Game Play-to-Own: Hapus Token, Simpan Harta
Opinion Burn the tokens, keep the loot: Play-to-own games come next by Tobin Kuo /news/burn-tokens-keep-the-loot

By Sang Ruh 08 Jul 2025, 05:28:18 WIB | 👁 10 Programming
Game Play-to-Own: Hapus Token, Simpan Harta

Keterangan Gambar : Game Play-to-Own: Ha


Kedaunasi Ganda: P2E Collapses, P2O Emerges

Funding untuk permainan Web3 jatuh lebih dari 70% di Q1 2025, proyek-proyek besar ditutup, dan partisipasi pemain menurun dengan tingkat yang luar biasa. Krisis ini mengungkap kesalahan fundamental - memberi hadiah play dengan token volatil membuat setiap pemain menjadi spekulator dan setiap update game menjadi resiko pasar.

Permainan Web3 yang awalnya dipromosikan dengan namun tag "play-to-earn" (P2E) ternyata gagal. Data dan hasil pasar memberikan cerita yang berbeda. Model P2E terbangun pada inflasi token, di mana pengembang mencetak coin sebagai hadiah untuk aktivitas in-game, dengan harapan partisipasi berkurang. Walaupun sempat berhasil, pengusaha akhirnya kalah karena penggunaan token tidak stable dan pengembang kehilangan sumber pendapatan.

Namun, model baru "play-to-own" (P2O) menjanjikan masa depan lebih cerah. Dalam P2O, aset digital seperti skin, senjata, dan avatar dianggap sebagai aset fixed-supply yang pemain dapat jual di pasaran sekunder. Kualitas dan keindahan in-game menjadi dasar nilai aset digital tersebut.

Mengembangkan permainan yang menarik dan strong sink mechanics menjadi kunci keberhasilan P2O. Pengembang harus menciptakan permainan yang memungkinkan pemain memiliki sense of ownership yang signifikan. Jenis-jenis aset digital yang dibuat harus dianggap sebagai "collectible" dengan kualitas dan keindahan in-game sebagai dasar nilai.

Kritisisme model P2E menyajikan pertanyaan: jika tidak ada hadiah token, bagaimana pemain dapat diikat untuk bermain? Jawabannya adalah, pemain sudah terikat dengan permainan karena memiliki sense of ownership dan kualitas game yang bagus.

View all comments

Write a comment