- Angin Kencang Sebabkan Pohon Tumbang di Candipuro Lumajang, Tiga Anak Mengalami Luka
- Menjelang Idul Fitri, Knalpot Borong dan Miras Dimusnahkan oleh Polres Lumajang
- Sosialisasi Mudik Aman Dilakukan di Sekolah oleh Satlantas Polres Lumajang
- Tiket Masuk Tumpak Sewu Lumajang: 20 Ribu untuk Wisatawan Lokal, 100 Ribu untuk Wisatawan Asing
- Kecelakaan Maut di JLS Pasirian Lumajang Akibat Truk Pembawa Miras
- Pemeriksaan Kelayakan Minyak Subsidi Dilakukan di Pasar Baru oleh Polres Lumajang dan Diskopindag
- Peningkatan Indeks Desa Membangun di Lumajang Mendapatkan Apresiasi dari Komisi A DPRD
- Data Inclusion Error Menimpa 46 Ribu Penerima Bantuan Sosial di Lumajang
- Angka Putus Sekolah di Lumajang Mencapai 3.561 Anak
- Ketentuan untuk Mendapatkan Santunan Kematian di Lumajang
kisah nabi muhammad menutup telinga dengan ibu jari
Kisah ini berasal dari kitab Tafsir Jalalain, sebuah tulisan karya Imam Jalal al-Din al-Mahalli dan Imam Jalal al-Din al-Suyuti pada abad ke-1
5.
Kisah ini membicarakan tentang bagaimana Nabi Muhammad melakukan taqwa dengan sangat baik dan menutup telinganya dengan ibu jari dari kabar yang tidak baik.
Kisah ini berlaku pada suatu ketika Nabi Muhammad sedang berjalan di sebuah pasar. Suasana di pasar tersebut agak ramai dan ada begitu banyak orang yang bertengkar. Keesokan harinya, orang-orang di pasar merasa begitu bersalah karena sudah berteriak dan saling bertengkar.
Karena itu, mereka mencoba untuk meminta maaf kepada Nabi Muhammad. Saat mereka berbicara dengan Nabi Muhammad, dia pun mendengarkannya dengan sangat hati-hati.
Pada saat itu, Nabi Muhammad tidak mengatakan apa-apa kepada mereka. Dia hanya menutup telinganya dengan ibu jari. Dengan begitu, dia menunjukkan bahwa dia tidak terlibat dalam riak tengah malam itu, dan bahwa dia terlalu berhati-hati untuk mendengarkan kabar yang tidaklah baik.
Kisah ini menjadi salah satu contoh dari bagaimana Nabi Muhammad mempraktekkan tingkah lakunya dengan baik dan melakukan taqwa. Dia juga menunjukkan bahwa kita sebagai umat islam harus bersikap taqwa dan banaq dalam mendengar cerita atau kabar yang mungkin tidak sesuai dengan agama kita.
Baca Artikel Lainnya :
- Bisa dibantu log in ke Al Quran Al Muttaqien bagaimana caranya ya Kak Abdi?
- Tes
- halo
- https://lumba.biz.id/mbti
- Tapi tidak ada opsi untuk daftar