Menjadi Muslim Yang Mukmin #1

By Sang Ruh 14 Apr 2022, 11:35:05 WIB | 👁 333 Tasawuf
Menjadi Muslim Yang Mukmin  #1

Keterangan Gambar : Menjadi Muslim Yang


Perhatian!! Artikel ini berisi unsur tarekat dan hakikat, sebelum membaca artikel ini harap membaca postingan sebelumnya dahulu sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Assalamualaikum para sahabat yang dirahmati dan diberkahi Allah

Mohon ijin sharing, semoga bermanfaat, menambah motivasi dan semangat kita menambah iman dan taqwa

Banyak orang yang merasa dan menyangka dirinya telah beriman. Oleh sebab itu mereka kemudian berislam dengan sebaik-baiknya. Padahal sudah jelas disebutkan di dalam Alqur'an bahwa tidak semua orang yang menyangka dirinya beriman itu juga diakui Allah beriman. Imannya bertepuk sebelah tangan. Mereka merasa beriman, tetapi Allah tidak mengakui imannya. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ ءَامَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْأَاخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ

wa minan-naasi may yaquulu aamannaa billaahi wa bil-yaumil-aakhiri wa maa hum bimu-miniin

"Dan di antara manusia ada yang berkata, "Kami beriman kepada Allah (rukun iman pertama) dan hari akhir (rukun iman ke 5)," padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman."

( QS. Al-Baqarah 2: Ayat 8)

Ayat di atas membuktikan bahwa tidak semua orang yang menyangka dirinya  beriman itu juga diakui Allah beriman. Dan ada syarat khusus agar beriman kepada Allah (rukun iman yang pertama),  dan beriman kepada hari akhir (rukun iman ke 5).

Mengapa tidak semua orang yang  merasa dan menyangka dirinya beriman kepada Allah itu diakui Allah beriman (masih kafir dalam pandangan Allah)???

Bahkan mereka sudah bersyahadat dan melaksanakan sholat, puasa, zakat, sampai haji, tetapi dipandang Allah masih kafir. Mengapa? 

Karena mereka beriman tidak sesuai Alqur'an dan tuntunan RasulNya. Tetapi mereka merasa dan menyangka telah mengikuti Alquran dan tuntunan rasulNya, padahal tidak. 

Penyimpangan mereka di mana?

Marilah satu persatu kita kaji. 

Banyak orang menyangka bila telah membaca dua kalimat syahadat dengan kesadaran penuh, mantab dan sangat yakin,  kemudian dibuktikan dengan sholat, puasa, zakat, dan lain-lain sesuai ajaran Rasul saw, lalu yakin telah beriman dan diakui Allah beriman. Banyak orang seperti itu. Lalu, apa masalahnya? 

Mereka tidak menyadari bahwa membaca dua kalimat syahadat itu bukan rukun iman, melainkan rukun islam yang pertama. Sholat, puasa, zakat, haji, adalah rukun islam, bukan rukun iman. Saya ulangi lagi, membaca dua kalimat syahadat itu bukan rukun iman. Dua kalimat syahadat itu meskipun dibaca seperti apa-pun mantab dan yakinnya, tetap rukun islam yang pertama, tidak bakalan berubah menjadi rukun iman. Anehnya, kok bisa mereka merasa beriman dengan mengucapkan dua kalimat syahadat itu, yang Jelas-jelas rukun islam yang pertama. Harusnya, mereka yang mengikrarkan dua kalimat syahadat itu merasa muslim, bukan mukmin (bukan merasa beriman). Dalil dari mana beriman dengan cara ber-islam? Lalu, bagaimana mungkin bisa diakui Allah beriman dengan mengamalkan rukun islam (bersyahadat dan lain-lain). Padahal, rukun iman itu ada sendiri. Dan yang pasti rukun islam itu sampai kapan pun tidak akan berubah menjadi rukun iman. Tentu saja tidak bisa beriman dengan mengamalkan rukun islam. 

Sesungguhnya, tidak ada dalil yang menyatakan bahwa membaca dua kalimat syahadat itu tanda beriman. Tidak ada. Bahkan Imam Malik dan Imam Syafi'i (Imam Mahdzab) menyatakan bahwa membaca dua kalimat syahadat itu bukan iman. Mereka beralasan, jika membaca dua kalimat syahadat itu iman, maka orang munafik juga beriman, karena orang munafik juga membaca dua kalimat syahadat. Pernyataan kedua Imam mahdzab itu disebutkan dalam kitab Mujmal I'tiqoti  Aimati Assalaf yang dibagikan secara gratis oleh Pemerintah Arab Saudi kepada jamaah haji dari seluruh dunia, termasuk jamaah haji Indonesia. Jadi, menurut iman mahdzab (Imam Syafi'i dan Imam Malik), mengikrarkan dua kalimah syahadat itu bukan iman. 

Seseorang yang membaca dua kalimat syahadat dengan kesadaran penuh itu menjadikanya muslim (mulai masuk islam), yang kemudian diikuti memenuhi rukun islam yang lainnya. Dan, walaupun mengamalkan rukun islam, tidak akan pernah menjadikan seseorang beriman (menjadi mukmin). Maka itu, dinyatakan di dalam Alqur'an, ada orang islam yang tidak diakui imannya... 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

قَالَتِ الْأَعْرَابُ ءَامَنَّا  ۖ قُل لَّمْ تُؤْمِنُوا وَلٰكِنْ قُولُوٓا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمٰنُ فِى قُلُوبِكُمْ  ۖ وَإِنْ تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُۥ لَا يَلِتْكُمْ مِّنْ أَعْمٰلِكُمْ شَيْئًا  ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

qoolatil-a'roobu aamannaa, qul lam tu-minuu wa laaking quuluuu aslamnaa wa lammaa yadkhulil-iimaanu fii quluubikum, wa ing tuthii'ulloha wa rosuulahuu laa yalitkum min a'maalikum syai-aa, innalloha ghofuurur rohiim

"Orang-orang Arab Badui berkata, "Kami telah beriman." Katakanlah (kepada mereka), "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah "Kami telah islam," karena iman belum masuk ke dalam qolbu -mu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalmu. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.""

(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 14)

Ayat di atas ini, menunjukkan bahwa walaupun sudah islam, tetap tidak diakui Allah beriman. Dan, ayat di atas ini, semakin membuktikan bahwa beriman itu bukan dengan cara ber-islam (bersyahadat, sholat, puasa dan seterusnya). Bukan dengan cara itu. Kalau memang beriman itu bisa dengan cara ber-islam, seharusnya orang arab badui yang sudah islam pada ayat di atas juga diakui beriman. Tetapi, orang badui itu tetap tidak diakui Allah beriman walaupun sudah islam. Ini petunjuk yang hanya diikuti oleh sedikit orang. Dan, lebih banyak orang menyimpang dari petunjuk ini, tetapi menyangka mengikuti Alqur'an.  Mereka beriman dengan cara ber-islam, tetapi menyangka mengikuti petunjuk. Dan, pada ayat itu ditegaskan pula sebab mereka tidak diakui beriman oleh Allah walaupun sudah ber-islam. Yaitu, karena iman belum masuk ke dalam qolbu. Sebab qolbunya dalam keadaan terkunci atau tertutup. 

Tulisan ini sesungguhnya bermaksud untuk mengingatkan orang orang yang sudah islam. Dan, bukan mempersoalkan amalan islamnya, tetapi persoalannya pada orang yang mengamalkannya. Yaitu, apakah mereka sudah digolongkan oleh Allah sebagai mukmin atau belum? Supaya orang-orang islam menjadi muslim yang mukmin. Bukan muslim saja tetapi imannya masih bertepuk sebelah tangan. Sebab tidak semua orang yang menyangka dirinya beriman itu (sudah ta'at ber-islam) juga diakui Allah beriman (baca kembali QS 2 ayat 8 dan QS 49 ayat 14 di atas). 

Kebanyakan orang memaksa Alqur'an-lah yang harus mengikuti persangkaannya dan bukan dirinya yang harus tunduk mengikuti petunjuk ayat-ayat Alqur'an. Mereka menjadi bingung meskipun ayat-ayat Alqur'an dibacakan dengan jelas kepadanya. 

Selain beriman dengan cara ber-islam, banyak juga orang yang merasa dan menyangka telah diakui beriman karena telah percaya ada Tuhan bernama Allah, yang menciptakan langit dan bumi beserta isinya. Namun, Alqur'an membuktikan, walaupun seseorang sudah percaya bahwa Allah yang menciptakan langit dan bumi, tetap saja dipandang kafir oleh Allah. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ  ۚ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ  ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

wa la-ing sa-altahum man kholaqos-samaawaati wal-ardho layaquulunnalloh, qulil-hamdu lillaah, bal aksaruhum laa ya'lamuun

"Dan sungguh, jika engkau (Muhammad) tanyakan kepada mereka (orang-orang kafir), "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" Tentu mereka akan menjawab, "Allah." Katakanlah, "Segala puji bagi Allah," tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui."

(QS. Luqman 31: Ayat 25).

Jika percaya Allah yang menciptakan langit dan bumi itu iman, maka seharusnya orang kafir pada ayat di atas ini beriman. Tetapi mereka tetap dipandang kafir oleh Allah. Banyak ayat Alqur'an yang senada dengan ayat di atas. 

Memang, orang-orang beriman itu pasti percaya Allah yang menciptakan langit dan bumi. Tetapi mereka digolongkan oleh Allah sebagai orang beriman bukan karena percaya Allah pencipta segalanya, dan bukan karena telah ber-islam. Pasti ada cara beriman yang diajarkan rasulNya berdasarkan Alqur'an. Jika tidak ada caranya, lalu bagaimana mungkin ada orang beriman?

(In syaa Allah bersambung).

Sumber : Sahabat Al Muttaqien

View all comments

Write a comment