Kebanggaan Identitas Lokal Jadi Inti Nasionalisme Warga Desa Tempeh Tengah
Jalan-jalan Desa Tempeh Tengah dipenuhi warga. Sorak sorai anak-anak, orang dewasa, hingga lansia menyambut peserta. HUT ke-80 RI dijadikan panggung hidup budaya dan kebanggaan identitas bangsa melalui acara Baris Unik di Desa Tempeh Tengah Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang pada 17 Agustus lalu, tradisi baru yang memadukan gerak, kostum adat, dan partisipasi masyarakat umum.

Image: Kebanggaan Identitas...

Tampil di depan warga dengan pakaian adat nenek moyang membuat Ripin (40) merasakan bangga menjadi bagian dari sejarah dan identitas bangsa. Baginya, ini bukan sekadar lomba, tetapi tentang menghargai akar budaya sendiri yang merupakan inti nasionalisme.

Di sisi lain, Rizky (23) mengenakan kostum Papua, lengkap dengan hiasan kepala dan motif tubuh tradisional. Ia menjelaskan, “Budaya Papua adalah bagian dari identitas bangsa. Dengan menampilkannya, saya merasakan bahwa nasionalisme sejati lahir dari kesadaran menghargai akar budaya sendiri.”

Jalan-jalan Desa Tempeh Tengah dipenuhi warga. Sorak sorai anak-anak, orang dewasa, hingga lansia menyambut peserta. HUT ke-80 RI dijadikan panggung hidup budaya dan kebanggaan identitas bangsa melalui acara Baris Unik di Desa Tempeh Tengah Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang pada 17 Agustus lalu, tradisi baru yang memadukan gerak, kostum adat, dan partisipasi masyarakat umum.

Yang membuat Baris Unik istimewa adalah pesertanya berasal dari masyarakat Desa Tempeh Tengah, dari anak-anak hingga lansia. Semua menampilkan kreativitas, disiplin, dan rasa memiliki budaya, sekaligus merasakan keterkaitan antara identitas lokal dan nasionalisme.

Kepala Desa Mohamad Mansyursah menekankan bahwa Baris Unik bukan sekadar parade. “Ini adalah simbol persatuan, kreativitas, dan penghargaan pada akar budaya sendiri. Kostum, gerakan, dan partisipasi masyarakat umum menunjukkan bahwa menghargai budaya lokal adalah inti dari nasionalisme,” katanya saat dikonfirmasi di kantornya, Sabtu (23/8/2025).

Setiap gerakan baris-berbaris adalah ekspresi kreatif. Anak-anak belajar disiplin, remaja menyalurkan kreativitas, sementara orang dewasa menegaskan pengalaman hidup mereka. Semua berpartisipasi setara dan menyadari hubungan erat antara budaya lokal dan rasa cinta tanah air.

Ripin tersenyum saat menampilkan gerakan terakhirnya. “Budaya hidup ketika kita menyentuhnya, merasakannya, dan mempraktikkannya,” katanya. “Baris Unik menghidupkan nilai, gerakan, dan simbol nenek moyang. Dari anak-anak hingga orang dewasa, semua belajar bahwa nasionalisme sejati lahir dari menghargai akar budaya sendiri.”

Kostum peserta menjadi sorotan utama. Dari tenun Jawa hingga kostum Papua, setiap motif bercerita tentang sejarah, nilai sosial, dan pesan persatuan. Keragaman ini menjadi simbol nyata persatuan dan kebanggaan nasional.

Selain menampilkan gerakan, peserta juga terlibat dalam persiapan, dekorasi, dan koordinasi. Rizky menambahkan, “Kami belajar bekerja sama, menghargai perbedaan, dan merasakan hasil kolaborasi nyata.”

Penonton ikut terlibat, memberi tepuk tangan dan sorak-sorai saat gerakan terakhir tiap peserta. Banyak yang berdiri di pinggir jalan, mengambil foto, dan mengabadikan momen. Para peserta merasa dihargai dan diperhatikan, serta menyadari bahwa budaya yang mereka tampilkan merupakan akar identitas kolektif sekaligus semangat nasionalisme.

Saat parade berlangsung, warna-warni pakaian adat menari di bawah sinar matahari. Setiap gerakan, yel-yel, dan ekspresi wajah peserta memancarkan semangat menghubungkan identitas lokal dengan nasionalisme.

Ketika parade berakhir, senyum bangga terpancar dari semua peserta. Mereka sadar bahwa kemerdekaan dan cinta tanah air adalah pengalaman kolektif, diwujudkan melalui budaya, kreativitas, dan partisipasi masyarakat umum.

Ripin menutup refleksinya, “Saya ingin anak-anak lain tahu bahwa menghargai akar budaya sendiri adalah cara meneguhkan nasionalisme.” Ia menambahkan, “Setiap langkah dan gerakan adalah pesan untuk masa depan Indonesia.”

Rizky menambahkan, “Tampil di sini membuat saya sadar bahwa keberagaman budaya kita adalah fondasi persatuan bangsa. Saat kita menghargai akar budaya sendiri, kita meneguhkan nasionalisme dan cinta tanah air.”

Di Tempeh Tengah, Baris Unik membuktikan bahwa pakaian adat, gerakan kreatif, dan partisipasi masyarakat umum bukan sekadar hiasan, tetapi medium nyata untuk merawat identitas lokal sekaligus meneguhkan nasionalisme.

Baris Unik akhirnya menjadi representasi hidup dari persatuan, kreativitas, dan budaya masyarakat desa, menunjukkan bahwa merayakan kemerdekaan bisa dilakukan lewat tindakan nyata, pengalaman budaya, dan ekspresi kolektif yang menghargai akar budaya sebagai inti nasionalisme. (MC Kab. Lumajang/KIM Desa Tempeh Tengah/Doni/An-m)

Sumber : https://portalberita.lumajangkab.go.id/main/baca/aXKGfpZt

Baca Artikel Lainnya :