Pendidikan Moral Jadi Pondasi Lingkungan Belajar yang Nyaman
Membangun suasana sekolah yang aman dan nyaman bagi siswa membutuhkan lebih dari sekadar pembelajaran akademik. Pendidikan moral, keteladanan guru, serta keterlibatan orang tua menjadi kunci untuk menumbuhkan sikap saling menghargai di antara peserta didik.

Image: Pendidikan Moral Jad...

Membangun suasana sekolah yang aman dan nyaman bagi siswa membutuhkan lebih dari sekadar pembelajaran akademik. Pendidikan moral, keteladanan guru, serta keterlibatan orang tua menjadi kunci untuk menumbuhkan sikap saling menghargai di antara peserta didik.

Kasi Pembinaan Kesiswaan Bidang PAUD dan Pendidikan Dasar, Dindikbud Lumajang, Winarto Laksono, menekankan bahwa guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai teladan dalam sikap dan perilaku.

“Setiap interaksi guru dengan siswa adalah ruang pendidikan. Nilai empati, kebersamaan, dan rasa hormat harus selalu ditanamkan,” ujarnya dalam Talkshow Jelita di LPPL Radio Suara Lumajang, Rabu (20/8/2025).

Sebagai langkah konkret, Dindikbud Lumajang membentuk Satuan Tugas (Satgas) Anti Perundungan di setiap jenjang sekolah, mulai dari PAUD hingga SMP. Tim ini berfokus pada edukasi, pendampingan, serta upaya promotif agar siswa memahami pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama.

Menurut Winarto, pembentukan karakter siswa sangat erat kaitannya dengan peran guru bimbingan konseling (BK) dan guru agama.

“Nilai moral perlu diintegrasikan dalam kegiatan sehari-hari di sekolah, sehingga anak-anak terbiasa dengan sikap yang membangun suasana positif,” jelasnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua Satgas PPKS STIH Jendral Sudirman, Dwi Sriyantini. Ia menilai bahwa pendidikan moral akan lebih kuat apabila ada kerja sama dengan keluarga.

“Orang tua menjadi teladan utama di rumah, sedangkan sekolah melanjutkan pembiasaan tersebut di lingkungan belajar. Keduanya harus saling melengkapi,” ujarnya.

Sekolah-sekolah yang menerapkan program pendidikan karakter secara konsisten terbukti mampu menumbuhkan suasana belajar yang lebih kondusif. Pembiasaan sederhana, seperti budaya salam, kerja sama dalam kelompok, hingga berbagi pengalaman positif, menjadi sarana efektif untuk menguatkan empati dan tanggung jawab sosial siswa.

Lebih jauh, pendidikan moral dipandang sebagai investasi jangka panjang. Dengan membiasakan siswa menghormati sesama sejak dini, sekolah turut menyiapkan generasi yang tidak hanya unggul dalam pengetahuan, tetapi juga matang secara emosional dan sosial.

Musyawarah, pembiasaan nilai, dan keteladanan guru diharapkan menjadi fondasi bagi terbentuknya lingkungan sekolah yang mendukung tumbuh kembang anak secara utuh. Dengan begitu, setiap siswa dapat merasa aman, dihargai, dan siap berkembang menjadi pribadi yang berkarakter. (MC Kab. Lumajang/Bob/An-m)

Sumber : https://portalberita.lumajangkab.go.id/main/baca/aXKGfpVr

Baca Artikel Lainnya :