amerika untuk menghindari biaya energi yang meningkat. Mara Holdings, misalnya, berencana untuk pindah setengah operasinya ke luar Amerika oleh 2028, fokus pada daerah yang memiliki sumber daya energi berlebihan, seperti Kenya dan Uni Emirat Arab.
Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Pemilik Bitcoin di Paraguay telah menghadapi biaya energi yang tinggi meskipun negara tersebut memiliki sumber daya energi berlebihan, yang membuat rencana untuk ekspansi menjadi lebih sulit.
Pemilik Bitcoin Mencari Peluang Baru
Banyak pemilik Bitcoin mencari peluang baru untuk tetap kompetitif. Perusahaan seperti Hut 8, Core Scientific, dan Hive telah memulai menawarkan fasilitas data mereka kepada perusahaan AI, yang menikmati permintaan yang semakin tinggi untuk kekuatan komputasi.
Sementara itu, beberapa negara telah mengundang pemilik Bitcoin Amerika untuk mendirikan operasi di luar Amerika. Belarus, misalnya, telah menawarkan peluang untuk perusahaan Bitcoin, yang menarik perhatian investor global.
Dengan demikian, industri Bitcoin harus terus beradaptasi dengan tantangan yang semakin meningkat. Apakah mereka dapat menemukan peluang baru untuk tetap kompetitif? Hanya waktu akan menunjukkan.