- Penangkapan Lima Tersangka Kasus Ganja oleh Satresnarkoba di Lumajang
- Proyek Pembangunan Pasar Agropolitan di Gerbang Wisata Senduro Lumajang Hampir Rampung
- Pelantikan Resmi Indah-Yudha, Janji Mewujudkan Pemerintahan Lumajang Tanpa Korupsi
- Pengaktifan Kembali KUD di Lumajang untuk Memperkuat Perekonomian Desa
- Persiapan Mencetak Generasi Emas oleh Lembaga Parenting di Lumajang
- Aliansi BEM se-Lumajang Protes Program Efisiensi yang Dinilai Tidak Memenuhi Kebutuhan Dasar di DPRD
- Begal Mengintai di Klakah Lumajang Saat Hujan Turun
- Cek Kesehatan Gratis Dimulai di Lumajang, Simak Keuntungannya
- Dukungan Terhadap Penerapan P3K Paruh Waktu di Pemkab Lumajang dari Komisi A DPRD
- Wisuda Akbar Seribu Santri Madin Digelar di Pendopo Arya Wiraraja oleh FKDT Lumajang
Para peneliti berhasil menggunakan GPT-4 untuk merekomendasikan pengobatan stroke...
Researchers successfully use GPT-4 to recommend stroke treatments https://dailyai.com/2024/01/researchers-successfully-use-gpt-4-to-recommend-stroke-treatments/

Keterangan Gambar : Para peneliti berhas
Penelitian terbaru menggunakan GPT-4, sebuah model kecerdasan buatan (AI), untuk membantu dokter dalam membuat keputusan penting dalam merawat pasien stroke. Penelitian ini dilakukan oleh tim ahli dari Technion-Israel Institute of Technology di Israel dan Mayo Clinic di Amerika Serikat. Mereka menganalisis data dari 100 pasien yang mengalami gejala stroke akut.
Dalam penelitian ini, rekomendasi pengobatan yang diberikan oleh GPT-4 dibandingkan dengan rekomendasi yang diberikan oleh ahli saraf berpengalaman dan pengobatan yang sebenarnya diberikan kepada pasien. Tujuannya adalah untuk melihat sejauh mana saran AI ini cocok dengan penilaian manusia ahli dan praktek medis di dunia nyata.
Salah satu ukuran kunci yang digunakan dalam penelitian ini adalah Area Under the Curve (AUC). AUC adalah angka tunggal yang merangkum kinerja tes di berbagai ambang batas, dengan 1,0 mewakili tes yang sempurna dan 0,5 mewakili tebakan semata. Dalam dunia medis, AUC antara 0,7 hingga 0,8 dianggap dapat diterima, 0,8 hingga 0,9 dianggap sangat baik, dan di atas 0,9 dianggap luar biasa.
Dalam penelitian ini, GPT-4 mencapai AUC sebesar 0,85 ketika rekomendasinya dibandingkan dengan pendapat para spesialis stroke, menunjukkan tingkat kesepakatan yang tinggi dan kinerja AI yang sangat baik. Dibandingkan dengan pengobatan yang diberikan, AUC-nya adalah 0,80, menunjukkan bahwa saran GPT-4 sejalan dengan praktek medis di dunia nyata.
Hasil ini sangat menjanjikan karena menunjukkan bahwa GPT-4 dapat memberikan dukungan berharga di ruang gawat darurat, terutama ketika spesialis neurologi tidak segera tersedia. Selain itu, GPT-4 juga memiliki kemampuan luar biasa dalam memprediksi risiko kematian dalam 90 hari setelah stroke. Model AI ini mengidentifikasi pasien dengan risiko tinggi dengan akurasi yang signifikan, bahkan melampaui beberapa model pembelajaran mesin yang sudah ada yang khusus dilatih untuk tujuan ini.
Hal ini dapat sangat berguna bagi dokter dalam mengatur prioritas pengobatan dan mengelola sumber daya dengan lebih efektif. Penggunaan model kecerdasan buatan dalam bidang kesehatan bukanlah hal baru. Google baru-baru ini menciptakan Articulate Medical Intelligence Explorer (AMIE), yang mampu menyamai atau bahkan melampaui dokter umum bersertifikat dalam mengumpulkan informasi pasien selama wawancara medis dan mendapatkan skor empati yang lebih tinggi. Peneliti Denmark bahkan menggunakan model kecerdasan buatan untuk memahami bagaimana peristiwa kehidupan memengaruhi kematian, dengan model mereka mengungguli model terbaik berikutnya sebesar 11%.
Dengan demikian, penggunaan AI seperti GPT-4 dalam bidang medis memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien dan membantu dokter dalam pengambilan keputusan yang kritis.