- Apel Siaga Bencana Hidrometeorologi 2025 Digelar di Lumajang
- Penetapan Calon Terpilih Bupati dan Wakil Bupati Lumajang oleh KPU Pasca Pilkada 2024
- Rapat Pleno Terbuka KPU untuk Menetapkan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Lumajang
- Peningkatan Patroli Kecelakaan Lalu Lintas oleh Satlantas Polres Lumajang
- Langkah Pemerintah untuk Mengatasi Masalah Ternak yang Terjangkit Penyakit Menular Kepada Manusia (PMK) Ditetapkan di Daerah Terpilih
- Bupati Lumajang Tetapkan Anggaran 3,4 Miliar untuk Pembangunan Infrastruktur Parkir di Pusat Kota
- Pantai di Daerah Pesisir Menjadi Tempat Berburu Buaya
- Lumajang Mengadakan Penerapan Sistem Pelaporan Online untuk Meningkatkan Pengelolaan Perhubungan dan Infrastruktur
- Bupati Lumajang Mengunjungi Pemandian Alam yang Diperbaiki untuk Memastikan Kualitas Layanan
- Kebakaran Mobil Terjadi di SPBU Sumberjati Lumajang, Identitas Pemilik Terungkap
Sistem AI baru berhasil mengidentifikasi penyakit Alzheimer menggunakan analisis bahasa Sistem AI B
New AI system successfully identifies Alzheimer’s disease using speech analysis https://dailyai.com/2024/07/new-ai-model-successfully-identifies-alzheimers-disease-using-speech-analysis/
Keterangan Gambar : Sistem AI baru berh
Peneliti di Universitas Boston telah mengembangkan sistem kecerdasan buatan (AI) yang dapat memprediksi dengan akurasi hampir 80% apakah seseorang dengan gangguan kognitif ringan akan mengembangkan penyakit Alzheimer dalam enam tahun ke depan. Studi ini, yang dipublikasikan dalam jurnal Alzheimer's & Dementia, menggunakan AI untuk mengekstrak informasi diagnostik berharga dari penilaian kognitif, mempercepat diagnosis Alzheimer, dan pada gilirannya, pengobatan.
Model AI tim ini mencapai akurasi 78,5% dan sensitivitas 81,1% dalam memprediksi perkembangan dari gangguan kognitif ringan (MCI) menjadi penyakit Alzheimer dalam enam tahun. Hal ini mengungguli tes tradisional dan non-invasif lainnya. Sistem ini hanya mengandalkan data yang mudah diperoleh: transkripsi ucapan dari penilaian kognitif dan informasi demografis dasar seperti usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.
Tim peneliti mengumpulkan rekaman audio dari penilaian kognitif 166 peserta yang didiagnosis dengan gangguan kognitif ringan. Mereka kemudian melacak peserta ini selama enam tahun untuk menentukan siapa yang berkembang menjadi penyakit Alzheimer dan siapa yang tetap stabil. Teknologi pengenalan ucapan canggih digunakan untuk mentranskripsi rekaman audio dan mempersiapkan data untuk analisis.
Selanjutnya, peneliti menerapkan teknik pemrosesan bahasa alami yang canggih untuk mengekstrak berbagai fitur linguistik dan pola yang mereka percayai dapat menjadi indikator risiko Alzheimer. Mereka kemudian menggunakan fitur ucapan dan informasi demografis untuk mengembangkan beberapa model pembelajaran mesin.
Model-model AI ini dirancang untuk memprediksi kemungkinan seseorang akan berkembang dari gangguan kognitif ringan menjadi penyakit Alzheimer berdasarkan pola ucapan dan karakteristik pribadi mereka. Hasilnya menunjukkan akurasi 78,5% dan sensitivitas 81,1% dalam memprediksi peserta yang akan mengembangkan Alzheimer dalam periode studi enam tahun.
Meskipun hasilnya menjanjikan, peneliti mengakui perlunya validasi lebih lanjut dalam populasi yang lebih besar dan beragam. Analisis ucapan dapat membuka jalan untuk diagnosis dini yang dapat mengarah pada pengobatan yang lebih cepat dan efektif, bahkan tanpa kehadiran dokter spesialis dan peralatan khusus.