Semangka Pesisir dari Lumajang: Manisnya Panen, Kuatnya Ketahanan
Dari balik lanskap pantai selatan Jawa yang berangin kencang dan berpasir panas, semangka-semak segar bergelimpangan. Di Dusun Pemukiman Desa Pandanwangi Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, petani lokal baru saja menuntaskan panen semangka yang manis, bukan hanya dari rasanya, tapi juga dari proses panjang perjuangan di lahan pasir pesisir.

By Adminpmd 24 Sep 2025, 18:31:25 WIB | 👁 35 Pemerintah Daerah
Semangka Pesisir dari Lumajang: Manisnya Panen, Kuatnya Ketahanan

Image: Semangka Pesisir dar...


Dari balik lanskap pantai selatan Jawa yang berangin kencang dan berpasir panas, semangka-semak segar bergelimpangan. Di Dusun Pemukiman Desa Pandanwangi Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, petani lokal baru saja menuntaskan panen semangka yang manis, bukan hanya dari rasanya, tapi juga dari proses panjang perjuangan di lahan pasir pesisir.

Pada Rabu (9/7/2025), semangat warga memuncak. Di lahan seluas 0,5 hektare milik Sula, anggota Kelompok Tani “Tani Jaya,” sekitar 10 ton semangka berkualitas berhasil dipanen. Hasil ini tak lepas dari perawatan intensif selama beberapa bulan terakhir dan, yang tak kalah penting, pendampingan langsung dari Babinsa setempat, Kopda Ahmad Latip, anggota Koramil 0821-10/Tempeh.

“Panen ini adalah bukti bahwa pertanian tidak mengenal batas. Pesisir pun bisa produktif jika dikelola dengan sungguh-sungguh,” ujar Latip, sambil membantu mengangkut hasil panen ke atas gerobak.

Sebagai bagian dari program ketahanan pangan TNI AD, pendampingan Babinsa tak hanya bersifat teknis, tapi juga strategis. Mereka menjadi simpul komunikasi antara petani, penyuluh pertanian, dan pemerintah desa. Di desa ini, kehadiran Babinsa terasa seperti bagian dari keluarga bekerja, berdiskusi, bahkan ikut gotong royong.

Latip menyebut peran TNI hari ini sudah tidak sekadar soal pertahanan negara dalam arti sempit. “Ketahanan pangan adalah bagian dari pertahanan. Kalau rakyat sejahtera dan mandiri, negara pasti kuat,” tegasnya.

Ketua Kelompok Tani “Tani Jaya,” Hafidz, mengakui tantangan bertani di pesisir tak ringan. Tanah berpasir cenderung porous dan rentan kekeringan. Tapi dengan pengelolaan irigasi sederhana dan pola tanam terjadwal, semangka bisa tumbuh optimal.

“Alhamdulillah, hasil panen kali ini sangat memuaskan. Kami merasa tidak sendiri karena Babinsa selalu hadir saat kami butuh pendampingan,” tutur Hafidz.

Semangka yang dipanen dari kawasan pesisir Pandanwangi kini mulai dilirik pasar regional. Permintaan datang dari Malang hingga Surabaya. Ini membuka peluang bagi desa pesisir yang selama ini hanya dikenal sebagai daerah marginal, untuk tampil sebagai produsen pangan segar.

Sula, pemilik lahan panen kali ini, mengaku tak menyangka lahannya bisa menghasilkan hingga 10 ton. “Awalnya banyak yang bilang, ‘ngapain nanam di pinggir pantai?’ Tapi ternyata, kalau mau sabar dan dirawat, hasilnya bisa luar biasa,” katanya.

Bagi warga Desa Pandanwangi, semangka bukan hanya soal buah manis. Ia adalah simbol harapan. Harapan bahwa desa kecil di ujung selatan Lumajang bisa bicara banyak dalam urusan pangan, bahkan memberi kontribusi nyata bagi ketersediaan buah segar nasional.

Data dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Tempeh menunjukkan bahwa potensi semangka pesisir Lumajang mencapai rata-rata 20 ton per hektare. Angka ini menunjukkan produktivitas yang kompetitif dibandingkan daerah lain di Jawa Timur.

Kepala Desa Pandanwangi Edi Santoso menyebut model kolaboratif petani–Babinsa sebagai pendekatan pembangunan desa yang relevan dan berkelanjutan. “Ini bukan proyek instan. Ini kerja kebersamaan yang pelan tapi kokoh. Dan yang terpenting, masyarakat jadi percaya diri,” terang dia.

Di tengah tantangan global seperti krisis pangan dan perubahan iklim, cerita dari Pandanwangi menghadirkan satu pelajaran penting: Indonesia tak harus bergantung pada sentra pangan besar. Justru, kekuatan baru bisa muncul dari daerah-daerah yang selama ini luput dari sorotan.

Langkah sederhana seperti pendampingan pertanian oleh Babinsa telah menciptakan efek domino: petani lebih mandiri, hasil panen meningkat, dan ekosistem ekonomi desa bergerak.

Semangka dari pesisir bukan hanya buah. Ia adalah wujud konkret nasionalisme: membangun dari desa, untuk ketahanan negeri.

Karena dari tanah pasir pun, kehidupan bisa tumbuh subur asal dirawat dengan gotong royong dan semangat yang tak mudah layu. (MC Kab. Lumajang/Pendim 0821/Wy/An-m)


Sumber : https://portalberita.lumajangkab.go.id/main/baca/aXKGeZVr

Baca Artikel Lainnya :

  1. Musrenbang Desa Pundungsari Bahas RKPDes 2026 dan DU RKPDes 2027
  2. Bupati Lumajang Tekankan Generasi Qur’ani, Siapkan Umroh untuk Juara MTQ
  3. Pemkab Lumajang–PG Jatiroto Sepakat Perbaiki Jalan untuk Warga
  4. Desa Tempeh Tengah Siap Hadapi Monev Desa Siaga Tingkat Kabupaten
  5. Lumajang Fokus Bangun Ekosistem Digital Aman dan Positif
  6. Pengembangan Pembelajaran Biologi Kontekstual Berbasis STEM-PjBL di Lumajang
  7. Benturan Keras Terjadi di Tikungan Jatiroto, Sopir Alami Luka Akibat Tabrakan Truk
  8. Upaya Menjaga Kelancaran dan Keselamatan Lalu Lintas Dilakukan di Lumajang dengan Poros Pagi
  9. Biaya Perawatan Korban Kecelakaan di Jokarto Ditanggung Pemerintah Daerah Lumajang
  10. Keroyokan Usai Pesta Miras di Lumajang Berujung Penangkapan Dua Pelaku
  11. 082142634989
  12. Topic: Inspektorat Lumajang Time: May 21, 2025 19:00 PM Jakarta Join Zoom Meeting https://us06web.zoom.us/j/89047096227?pwd=DghECDntZbWDYZMOYnIB4ZvPsbBwyN.1 Meeting ID: 890 4709 6227 Passcode: 1234567890
  13. Berikan ringkasan dari materi² berikut
  14. Assalamualaikum Mas & Mbak semua. Sy Abdi akan mengikuti lomba inovasi, maka sy mau minta tolong kepada jenengan semua untuk testing fitur AI Personality Test dengan metode MBTI karena salah satu syarat inovasi itu harus ada user yang pernah pakai dan di
  15. form


View all comments

Write a comment

Kanan - Iklan Sidebar