- Tersangka Kasus Pelecehan Seksual Anak Ditemukan di Lumajang, Melibatkan Seorang Guru Honorer
- Kecelakaan Bus Ladju di Lumajang Akibat Sopir Meninggal Mendadak, Menabrak Pohon dan Masuk ke Pekarangan Warga
- Dukungan Terhadap Ranupani untuk Menjadi Desa Tangguh Bencana oleh Komisi B DPRD Lumajang
- Sosialisasi Sanitasi Aman di Lumajang: Penekanan pada Pentingnya Penyedotan Tinja Secara Berkala
- Penutupan Musim Tanam 2025 di Gunung Lemongan Lumajang Melalui Do'a Lintas Iman
- Pria di Lumajang Dilaporkan ke Polisi Terkait Dugaan Penipuan Gadai Mobil
- Selokambang: Ruang Pemulihan Alami yang Menjadi Tujuan Wisata Baru
- Warga Sumberwuluh Tingkatkan Kewaspadaan dan Kerja Sama Hadapi Ancaman Tanggul Terkikis oleh Lahar Dingin
- Operasi Pencarian Korban Kecelakaan Laut di Pantai Bambang Berakhir
- Pembentukan Desa Tangguh Bencana di Ranupani oleh BPBD Resmi Dilaksanakan
Pentagon Menginginkan 1.000 Pesawat Tempur Hantu Mini yang Dikendalikan AI
Pentagon wants 1,000 AI-piloted mini ghost fighter jets https://dailyai.com/2024/03/pentagon-wants-1000-ai-piloted-mini-ghost-fighter-jets/

Keterangan Gambar : Pentagon Menginginka
Sebuah proyek baru di Pentagon akan melihat Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) dipasok dengan 1.000 jet tempur mini yang dipiloti secara otonom menggunakan kecerdasan buatan (AI), bukan pilot manusia.
Tahun lalu kami melaporkan bahwa USAF berhasil menguji jet siluman yang dipiloti AI bernama XQ-58A Valkyrie. Rencananya untuk memiliki kawanan jet tempur otonom kecil ini semakin mendapat dukungan dengan munculnya lebih banyak detail.
Boeing, Lockheed Martin, Northrop Grumman, General Atomics, dan Anduril Industries semua bersaing untuk kontrak senilai $6 miliar. Daftar tersebut akan disaring menjadi dua perusahaan yang akan mulai membangun jet-jet tersebut dalam beberapa bulan mendatang.
Jet-jet tersebut, juga dikenal sebagai Collaborative Combat Aircraft (CCA), akan membawa senjata dan rudal tetapi tidak perlu menampung pilot manusia. Hal ini berarti mereka bisa jauh lebih kecil, sepanjang 20 hingga 30 kaki, dan melakukan manuver yang terlalu berisiko bagi pilot manusia.
Jet-jet ini diharapkan mampu terbang serendah 30 kaki di atas tanah dengan kecepatan 600mph. Berikut adalah gambaran salah satu peserta, MQ-28 dari Boeing, yang dikembangkan di Australia.
Menggunakan AI untuk menerbangkan jet-jet ini tidak disambut baik oleh beberapa pilot tempur yang menyadari bahwa mereka mungkin segera menukar kursi mereka di jet dengan pekerjaan pengendalian dan kendali. Keunggulan sistem AI atas pilot manusia telah terbukti dan hanya akan semakin meningkat.
Untuk saat ini, jet-jet ini akan digunakan sebagai pengawal, bukan sepenuhnya menggantikan semua pesawat yang dipiloti manusia.
Biaya yang terkait dengan jet tempur tradisional dan pelatihan pilot adalah faktor besar dalam proyek ini. Jet-jet otonom diperkirakan akan memiliki biaya sekitar $10 juta per unit, sepuluh kali lebih murah dari F-35.
Kemajuan terbaru dalam teknologi AI telah memberikan sistem manajemen pesawat yang semakin mampu. Salah satu pemain besar dalam bidang ini adalah Shield AI. Mereka mengembangkan Hivemind, seorang pilot AI yang memungkinkan kawanan drone dan pesawat beroperasi otonom tanpa GPS, komunikasi, atau pilot.
Dengan menggunakan Hivemind, seorang pengendali darat bisa mengendalikan 10 jet dari mana saja di dunia. Jet-jet tersebut bisa diberikan sebuah tujuan dan secara otonom mengarahkan diri mereka sendiri dalam kawanan tanpa campur tangan manusia.
Mudah untuk melihat mengapa jet-jet ini menarik bagi staf Pentagon yang bertugas untuk menanggapi kekuatan militer China yang semakin berkembang. Seberapa besar dari anggaran $6 miliar yang dialokasikan untuk etika dari jet tempur otonom yang ditenagai AI dengan rudal masih belum jelas.