- Apel Siaga Bencana Hidrometeorologi 2025 Digelar di Lumajang
- Penetapan Calon Terpilih Bupati dan Wakil Bupati Lumajang oleh KPU Pasca Pilkada 2024
- Rapat Pleno Terbuka KPU untuk Menetapkan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Lumajang
- Peningkatan Patroli Kecelakaan Lalu Lintas oleh Satlantas Polres Lumajang
- Langkah Pemerintah untuk Mengatasi Masalah Ternak yang Terjangkit Penyakit Menular Kepada Manusia (PMK) Ditetapkan di Daerah Terpilih
- Bupati Lumajang Tetapkan Anggaran 3,4 Miliar untuk Pembangunan Infrastruktur Parkir di Pusat Kota
- Pantai di Daerah Pesisir Menjadi Tempat Berburu Buaya
- Lumajang Mengadakan Penerapan Sistem Pelaporan Online untuk Meningkatkan Pengelolaan Perhubungan dan Infrastruktur
- Bupati Lumajang Mengunjungi Pemandian Alam yang Diperbaiki untuk Memastikan Kualitas Layanan
- Kebakaran Mobil Terjadi di SPBU Sumberjati Lumajang, Identitas Pemilik Terungkap
Para peneliti berhasil menggunakan GPT-4 untuk merekomendasikan pengobatan stroke...
Researchers successfully use GPT-4 to recommend stroke treatments https://dailyai.com/2024/01/researchers-successfully-use-gpt-4-to-recommend-stroke-treatments/
Keterangan Gambar : Para peneliti berhas
Penelitian terbaru menggunakan GPT-4, sebuah model kecerdasan buatan (AI), untuk membantu dokter dalam membuat keputusan penting dalam merawat pasien stroke. Penelitian ini dilakukan oleh tim ahli dari Technion-Israel Institute of Technology di Israel dan Mayo Clinic di Amerika Serikat. Mereka menganalisis data dari 100 pasien yang mengalami gejala stroke akut.
Dalam penelitian ini, rekomendasi pengobatan yang diberikan oleh GPT-4 dibandingkan dengan rekomendasi yang diberikan oleh ahli saraf berpengalaman dan pengobatan yang sebenarnya diberikan kepada pasien. Tujuannya adalah untuk melihat sejauh mana saran AI ini cocok dengan penilaian manusia ahli dan praktek medis di dunia nyata.
Salah satu ukuran kunci yang digunakan dalam penelitian ini adalah Area Under the Curve (AUC). AUC adalah angka tunggal yang merangkum kinerja tes di berbagai ambang batas, dengan 1,0 mewakili tes yang sempurna dan 0,5 mewakili tebakan semata. Dalam dunia medis, AUC antara 0,7 hingga 0,8 dianggap dapat diterima, 0,8 hingga 0,9 dianggap sangat baik, dan di atas 0,9 dianggap luar biasa.
Dalam penelitian ini, GPT-4 mencapai AUC sebesar 0,85 ketika rekomendasinya dibandingkan dengan pendapat para spesialis stroke, menunjukkan tingkat kesepakatan yang tinggi dan kinerja AI yang sangat baik. Dibandingkan dengan pengobatan yang diberikan, AUC-nya adalah 0,80, menunjukkan bahwa saran GPT-4 sejalan dengan praktek medis di dunia nyata.
Hasil ini sangat menjanjikan karena menunjukkan bahwa GPT-4 dapat memberikan dukungan berharga di ruang gawat darurat, terutama ketika spesialis neurologi tidak segera tersedia. Selain itu, GPT-4 juga memiliki kemampuan luar biasa dalam memprediksi risiko kematian dalam 90 hari setelah stroke. Model AI ini mengidentifikasi pasien dengan risiko tinggi dengan akurasi yang signifikan, bahkan melampaui beberapa model pembelajaran mesin yang sudah ada yang khusus dilatih untuk tujuan ini.
Hal ini dapat sangat berguna bagi dokter dalam mengatur prioritas pengobatan dan mengelola sumber daya dengan lebih efektif. Penggunaan model kecerdasan buatan dalam bidang kesehatan bukanlah hal baru. Google baru-baru ini menciptakan Articulate Medical Intelligence Explorer (AMIE), yang mampu menyamai atau bahkan melampaui dokter umum bersertifikat dalam mengumpulkan informasi pasien selama wawancara medis dan mendapatkan skor empati yang lebih tinggi. Peneliti Denmark bahkan menggunakan model kecerdasan buatan untuk memahami bagaimana peristiwa kehidupan memengaruhi kematian, dengan model mereka mengungguli model terbaik berikutnya sebesar 11%.
Dengan demikian, penggunaan AI seperti GPT-4 dalam bidang medis memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien dan membantu dokter dalam pengambilan keputusan yang kritis.