- Ajakan untuk Menerapkan Gaya Hidup Sehat Melalui Kegiatan Fun Run 2025 di Lumajang
- Penemuan Mayat Tanpa Pakaian Menggemparkan Pantai Selok Anyar di Lumajang
- Peringatan Idul Khotmi Nasional Serukan Pentingnya Menjaga Moral Generasi Muda
- Keberhasilan BAJA Series 1: Lintasan Ekstrem dan Hadiah Menarik Memukau Penonton
- Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan di Jembatan Jagalan oleh Satlantas Polres Lumajang
- Lomba Burung Berkicau Wakil Bupati Cup 2025 di Lumajang Dimeriahkan oleh Ratusan Peserta
- Panggung Parti Libur Magnolia Lumajang Bergoyang Berkat Penampilan Enerjik Arlinda Putri, Penonton Terpukau dan Bergoyang Bersama
- Nuansa Indie Rock Menghiasi Magnolia Lumajang dalam Event Parti Libur yang Semakin Meriah
- Konser Terakhir di Lumajang pada Partilibur 2025, Akan Beralih ke Lokasi Baru
- Penampilan Stand Her Alone Meriahkan Penutupan Hari Pertama Parti Libur 2025 di Magnolia Lumajang
Game Play-to-Own: Hapus Token, Simpan Harta
Opinion Burn the tokens, keep the loot: Play-to-own games come next by Tobin Kuo /news/burn-tokens-keep-the-loot

Keterangan Gambar : Game Play-to-Own: Ha
Kedaunasi Ganda: P2E Collapses, P2O Emerges
Funding untuk permainan Web3 jatuh lebih dari 70% di Q1 2025, proyek-proyek besar ditutup, dan partisipasi pemain menurun dengan tingkat yang luar biasa. Krisis ini mengungkap kesalahan fundamental - memberi hadiah play dengan token volatil membuat setiap pemain menjadi spekulator dan setiap update game menjadi resiko pasar.
Permainan Web3 yang awalnya dipromosikan dengan namun tag "play-to-earn" (P2E) ternyata gagal. Data dan hasil pasar memberikan cerita yang berbeda. Model P2E terbangun pada inflasi token, di mana pengembang mencetak coin sebagai hadiah untuk aktivitas in-game, dengan harapan partisipasi berkurang. Walaupun sempat berhasil, pengusaha akhirnya kalah karena penggunaan token tidak stable dan pengembang kehilangan sumber pendapatan.
Namun, model baru "play-to-own" (P2O) menjanjikan masa depan lebih cerah. Dalam P2O, aset digital seperti skin, senjata, dan avatar dianggap sebagai aset fixed-supply yang pemain dapat jual di pasaran sekunder. Kualitas dan keindahan in-game menjadi dasar nilai aset digital tersebut.
Mengembangkan permainan yang menarik dan strong sink mechanics menjadi kunci keberhasilan P2O. Pengembang harus menciptakan permainan yang memungkinkan pemain memiliki sense of ownership yang signifikan. Jenis-jenis aset digital yang dibuat harus dianggap sebagai "collectible" dengan kualitas dan keindahan in-game sebagai dasar nilai.
Kritisisme model P2E menyajikan pertanyaan: jika tidak ada hadiah token, bagaimana pemain dapat diikat untuk bermain? Jawabannya adalah, pemain sudah terikat dengan permainan karena memiliki sense of ownership dan kualitas game yang bagus.