- Percepatan Mutasi Besar-besaran Dilakukan untuk Memacu Kinerja Birokrasi di Lumajang
- Pemanfaatan KUR Harus Fokus pada Peningkatan Produktivitas Bukan Gaya Hidup
- ASN di Lumajang Diharapkan Menjadi Pengabdi Setia Bukan Pengejar Jabatan
- Kunjungan ke Beberapa Kepala Desa di Klakah untuk Memperkuat Sinergi Keamanan Wilayah
- Apresiasi Terhadap Personel dan Warga Berprestasi Dorong Semangat Kolaborasi demi Keamanan Lumajang
- Patroli ATM Siang Malam Ditingkatkan untuk Menjaga Keamanan Uang dan Nasabah di Wilayah Tempeh
- Sinergi Diperkuat untuk Meningkatkan Pemberdayaan Perempuan di Lumajang
- Pentingnya Keselamatan di Jalan bagi Pelajar Lumajang Agar Terhindar dari Kecelakaan akibat Kelalaian
- Penghargaan untuk Prestasi Santri Disertai Peringatan Bahaya Bullying di Lingkungan Sekolah
- Turnamen Bola Voli Piala Kapolres Lumajang 2025 Diikuti 27 Tim Pelajar Berlaga Sengit
Google Tarik Iklan AI yang Kontroversial dari Siaran Olimpiade Pasca Mendapat KecamanGoogle menghap
Google pulls controversial AI ad from Olympics coverage amid backlash https://dailyai.com/2024/08/google-pulls-controversial-ai-ad-from-olympics-coverage-amid-backlash/

Keterangan Gambar : Google Tarik Iklan
Google Menarik Iklan "Dear Sydney" dari Olimpiade Paris 2024
Google telah memutuskan untuk menarik iklan "Dear Sydney" yang ditayangkan selama siaran NBC untuk Olimpiade Paris 2024. Iklan ini bertujuan untuk mempromosikan alat AI generatif Google, tetapi justru memicu perdebatan sengit mengenai penerimaan penggunaan AI dalam masyarakat.
Iklan yang kontroversial ini menampilkan seorang ayah yang menggunakan AI Gemini dari Google untuk membantu putrinya menulis surat kepada idola mereka, atlet lari Olimpiade Sydney McLaughlin-Levrone. Dalam iklan tersebut, sang ayah berkata, “Saya cukup baik dengan kata-kata, tetapi ini harus sempurna,” sebelum meminta bantuan AI. Iklan itu menunjukkan Gemini yang menghasilkan draf surat dengan kalimat seperti “Saya bekerja keras dan bermimpi besar, sama seperti Anda” dan “Saya ingin menjadi seperti Anda saat besar nanti.”
Banyak penonton merasa bahwa iklan ini mendorong orang untuk mengandalkan mesin dalam komunikasi yang seharusnya bersifat pribadi dan emosional, alih-alih mendorong hubungan manusia yang tulus dan kreativitas. Kritikus cepat menyuarakan keprihatinan mereka di berbagai platform. Alexandra Petri, kolumnis The Washington Post, mengekspresikan ketidaksukaannya dengan mengatakan bahwa iklan itu membuatnya ingin merusak televisi setiap kali melihatnya. Ia berargumen bahwa menggunakan AI untuk tugas-tugas seperti itu dapat mengurangi kemampuan orang untuk berpikir dan mengekspresikan diri secara mandiri.
Kritik terhadap iklan ini menyebar dengan cepat di media sosial dan artikel opini, dengan banyak yang merasa prihatin bahwa anak-anak didorong untuk bergantung pada AI untuk tugas-tugas yang biasanya dianggap sebagai kesempatan untuk pertumbuhan pribadi dan perkembangan emosional. Akhirnya, setelah banyak kritik, Google mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan penayangan iklan tersebut.
Keputusan ini menjadi langkah mundur bagi Google, terutama karena mereka juga menarik produk AI lainnya. Misalnya, generator gambar Gemini ditutup sementara setelah pengguna menemukan hasil yang sangat tidak akurat. Google kemudian mencoba menjelaskan posisinya mengenai AI dan kreativitas, menyatakan bahwa mereka percaya AI dapat menjadi alat yang hebat untuk meningkatkan kreativitas manusia, tetapi tidak dapat menggantikannya.
Kontroversi ini mencerminkan kekhawatiran yang lebih besar tentang generasi AI. Meskipun banyak orang menggunakan alat AI dalam kehidupan sehari-hari, kepercayaan terhadap teknologi ini justru menurun. Masyarakat masih ragu tentang peran AI dalam kehidupan pribadi mereka, terutama dalam hal yang bersifat emosional dan kreatif.






