Gropyokan Serentak, Jurus Ampuh Petani Lumajang Hadapi Ledakan Hama Tikus
Meningkatnya populasi hama tikus hingga dua kali lipat dalam beberapa bulan terakhir menjadi tantangan besar bagi petani di Lumajang. Serangan hama ini menyebabkan kerugian signifikan, mulai dari gagal panen hingga meningkatnya biaya tanam ulang. Namun, para petani bersama Pemerintah Kabupaten Lumajang tak tinggal diam. Berbagai langkah strategis mulai diterapkan, salah satunya adalah Gerakan Pengendalian (Gerdal) hama tikus secara serentak.

By Adminpmd 19 Mar 2025, 15:28:32 WIB | 👁 58 Pemerintah Daerah
Gropyokan Serentak, Jurus Ampuh Petani Lumajang Hadapi Ledakan Hama Tikus

Image: Gropyokan Serentak, ...


Meningkatnya populasi hama tikus hingga dua kali lipat dalam beberapa bulan terakhir menjadi tantangan besar bagi petani di Lumajang. Serangan hama ini menyebabkan kerugian signifikan, mulai dari gagal panen hingga meningkatnya biaya tanam ulang. Namun, para petani bersama Pemerintah Kabupaten Lumajang tak tinggal diam. Berbagai langkah strategis mulai diterapkan, salah satunya adalah Gerakan Pengendalian (Gerdal) hama tikus secara serentak.

Ketua Paguyuban Petani Pangan Nasional (P3N) Provinsi Jawa Timur, Iskhak Subagio menjelaskan bahwa ledakan populasi tikus disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk musim panen yang tidak serentak, tingginya tingkat perkembangbiakan tikus, serta semakin langkanya musuh alami tikus akibat perburuan.

“Hampir semua kecamatan mengalami peningkatan populasi tikus, seperti di Sumbersuko, Pasrujambe, dan Senduro. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, produktivitas pertanian bisa semakin anjlok,” ungkap Iskhak saat dikonfirmasi, Senin (17/3/2025).

Gerdal tikus atau gropyokan massal menjadi solusi utama yang diusulkan. Gerakan ini menekankan pentingnya pengendalian hama secara bersama-sama agar hasilnya lebih maksimal. Namun, masih ada petani yang melakukan pengendalian secara individu, sehingga efektivitasnya belum optimal.

“Kuncinya adalah gerakan serentak. Kalau dilakukan bersama, hama bisa ditekan lebih cepat dan signifikan. Kalau masih sendiri-sendiri, hasilnya kurang maksimal,” tambahnya.

Pemerintah Kabupaten Lumajang, melalui Dinas Pertanian, juga turut serta dalam upaya ini dengan memberikan edukasi dan pendampingan kepada petani. Selain gropyokan, pendekatan berbasis ekologi seperti pelestarian burung hantu sebagai predator alami tikus juga mulai digalakkan.

“Kita dorong petani untuk tidak hanya mengandalkan perangkap atau racun, tetapi juga menjaga keseimbangan ekosistem. Salah satunya dengan menyediakan rumah burung hantu di sekitar area persawahan,” ujar perwakilan Dinas Pertanian Lumajang.

Dengan kolaborasi antara petani, pemerintah, dan berbagai pihak terkait, diharapkan ancaman hama tikus dapat ditekan, sehingga ketahanan pangan di Lumajang tetap terjaga. Gropyokan serentak bukan sekadar aksi, tetapi juga bentuk gotong royong dan kepedulian bersama untuk masa depan pertanian yang lebih baik. (MC Kab. Lumajang/An-m)


Sumber : https://portalberita.lumajangkab.go.id/main/baca/aXKFepZu

Baca Artikel Lainnya :

  1. Lebih Terjangkau dan Nyaman: Tarif Baru Tumpak Sewu untuk Wisatawan Lokal
  2. Merajut Kembali Lumajang: Mengatasi Krisis Air dan Pemulihan Infrastruktur Pascabencana
  3. Demi Keselamatan Pemudik, Lumajang Terapkan Pembatasan Angkutan Barang
  4. Tak Hanya Ketersediaan, Pemkab Lumajang Pastikan Kualitas Daging Tetap Terjaga Jelang Idulfitri
  5. Festival Musik Patrol 2025: Grup Al Labani Desa Labruk Lor Raih Juara 3
  6. Angka Putus Sekolah di Lumajang Mencapai 3.561 Anak
  7. Capaian Kinerja Diskoninfo Lumajang Tahun 2024 Mendapat Apresiasi dari Komisi A DPRD
  8. Kepatuhan dan Inovasi Menjadi Kunci Ketahanan di Tengah Tantangan yang Dihadapi Kopwan Srikandi Tukum
  9. Pemeriksaan Kelayakan Minyak Subsidi Dilakukan di Pasar Baru oleh Polres Lumajang dan Diskopindag
  10. Sosialisasi Mudik Aman Dilakukan di Sekolah oleh Satlantas Polres Lumajang
  11. halo
  12. halo
  13. halo
  14. Selamat pagi kak
  15. halo


View all comments

Write a comment

Kanan - Iklan Sidebar