- Persiapan Lebaran: Pemeriksaan Kendaraan dan Tes Narkoba untuk Pengemudi Bus di Lumajang
- Kepedulian Terhadap Sesama Terwujud Melalui Pembagian Takjil Gratis di Bulan Ramadan
- Kronologi Kejadian Pencurian Emas Seberat 10 Kg di Lumajang
- Pengungkapan Kasus Pencurian Emas 10 Kg Melibatkan Oknum Internal di Lumajang
- Antusiasme Warga Lumajang Terhadap Pasar Murah Ramadan: Ketersediaan Pangan Terjamin dan Harga Bersahabat
- Pelayanan Humanis dan Keselamatan Pemudik Lebaran 2025 Jadi Fokus Utama Pemkab Lumajang
- Siaga Penuh di Pos Pam Klakah, Arus Mudik Terkendali Menurut Kapolsek
- Pemantauan Lima Komoditas Utama Menjelang Idulfitri oleh BPS dan TPID Lumajang
- Komitmen Pengembangan Gerakan Pramuka Ditekankan oleh Pihak Terkait di Lumajang
- Keamanan Ditingkatkan Menjelang Lomba Lari 100 Meter Sebelum Sahur di Bulan Ramadhan
Gambar deep fake AI yang eksplisit dari Taylor Swift menimbulkan kemarahan...
Explicit AI deep fake images of Taylor Swift cause outrage https://dailyai.com/2024/01/explicit-ai-deep-fake-images-of-taylor-swift-cause-outrage/

Keterangan Gambar : Gambar deep fake AI
Konten ini membahas tentang penyebaran gambar deepfake eksplisit yang melibatkan penyanyi pop Taylor Swift di media sosial. Meskipun ada aturan yang ketat terhadap konten semacam ini, gambar-gambar tersebut menampilkan Swift dalam posisi seksual eksplisit dan berhasil ditonton oleh jutaan orang sebelum akun yang mempostingnya ditangguhkan.
Kejadian ini menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas kebijakan media sosial dalam melawan informasi deepfake yang menyesatkan. Meskipun ada upaya untuk menghentikannya, tampaknya sulit untuk sepenuhnya menghentikan penyebaran konten semacam ini. Oleh karena itu, beberapa solusi yang diusulkan adalah penggunaan layanan deteksi AI (mirip dengan faktor pengecek) dan "Catatan Komunitas" yang terlampir pada postingan di platform X. Namun, kedua solusi ini juga memiliki kelemahan masing-masing.
Gambar-gambar eksplisit Taylor Swift tersebar terutama di platform media sosial X, tetapi juga ditemukan di platform lain seperti Facebook, menunjukkan bagaimana konten AI yang kontroversial dapat menyebar dengan cepat. Pihak Meta, perusahaan di balik platform tersebut, menanggapi kejadian ini dengan menyatakan bahwa konten tersebut melanggar kebijakan mereka dan akan dihapus serta tindakan akan diambil terhadap akun yang mempostingnya.
Banyak pengguna Reddit juga membahas dampak dari insiden deepfake viral ini dan insiden deepfake lainnya, termasuk foto Menara Eiffel terbakar yang ternyata palsu. Meskipun banyak orang mungkin menyadari bahwa gambar-gambar ini jelas-jelas palsu, kita tidak dapat mengasumsikan bahwa kesadaran tersebut dimiliki oleh masyarakat umum.
Para ahli industri juga membahas masalah ini dengan mantan eksekutif Stability, Ed Newton-Rex, dan berpendapat bahwa sikap gegabah perusahaan teknologi dan kurangnya keterlibatan pengambil keputusan berkontribusi pada masalah ini. Mereka juga mengkritik strategi pemantauan konten dari perusahaan media sosial yang dianggap kurang efektif.
Beberapa laporan menyebutkan bahwa Taylor Swift sedang mempertimbangkan tindakan hukum terhadap situs porno deepfake yang menyebarkan gambar-gambar tersebut. Kejadian serupa deepfake eksplisit juga melibatkan perempuan dan anak-anak, kadang-kadang dengan tujuan memeras orang lain, yang disebut "sexploitation". Gambar-gambar deepfake yang melibatkan penyalahgunaan anak-anak adalah dampak paling gelap dan paling mengkhawatirkan dari teknologi generasi gambar. Baru-baru ini, seorang pria di Amerika Serikat dihukum 40 tahun penjara karena memiliki gambar-gambar semacam itu.
Sebagai respons terhadap insiden ini dan insiden deepfake serupa lainnya, ada seruan untuk membuat undang-undang yang mengatur pembuatan dan penyebaran gambar deepfake. Seorang anggota parlemen Amerika Serikat, Joe Morelle, menggambarkan penyebaran deepfake Taylor Swift sebagai "mengerikan" dan mendorong tindakan hukum yang mendesak. Ia menekankan bahwa apa yang terjadi pada Taylor Swift bukanlah hal baru dan menyoroti dampak yang tidak proporsional dari konten semacam ini terhadap perempuan.
Ancaman teknologi deepfake tidak hanya terbatas pada selebriti, tetapi juga mencakup politik dan keamanan global. Teknologi ini, yang melibatkan algoritma AI yang dilatih dengan pola dalam rekaman video, dapat membuat pemalsuan yang meyakinkan dan semakin sulit untuk dibedakan dari kenyataan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi konten yang dimanipulasi untuk mempengaruhi pasar saham, pemilihan umum, dan opini publik.
Saat ini, upaya untuk melawan deepfake sedang dilakukan, baik oleh startup maupun perusahaan teknologi besar yang mengembangkan teknologi deteksi. Sebagai contoh, Intel telah meluncurkan produk yang mampu mendeteksi video palsu dengan akurasi 96%. Namun, tantangan ini masih sulit diatasi karena teknologi deepfake terus berkembang dengan cepat dan menyebar di seluruh internet.