- Benturan Keras Terjadi di Tikungan Jatiroto, Sopir Alami Luka Akibat Tabrakan Truk
- Keroyokan Usai Pesta Miras di Lumajang Berujung Penangkapan Dua Pelaku
- Pengembangan Pembelajaran Biologi Kontekstual Berbasis STEM-PjBL di Lumajang
- Peningkatan Patroli di Wilayah Pronojiwo, Masyarakat Dihimbau Tetap Waspada
- Upaya Menjaga Kelancaran dan Keselamatan Lalu Lintas Dilakukan di Lumajang dengan Poros Pagi
- Perawatan Candi di Lumajang Ditingkatkan sebagai Upaya Pelestarian Sejarah
- Kecelakaan Melibatkan Minibus dan Dua Truk Terjadi di Banyuputih Kidul Lumajang, Satu Sopir Alami Luka Kaki
- Pendaftaran Calon Ketua DPD Golkar Lumajang Telah Dibuka
- Biaya Perawatan Korban Kecelakaan di Jokarto Ditanggung Pemerintah Daerah Lumajang
- Kecelakaan Truk dan Motor di Desa Jokarto Lumajang Sebabkan Luka Parah pada Remaja
Alat AI inovatif CognoSpeak menjanjikan diagnosis demensia yang lebih cepat
Innovative AI tool CognoSpeak promises faster dementia diagnosis https://dailyai.com/2024/01/innovative-ai-tool-cognospeak-promises-faster-dementia-diagnosis/

Keterangan Gambar : Alat AI inovatif Cog
AI CognoSpeak: Inovasi Diagnosis Awal Demensia dan Alzheimer
Tim peneliti dari University of Sheffield, Inggris, telah mengembangkan CognoSpeak, sebuah alat kecerdasan buatan (AI) yang dirancang untuk mempercepat diagnosis tanda-tanda awal demensia dan penyakit Alzheimer.
Didukung oleh NHS dan National Institute for Health and Care Research, CognoSpeak memanfaatkan teknologi AI dan pengenalan ucapan untuk menganalisis pola bahasa dan ucapan yang berpotensi menjadi indikator kondisi tersebut.
Alat ini beroperasi sebagai agen virtual pada laptop atau tablet, terlibat dalam percakapan dengan pasien dan melakukan tes kognitif serta pertanyaan mengenai daya ingat mirip dengan konsultasi poliklinik. AI alat kemudian menganalisis pola bahasa dan ucapan untuk mendeteksi tanda-tanda awal demensia atau Alzheimer.
CognoSpeak telah menunjukkan potensi dalam uji coba awal, menunjukkan tingkat akurasi yang sebanding dengan penilaian tradisional menggunakan kertas dan pena dalam memprediksi Alzheimer.
Misalnya, sebuah studi tahun 2020 yang diterbitkan oleh tim CognoSpeak melibatkan peserta dengan penyakit Alzheimer, gangguan kognitif ringan, gangguan kognitif fungsional, dan kontrol sehat dapat membedakan antara Alzheimer/gangguan kognitif ringan dan gangguan kognitif fungsional/kontrol sehat dengan sensitivitas 86,7%.
Lebih dari itu, alat ini mengidentifikasi pasien dengan gangguan kognitif ringan dengan sensitivitas 80%.
CognoSpeak saat ini sedang menjalani uji coba lebih luas melibatkan 700 peserta dari klinik-klinik ingatan di Inggris.
Dr. Blackburn dari University of Sheffield menjelaskan dampak CognoSpeak: "Menunggu diagnosis kemungkinan demensia dapat menjadi waktu yang sangat cemas bagi pasien dan keluarganya. Alat ini dapat membantu pasien memulai pengobatan lebih cepat, mengurangi waktu tunggu, dan memberikan kepastian lebih awal kepada orang-orang."
Dia juga menyoroti kemampuan sistem ini untuk mengubah diagnosis demensia dengan mempercepat penilaian dan menghemat waktu para klinisi.
Profesor Heidi Christensen, dari Departemen Ilmu Komputer University of Sheffield, menjelaskan pentingnya ucapan dalam mendeteksi kesehatan kognitif: "Cara seseorang berbicara dapat memberi tahu kita banyak hal tentang kesehatan kognitif dan kesejahteraan emosional mereka, dan memberi kita indikasi sangat dini tentang tanda-tanda penurunan kognitif yang mungkin tidak akan terdeteksi."
AI untuk demensia dan gangguan saraf lainnya
AI telah menunjukkan potensi besar dalam mendukung mereka yang menderita bentuk ketidakmampuan atau gangguan neurologis, dari ALS hingga Alzheimer. Analisis ucapan juga telah digunakan untuk mendeteksi dan menganalisis skizofrenia, lagi dengan mendeteksi perubahan ucapan yang halus.
Antarmuka terintegrasi dengan pembelajaran mesin telah mengembalikan gerakan pada anggota tubuh yang sebelumnya lumpuh dan membantu mereka yang mengalami gangguan ucapan parah untuk berkomunikasi.
Misalnya, sebuah sistem AI mereplikasi ucapan dan ekspresi wajah seorang pria 48 tahun ke sebuah avatar digital, sedangkan yang lain telah memungkinkan gerakan alami yang dikendalikan oleh pikiran pada anggota tubuh robotik.
Teknologi-teknologi ini bergantung pada proses-proses canggih seperti EEG dan MRI, yang menangkap sinyal-sinyal otak dan mengonversinya menjadi data yang dapat dioperasikan melalui pembelajaran mesin.
Bersama dengan penelitian seperti CognoSpeak, teknologi-teknologi ini menggunakan AI untuk mendukung baik pasien maupun klinisi.