- Sorotan Baru Terhadap Pariwisata dan Ekonomi Lokal di Tahun 2025 melalui Business Connect
- Bantuan Air Bersih Disalurkan untuk Mengatasi Kekeringan di Wilayah Lumajang
- Benturan Keras Terjadi di Tikungan Jatiroto, Sopir Alami Luka Akibat Tabrakan Truk
- Keroyokan Usai Pesta Miras di Lumajang Berujung Penangkapan Dua Pelaku
- Pengembangan Pembelajaran Biologi Kontekstual Berbasis STEM-PjBL di Lumajang
- Peningkatan Patroli di Wilayah Pronojiwo, Masyarakat Dihimbau Tetap Waspada
- Upaya Menjaga Kelancaran dan Keselamatan Lalu Lintas Dilakukan di Lumajang dengan Poros Pagi
- Perawatan Candi di Lumajang Ditingkatkan sebagai Upaya Pelestarian Sejarah
- Kecelakaan Melibatkan Minibus dan Dua Truk Terjadi di Banyuputih Kidul Lumajang, Satu Sopir Alami Luka Kaki
- Pendaftaran Calon Ketua DPD Golkar Lumajang Telah Dibuka
UBS Inovasi Investasi Emas Digital Melalui Blockchain
UBS Explores Blockchain to Revolutionize Digital Gold Investments for Retail Investors https://cryptonews.com/news/ubs-explores-blockchain-to-revolutionize-digital-gold-investments-for-retail-investors/

Keterangan Gambar : UBS Inovasi Investas
UBS Mengembangkan Teknologi Blockchain untuk Meningkatkan Investasi Emas Digital untuk Pemilik Investasi Retail
Swissbank terbesar, UBS, telah mengambil langkah besar dalam mengintegrasikan teknologi blockchain ke dalam keuangan tradisional dengan mengembangkan investasi emas digital untuk pemilik investasi retail. Dengan lebih dari $5,7 triliun dalam pengelolaan aset, UBS telah berhasil menyelesaikan konsep uji coba untuk produk investasi emas digitalnya, UBS Key4 Gold, di lapisan blockchain Ethereum ZKsync Validium.
Teknologi blockchain memungkinkan UBS untuk meningkatkan keamanan, privasi, dan interoperabilitas investasi emas digitalnya. Dengan menggunakan bukti kebenaran nol (ZK-proofs), infrastruktur blockchain ini memungkinkan transaksi yang lebih cepat dan aman, serta biaya transaksi yang lebih rendah. UBS terus menjelajahi teknologi blockchain dan mengalami perubahan dalam produk investasinya, menandai perubahan menuju keuangan di blockchain (onchain finance).
UBS Key4 Gold awalnya dibangun di atas jaringan blockchain yang dimiliki oleh UBS, UBS Gold Network, yang memungkinkan koneksi antara gudang, penyedia likuiditas, dan distributor. Namun, dengan mengalihkan solusinya ke ZKsync Validium, UBS berharap dapat meningkatkan privasi transaksi, meningkatkan interoperabilitas, dan mempercepat transaksi melalui penyimpanan data offchain.
Alex Gluchowski, pencipta ZKsync, menekankan pentingnya blockchain dalam modernisasi keuangan. Dalam postingan di X (sebelumnya Twitter) pada 31 Januari, dia menyatakan, "Saya percaya bahwa masa depan keuangan akan terjadi di blockchain, dan teknologi ZK akan menjadi katalis untuk pertumbuhan."
Pengalaman UBS dalam blockchain ini berlanjut dengan pengembangan token yang terdaftar di Ethereum pada November 2024, yang dirancang untuk mengintegrasikan Ether (ETH) ke dalam sistem keuangan tradisional.
Dalam konsep uji coba, UBS mengaktifkan kontrak pintar di testnet ZKsync Validium untuk memulai fungsi-fungsi seperti:
- Pengisian token emas
- Pengolahan transaksi
- Rekonfirmasi
Pengalaman ini menunjukkan bahwa mode ZKsync Validium dapat diuji dan diuji dengan sukses.
ZKsync memiliki tujuan ambisius untuk 2025, yaitu memproses 10.000 transaksi per detik (TPS) dan mengurangi biaya transaksi menjadi $0,0001. Peningkatan ini dapat membuat solusi peningkatan skala Ethereum lebih menarik bagi pemain institusional, memungkinkan mereka untuk menggunakan blockchain tanpa kekhawatiran tentang biaya tinggi dan keterlambatan jaringan.
Privasi tetap menjadi masalah utama bagi institusi yang memasuki ruang blockchain. Remi Gai, pendiri Inco, menekankan tantangan ini dalam FHE Summit 2024, menyatakan bahwa "institusi menghadapi transparansi blockchain". Ia menyarankan bahwa teknologi enkripsi penuh (FHE) dapat membuka kesempatan baru untuk kekayaan dan membawa pemain keuangan besar ke dalam ekosistem kripto.
Komputasi rahasia adalah solusi lain yang dapat memicu peningkatan penggunaan blockchain institusional. Teknologi ini memungkinkan institusi untuk melakukan transaksi yang terenkripsi tanpa menampilkan data sensitif, fitur yang dapat membuka triliunan dollar untuk sektor kripto.
Laporan dari Asosiasi Pasar Keuangan Global (GFMA) dan Boston Consulting Group menunjukkan bahwa nilai total dari aset yang terikat digital akan mencapai $16 triliun pada 2030. Estimasi yang lebih konservatif dari Citigroup menunjukkan bahwa $4 triliun hingga $5 triliun dari digitalisasi aset yang terikat akan diproduksi pada 2030.
Mengakui potensi ini, perusahaan besar mulai bergerak di ruang tokenisasi. Contohnya, Goldman Sachs berencana untuk meluncurkan tiga produk tokenisasi baru pada tahun ini, yang dipicu oleh minat klien yang meningkat.
Perkembangan teknologi blockchain terus berlanjut, dan UBS terus menjelajahi potensi ini dalam keuangan tradisional.