- Kebutuhan Alat Pemantau Banjir dan Aktivitas Vulkanik di Lumajang Meningkat
- Seremonial Pelantikan Pejabat Baru di Lingkungan Pemkab Lumajang
- Usulan Penggunaan Dana BTT untuk Penanganan Penyebaran PMK dari Komisi B DPRD Lumajang
- Revisi Tiket Masuk Wisata Selokambang Akan Diusulkan oleh Komisi B DPRD Lumajang
- Lomba Matematika Setapal Kuda untuk Tingkat SMA Sederajat Diselenggarakan di Lumajang oleh STKIP PGRI
- Pemilihan Pimpinan SMSI Jatim untuk Periode 2025-2029 Berlangsung Aklamasi
- Proses Sertifikasi Halal Self Declare untuk UMKM di Lumajang Kini Lebih Praktis
- Patroli Dilakukan di Wilayah Rawan Longsor oleh Satlantas Polres Lumajang
- Pelantikan Tujuh Pejabat Tinggi di Pendopo Arya Wiraraja, Lumajang
- Penutupan Pasar Hewan Lumajang Selama 12 Hari Sebagai Langkah Antisipasi Penyebaran PMK
Buruh Batu Pantai Selatan Lumajang: Bertaruh Nyali di Tengah Ombak Demi Rupiah
Langit mendung menggantung di atas Pantai Bambang, Desa Bagu, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Deburan ombak berkejaran di bibir pantai, membawa serta batu-batu hitam berkilau yang menjadi harapan bagi para pencari batu hias taman. Sejak pagi, Maryani (50th) sudah membungkuk, memilah dan mengumpulkan batu yang terbawa arus. Tangannya yang mulai keriput tak henti-hentinya meraih butiran batu pantai yang berserakan di pasir.
Image: Buruh Batu Pantai Se...
Langit mendung menggantung di atas Pantai Bambang, Desa Bagu, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Deburan ombak berkejaran di bibir pantai, membawa serta batu-batu hitam berkilau yang menjadi harapan bagi para pencari batu hias taman. Sejak pagi, Maryani (50th) sudah membungkuk, memilah dan mengumpulkan batu yang terbawa arus. Tangannya yang mulai keriput tak henti-hentinya meraih butiran batu pantai yang berserakan di pasir.
"Biasanya kalau sendiri ini bisa dapat 10 karung batu kalau sehari, ini mumpung ombaknya tinggi batunya banyak muncul. Walaupun takut tetap dijalani karena sekarang batunya banyak," kata Maryani sambil menepiskan air dari wajahnya.
Profesi sebagai pencari batu bukan pekerjaan mudah. Ombak pantai selatan yang dikenal ganas sering kali menjadi ancaman. Namun, bagi Maryani dan para buruh batu lainnya, ombak besar justru membawa rezeki. Dalam tiga hari penuh, seorang buruh bisa mengumpulkan hingga 40 karung batu, masing-masing seberat 20 kilogram. Batu yang dikumpulkan itu kemudian dijual kepada pengepul dengan harga Rp5 ribu per karung.
Ombak Besar, Antara Berkah dan Ancaman
Di sela-sela Maryani mengumpulkan batu, Rabu (29/1/2025), Ngatiman (57th), pencari batu lain, duduk di atas karung yang sudah terisi penuh. Keringatnya bercampur dengan pasir halus yang menempel di lengan. Ia mengakui bahwa gelombang pasang membawa berkah, tetapi juga ancaman besar bagi mereka yang bergantung hidup dari hasil laut ini.
"Kalau ombak kecil, batu yang muncul lebih sedikit. Sampai-sampai dua hingga tiga minggu bisa nggak ada yang bisa dikumpulkan untuk dijual. Jadi, kalau ombak tinggi, banyak yang tetap turun ke pantai meski risikonya lebih besar," ujar Ngatiman sambil menatap laut lepas.
Risiko yang dimaksud bukan sekadar terpeleset atau terseret ombak. Beberapa buruh batu pernah mengalami kejadian berbahaya saat ombak besar datang tiba-tiba, menyeret batu dan pasir dalam jumlah besar. Tak jarang, pencari batu harus berlindung di balik bongkahan karang atau bergegas naik ke daratan agar tak terseret arus balik.
"Ini enaknya kalau ombak pasang itu batunya lebih banyak, jadi penghasilannya juga bisa dapat lebih. Tapi memang lebih bahaya, jadi harus lebih hati-hati. Apalagi kalau sudah narik lagi air lautnya, itu biasanya kalau datang bisa lebih besar lagi," imbuh Maryani.
Buruh Batu dan Nasib di Tengah Alam
Di Pantai Bambang, pencarian batu bukan sekadar profesi, tetapi jalan hidup. Tak ada jaminan penghasilan tetap, tak ada perlindungan asuransi. Semua bergantung pada kemurahan alam. Saat musim hujan tiba dan ombak makin liar, para buruh batu harus bersiap menghadapi ketidakpastian. Kadang mereka pulang dengan karung-karung penuh batu, kadang harus menunggu berhari-hari hanya untuk mendapatkan segenggam batu pantai.
Bagi Maryani dan Ngatiman, bertaruh nyali di tengah ombak bukan pilihan, melainkan keharusan. Demi menyambung hidup, mereka terus bertahan, berharap esok laut masih bersedia memberi mereka rezeki. (MC Kab. Lumajang/An-m)
Sumber : https://portalberita.lumajangkab.go.id/main/baca/aXGOgo9t
Baca Artikel Lainnya :
- Aroma Rezeki di Balik Asap Dupa saat Imlek: Kisah Bunaji, Perajin Dupa dari Lumajang
- Pj. Bupati: DWP Harus Elegan dalam Mendukung Pelaksanaan Tugas Suami
- Dukung UMKM Lumajang! Sertifikasi Halal Kini Lebih Mudah dan Gratis
- Bunda Indah dan Mas Yudha akan dilantik Presiden Prabowo 6 Februari
- Jawa Timur Waspadai Penyebaran PMK, Keputusan Darurat Bencana Diterbitkan
- Usulan Penggunaan Dana BTT untuk Penanganan Penyebaran PMK dari Komisi B DPRD Lumajang
- Permintaan Tinggi Durian Kembang Lumajang Meski Harga Selangit
- Ritual Pedang Pora Menyambut Kehadiran Kapolres Baru di Lumajang
- Patroli Dilakukan di Wilayah Rawan Longsor oleh Satlantas Polres Lumajang
- Penangkapan Pelaku Pencurian Sepeda Motor di Banyuputih Lor oleh Polres Lumajang
- https://sangruh.my.id/fragmentasi-layer2-ethereum-kekhawatiran-interoperabilitas Apa itu interoperabilitas?
- Threads Golf Club Sesi 2 Thursday, January 23 · 1:00 – 2:00pm Time zone: Asia/Jakarta Google Meet joining info Video call link: https://meet.google.com/amp-mmwr-fjo
- siapa kamu
- Insyaa Allah
- Topic: *Pemeriksaan Cash Opname & Stock Opname* Time: Jan 24, 2025 12:00 AM Jakarta Join Zoom Meeting https://us06web.zoom.us/j/88964257997?pwd=GQg92uVfpfNTgaCeKUe9diNONobZHU.1 Meeting ID: 889 6425 7997 Passcode: 123456