- Kemandirian Lumajang Didorong Melalui Pengelolaan Dana Dusun Berbasis Masyarakat
- Hunian Bergaya Santorini Pertama di Indonesia Kini Hadir di Lumajang dengan Pembukaan Clarysa Grande
- Dana Khusus untuk Dusun di Lumajang Mulai Berlaku Tahun 2026 guna Perlindungan Warga
- Pramuka Diharapkan Menjadi Tempat Pembentukan Karakter dan Kepemimpinan Pemuda
- Keamanan Wilayah Ditekankan Tanpa Penggunaan Senjata oleh Pimpinan Daerah Lumajang
- Percepatan Mutasi Besar-besaran Dilakukan untuk Memacu Kinerja Birokrasi di Lumajang
- Pemanfaatan KUR Harus Fokus pada Peningkatan Produktivitas Bukan Gaya Hidup
- ASN di Lumajang Diharapkan Menjadi Pengabdi Setia Bukan Pengejar Jabatan
- Kunjungan ke Beberapa Kepala Desa di Klakah untuk Memperkuat Sinergi Keamanan Wilayah
- Apresiasi Terhadap Personel dan Warga Berprestasi Dorong Semangat Kolaborasi demi Keamanan Lumajang
Revolusi AI dalam Dunia Game
As AI advances, gaming studios, developers, and players face a new reality https://dailyai.com/2024/10/as-ai-advances-gaming-studios-developers-and-players-face-a-new-reality/

Keterangan Gambar : Revolusi AI dalam Du
Peran AI dalam Industri Game: Tantangan dan Peluang
Kemajuan teknologi selalu mendorong industri game maju, dari grafik 3D hingga ledakan game mobile. Kini, AI menjadi babak terbaru dalam evolusi ini. Para pengembang game harus menghadapi pertanyaan mendasar: Apa peran pencipta manusia di tengah dominasi proses yang didorong oleh AI?
Sebuah survei oleh Game Developers Conference menunjukkan bahwa 84% pengembang merasa khawatir tentang etika AI generatif, termasuk ketakutan akan kehilangan pekerjaan dan masalah pelanggaran hak cipta. Di Gala Technology yang berbasis di Hong Kong, CEO Jia Xiaodong mengungkapkan rasa urgensi, mengatakan, “Setiap minggu, kami merasa akan tereliminasi.” Perusahaan ini bahkan membekukan proyek non-AI dan menawarkan bonus untuk ide inovatif terkait AI.
Di AS, raksasa game seperti Electronic Arts dan Ubisoft juga menginvestasikan jutaan dolar dalam penelitian AI, meskipun mereka menghadapi gelombang pemutusan hubungan kerja. Pada tahun 2023, diperkirakan 10.500 pengembang game akan kehilangan pekerjaan di lebih dari 30 studio. Jess Hyland, seorang seniman game berpengalaman, mengaku khawatir akan kehilangan pekerjaannya karena AI.
AI kini dapat menghasilkan level, dunia, dan bahkan seluruh game dari perintah teks sederhana. Contohnya, GameNGen yang dikembangkan oleh Google dan Universitas Tokyo dapat membuat level permainan tembak-menembak yang hampir tidak dapat dibedakan dari yang dibuat manusia. Alat AI seperti Muse dari Unity sudah mengubah alur kerja desain game, memungkinkan pengembang menyelesaikan tugas dalam hitungan jam.
Bagi sebagian orang, AI dianggap sebagai alat yang mendemokratisasi penciptaan game. Yuta Hanazawa, seorang veteran industri, percaya bahwa AI akan membebaskan pengembang dari tugas monoton dan memungkinkan fokus pada gameplay dan cerita yang inovatif. Namun, ada juga kekhawatiran bahwa AI akan mengubah seniman manusia menjadi operator mesin yang hanya memperbaiki hasil keluaran AI.
Satu tantangan besar adalah potensi penyalahgunaan AI. Dengan kemampuan untuk menghasilkan gambar yang sangat realistis, ada risiko bahwa pemain dapat menciptakan avatar yang menyerupai individu nyata untuk tujuan eksploitasi. Kasus anak-anak sekolah di Spanyol yang menggunakan AI untuk menghasilkan gambar tidak senonoh menunjukkan betapa mudahnya alat ini disalahgunakan.
Dalam menghadapi tantangan ini, penting bagi pengembang untuk memastikan bahwa AI tidak menghapus kreativitas manusia dan tidak menimbulkan bahaya. Diskusi tentang AI dalam game bukanlah tentang apakah itu akan terjadi – itu sudah terjadi. Fokus harus pada bagaimana AI dapat melengkapi kreativitas manusia sambil mencegah penyalahgunaan.






