- Penangkapan Lima Tersangka Kasus Ganja oleh Satresnarkoba di Lumajang
- Proyek Pembangunan Pasar Agropolitan di Gerbang Wisata Senduro Lumajang Hampir Rampung
- Pelantikan Resmi Indah-Yudha, Janji Mewujudkan Pemerintahan Lumajang Tanpa Korupsi
- Pengaktifan Kembali KUD di Lumajang untuk Memperkuat Perekonomian Desa
- Persiapan Mencetak Generasi Emas oleh Lembaga Parenting di Lumajang
- Aliansi BEM se-Lumajang Protes Program Efisiensi yang Dinilai Tidak Memenuhi Kebutuhan Dasar di DPRD
- Begal Mengintai di Klakah Lumajang Saat Hujan Turun
- Cek Kesehatan Gratis Dimulai di Lumajang, Simak Keuntungannya
- Dukungan Terhadap Penerapan P3K Paruh Waktu di Pemkab Lumajang dari Komisi A DPRD
- Wisuda Akbar Seribu Santri Madin Digelar di Pendopo Arya Wiraraja oleh FKDT Lumajang
Sistem AI baru berhasil mengidentifikasi penyakit Alzheimer menggunakan analisis bahasa Sistem AI B
New AI system successfully identifies Alzheimer’s disease using speech analysis https://dailyai.com/2024/07/new-ai-model-successfully-identifies-alzheimers-disease-using-speech-analysis/

Keterangan Gambar : Sistem AI baru berh
Peneliti di Universitas Boston telah mengembangkan sistem kecerdasan buatan (AI) yang dapat memprediksi dengan akurasi hampir 80% apakah seseorang dengan gangguan kognitif ringan akan mengembangkan penyakit Alzheimer dalam enam tahun ke depan. Studi ini, yang dipublikasikan dalam jurnal Alzheimer's & Dementia, menggunakan AI untuk mengekstrak informasi diagnostik berharga dari penilaian kognitif, mempercepat diagnosis Alzheimer, dan pada gilirannya, pengobatan.
Model AI tim ini mencapai akurasi 78,5% dan sensitivitas 81,1% dalam memprediksi perkembangan dari gangguan kognitif ringan (MCI) menjadi penyakit Alzheimer dalam enam tahun. Hal ini mengungguli tes tradisional dan non-invasif lainnya. Sistem ini hanya mengandalkan data yang mudah diperoleh: transkripsi ucapan dari penilaian kognitif dan informasi demografis dasar seperti usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.
Tim peneliti mengumpulkan rekaman audio dari penilaian kognitif 166 peserta yang didiagnosis dengan gangguan kognitif ringan. Mereka kemudian melacak peserta ini selama enam tahun untuk menentukan siapa yang berkembang menjadi penyakit Alzheimer dan siapa yang tetap stabil. Teknologi pengenalan ucapan canggih digunakan untuk mentranskripsi rekaman audio dan mempersiapkan data untuk analisis.
Selanjutnya, peneliti menerapkan teknik pemrosesan bahasa alami yang canggih untuk mengekstrak berbagai fitur linguistik dan pola yang mereka percayai dapat menjadi indikator risiko Alzheimer. Mereka kemudian menggunakan fitur ucapan dan informasi demografis untuk mengembangkan beberapa model pembelajaran mesin.
Model-model AI ini dirancang untuk memprediksi kemungkinan seseorang akan berkembang dari gangguan kognitif ringan menjadi penyakit Alzheimer berdasarkan pola ucapan dan karakteristik pribadi mereka. Hasilnya menunjukkan akurasi 78,5% dan sensitivitas 81,1% dalam memprediksi peserta yang akan mengembangkan Alzheimer dalam periode studi enam tahun.
Meskipun hasilnya menjanjikan, peneliti mengakui perlunya validasi lebih lanjut dalam populasi yang lebih besar dan beragam. Analisis ucapan dapat membuka jalan untuk diagnosis dini yang dapat mengarah pada pengobatan yang lebih cepat dan efektif, bahkan tanpa kehadiran dokter spesialis dan peralatan khusus.