- Penangkapan Lima Tersangka Kasus Ganja oleh Satresnarkoba di Lumajang
- Proyek Pembangunan Pasar Agropolitan di Gerbang Wisata Senduro Lumajang Hampir Rampung
- Pelantikan Resmi Indah-Yudha, Janji Mewujudkan Pemerintahan Lumajang Tanpa Korupsi
- Pengaktifan Kembali KUD di Lumajang untuk Memperkuat Perekonomian Desa
- Persiapan Mencetak Generasi Emas oleh Lembaga Parenting di Lumajang
- Aliansi BEM se-Lumajang Protes Program Efisiensi yang Dinilai Tidak Memenuhi Kebutuhan Dasar di DPRD
- Begal Mengintai di Klakah Lumajang Saat Hujan Turun
- Cek Kesehatan Gratis Dimulai di Lumajang, Simak Keuntungannya
- Dukungan Terhadap Penerapan P3K Paruh Waktu di Pemkab Lumajang dari Komisi A DPRD
- Wisuda Akbar Seribu Santri Madin Digelar di Pendopo Arya Wiraraja oleh FKDT Lumajang
Ketertarikan Tasawuf yang Melenceng

Keterangan Gambar : Ketertarikan Tasawuf
Menimbang Maqom: Sebuah Refleksi Tentang Tasawuf dan Keikhlasan dalam Sholat
Assalamualaikum Para Sahabat..
Tasawuf, sebagai salah satu jalan ruhani dalam Islam, seringkali menarik perhatian banyak orang dengan berbagai pemahaman yang mendalam tentang hubungan manusia dengan Tuhan. Namun, dalam era keterbukaan informasi saat ini, tidak sedikit orang yang salah menafsirkan ajaran-ajaran para sufi terdahulu. Mereka lebih tertarik pada aspek-aspek tertentu yang justru dapat mencemari esensi dari tasawuf itu sendiri.
Banyak orang yang terkesima dengan konsep-konsep seperti penyatuan diri dengan Tuhan, terkabulnya doa secara langsung, kesaktian para sufi, dan berbagai quote atau kata-kata yang anti mainstream dan mindblowing. Ketertarikan ini sering kali menyebabkan mereka salah fokus, dan bukannya mendekatkan diri kepada Allah, malah menambah hijab yang menghalangi hubungan mereka dengan-Nya.
Salah satu kesalahan umum yang terjadi adalah ketika seseorang hanya membaca tulisan-tulisan tentang para sufi dan tiba-tiba mengklaim dirinya sudah mencapai maqom (tingkatan) tertentu dalam tasawuf. Padahal, ada indikator utama yang bisa menjadi ukuran sejauh mana kedekatan seseorang dengan Allah, yaitu sholatnya.
Sholat merupakan cerminan utama dari keimanan dan keikhlasan seseorang. Oleh karena itu, jika para sahabat merasa telah mencapai taraf seorang sufi, mari kita introspeksi sholat kita masing-masing. Apakah sholat kita sudah terbebas dari syirik (menyekutukan Allah) dan dilaksanakan dengan penuh khusyu'? Ataukah sholat kita masih seperti kebanyakan orang yang gelambyar (pikiran kemana-mana) dan penuh dengan syirik ? (Tidak Menyembah Allah Didalam Sholat)
Mengevaluasi kualitas sholat kita adalah cara yang paling tepat untuk menimbang maqom kita dalam tasawuf. Sholat yang khusyu' dan jauh dari syirik merupakan tanda kedekatan dengan Allah dan keikhlasan dalam beribadah. Tasawuf sejati bukanlah tentang kesaktian atau pemahaman yang mengagumkan, melainkan tentang bagaimana kita menjalankan perintah Allah dengan tulus dan sepenuh hati.
Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari tulisan ini dan semakin memperbaiki kualitas ibadah kita, sehingga dapat benar-benar merasakan kedekatan dengan Allah dalam setiap langkah hidup kita.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jika ingin berdikusi untuk memperbaiki sholat atau penyembahan kpd Allah, lebih lanjut silahkan bergabung ke WA Grup (GRUP INI BUKAN UNTUK ORANG YG PAMER PEMAHAMAN YG AKHIRNYA UNTUK MEMBERI MAKAN EGONYA SENDIRI!) Klik disini