- Siap Menjadi Agen Perubahan, Peran Duta Kamtibmas dari Kalangan Generasi Muda Lumajang
- Kegiatan Edukasi Keselamatan Berkendara Dilaksanakan di SMPN 1 Sukodono oleh Satlantas Polres Lumajang
- Patroli Malam Ditingkatkan untuk Mengurangi Gangguan Lalu Lintas di Wilayah Lumajang
- Tahlil Peringatan KH Imron Anis Digelar di Ponpes Al Afkar dengan Kehadiran Kapolres Lumajang
- Doa Bersama Mengenang Tragedi Kanjuruhan Digelar di Lumajang
- Penghargaan IPSI Diberikan pada Hari Kesaktian Pancasila kepada Sejumlah Anggota Kepolisian Lumajang
- Penanaman Disiplin Lalu Lintas Dilakukan Sejak Usia Dini di Lumajang
- Penangkapan Pelaku Pencurian Sapi Berhasil Dilakukan Dalam Waktu Kurang Dari 24 Jam Di Lumajang
- Peninjauan Dapur Program Makan Bergizi Gratis Dilakukan di Lumajang oleh Forkopimda
- Pengukuhan Dewan Pengawas RSUD dr Haryoto dengan Penekanan pada Inovasi dan Profesionalisme
Google Tarik Iklan AI yang Kontroversial dari Siaran Olimpiade Pasca Mendapat KecamanGoogle menghap
Google pulls controversial AI ad from Olympics coverage amid backlash https://dailyai.com/2024/08/google-pulls-controversial-ai-ad-from-olympics-coverage-amid-backlash/

Keterangan Gambar : Google Tarik Iklan
Google Menarik Iklan "Dear Sydney" dari Olimpiade Paris 2024
Google telah memutuskan untuk menarik iklan "Dear Sydney" yang ditayangkan selama siaran NBC untuk Olimpiade Paris 2024. Iklan ini bertujuan untuk mempromosikan alat AI generatif Google, tetapi justru memicu perdebatan sengit mengenai penerimaan penggunaan AI dalam masyarakat.
Iklan yang kontroversial ini menampilkan seorang ayah yang menggunakan AI Gemini dari Google untuk membantu putrinya menulis surat kepada idola mereka, atlet lari Olimpiade Sydney McLaughlin-Levrone. Dalam iklan tersebut, sang ayah berkata, “Saya cukup baik dengan kata-kata, tetapi ini harus sempurna,” sebelum meminta bantuan AI. Iklan itu menunjukkan Gemini yang menghasilkan draf surat dengan kalimat seperti “Saya bekerja keras dan bermimpi besar, sama seperti Anda” dan “Saya ingin menjadi seperti Anda saat besar nanti.”
Banyak penonton merasa bahwa iklan ini mendorong orang untuk mengandalkan mesin dalam komunikasi yang seharusnya bersifat pribadi dan emosional, alih-alih mendorong hubungan manusia yang tulus dan kreativitas. Kritikus cepat menyuarakan keprihatinan mereka di berbagai platform. Alexandra Petri, kolumnis The Washington Post, mengekspresikan ketidaksukaannya dengan mengatakan bahwa iklan itu membuatnya ingin merusak televisi setiap kali melihatnya. Ia berargumen bahwa menggunakan AI untuk tugas-tugas seperti itu dapat mengurangi kemampuan orang untuk berpikir dan mengekspresikan diri secara mandiri.
Kritik terhadap iklan ini menyebar dengan cepat di media sosial dan artikel opini, dengan banyak yang merasa prihatin bahwa anak-anak didorong untuk bergantung pada AI untuk tugas-tugas yang biasanya dianggap sebagai kesempatan untuk pertumbuhan pribadi dan perkembangan emosional. Akhirnya, setelah banyak kritik, Google mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan penayangan iklan tersebut.
Keputusan ini menjadi langkah mundur bagi Google, terutama karena mereka juga menarik produk AI lainnya. Misalnya, generator gambar Gemini ditutup sementara setelah pengguna menemukan hasil yang sangat tidak akurat. Google kemudian mencoba menjelaskan posisinya mengenai AI dan kreativitas, menyatakan bahwa mereka percaya AI dapat menjadi alat yang hebat untuk meningkatkan kreativitas manusia, tetapi tidak dapat menggantikannya.
Kontroversi ini mencerminkan kekhawatiran yang lebih besar tentang generasi AI. Meskipun banyak orang menggunakan alat AI dalam kehidupan sehari-hari, kepercayaan terhadap teknologi ini justru menurun. Masyarakat masih ragu tentang peran AI dalam kehidupan pribadi mereka, terutama dalam hal yang bersifat emosional dan kreatif.