- Tradisi Grebeg Suro di Hutan Bambu Sumbermujur Lumajang Menghubungkan Budaya dan Pariwisata
- Harmoni dan Pelestarian Budaya Terwujud dalam Tradisi Jolen Senduro di Lereng Semeru
- Patroli Blue Light Diterapkan untuk Menanggulangi Balap Liar di Lumajang
- Polsek Senduro Lumajang Berperan dalam Pelestarian Budaya Lokal Melalui Sedekah Desa ke-181
- Pencurian Terjadi di Kios Pasar Grati Lumajang, Gas Elpiji Hilang
- Warisan Lumajang Siap Mengguncang Dunia: Segoro Topeng
- Dukungan Terhadap Inisiatif Pelajar dalam Gerakan Anti Narkoba di Lumajang
- Perubahan Positif di Lumajang: Rumah Reyot Kini Ditinggalkan demi Harapan Baru
- Pengawalan Ketahanan Pangan oleh Polsek Pasrujambe Lumajang, Dukungan untuk Penanaman Jagung bagi Petani
- Kemeriahan Pawai Lampion Menyambut Tahun Baru Islam di Yosowilangun Kidul Lumajang
Grebeg Suro di Sumbermujur: Simfoni Budaya, Doa, dan Pariwisata Spiritual di Lereng Semeru
Di tengah semilir angin Hutan Bambu yang sejuk dan rindang, Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, menjelma menjadi panggung budaya dan spiritual yang memukau. Grebeg Suro, tradisi tahunan yang digelar Jumat (27/6/2025) dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H, bukan sekadar perayaan seremonial. Ia adalah representasi hidup dari warisan kearifan lokal yang terus tumbuh bersama zaman.

Image: Grebeg Suro di Sumbe...
Di tengah semilir angin Hutan Bambu yang sejuk dan rindang, Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, menjelma menjadi panggung budaya dan spiritual yang memukau. Grebeg Suro, tradisi tahunan yang digelar Jumat (27/6/2025) dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H, bukan sekadar perayaan seremonial. Ia adalah representasi hidup dari warisan kearifan lokal yang terus tumbuh bersama zaman.
Sebanyak 26 gunungan hasil bumi berisi aneka sayur, buah, dan tanaman hasil panen lokal diarak meriah oleh warga, diiringi tarian tradisional Oleng dan lantunan doa para sesepuh. Prosesi ini bukan hanya tentang simbolisasi kemakmuran, tetapi juga ritual syukur atas berkah alam sekaligus doa keselamatan dari potensi bencana yang sewaktu-waktu bisa datang dari Gunung Semeru.
“Gunungan ini adalah doa yang dibentuk dengan tangan dan semangat gotong royong. Setiap lemparan sayur adalah lambang berbagi rezeki, memperkuat solidaritas sosial,” terang Yayuk Sri Rahayu, Kepala Desa Sumbermujur.
Sejak pagi hari, ribuan warga memadati lokasi. Ketika prosesi doa usai, suasana berubah riuh: warga berebut isi gunungan dengan penuh suka cita, sebuah simbol keberkahan yang dipercaya membawa kebaikan bagi rumah tangga mereka.
Yang menarik, Grebeg Suro tak lagi hanya milik warga lokal. Wisatawan dari berbagai penjuru, bahkan mancanegara, mulai menjadikan acara ini sebagai spiritual tourism experience. Salah satunya, Jhuri Romadhon, turis asal Kuba, menyebut perayaan ini sebagai “refleksi unik antara manusia, alam, dan nilai-nilai harmoni sosial yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.”
Grebeg Suro, dalam konteks kekinian, menunjukkan bagaimana budaya lokal mampu menjadi medium untuk membangun narasi besar: ketahanan budaya, kesadaran ekologis, dan promosi pariwisata berbasis komunitas.
“Tradisi ini bukan hanya tentang masa lalu, tapi tentang cara kita mendidik generasi untuk hidup selaras dengan alam, menjaga akar budaya, dan membuka diri pada dunia,” tambah Yayuk.
Bagi Lumajang, momentum Grebeg Suro adalah modal sosial dan budaya yang sangat berharga. Di tengah gempuran budaya global, tradisi ini menjadi jangkar identitas yang mengikat masyarakat, sekaligus jendela yang memperlihatkan keelokan spiritualitas dan keramahtamahan masyarakat Semeru kepada dunia.
Dengan narasi yang kuat, visual yang khas, serta partisipasi lintas generasi, Grebeg Suro berpeluang besar dikembangkan sebagai agenda wisata budaya nasional bahkan internasional, tentu dengan tetap menjaga keaslian dan ruh tradisinya.
Di kaki Semeru, Satu Muharram bukan hanya penanda tahun baru, melainkan juga ajakan untuk memperbarui semangat persatuan, kearifan lokal, dan cinta pada bumi pertiwi. (MC Kab. Lumajang/Ad/An-m)
Sumber : https://portalberita.lumajangkab.go.id/main/baca/aXKFgpZt
Baca Artikel Lainnya :
- Desa Kandangan Gelar Musdes Pembentukan Tim Penyusun RKPDes 2026
- BPRD Lumajang Gelar Bimtek Opsen PKB & BBNKB: Tingkatkan Kapasitas Perangkat Desa dalam Pengelolaan Pajak Daerah
- Mengawal Karakter Bangsa dari Sudut Pesantren
- Dari Segoro Topeng ke Aksi Hijau: Budaya dan Lingkungan dalam Satu Napas
- Sinergi Bijak di Balik Pasir: Ketika Tambang Menjadi Mitra Pembangunan
- Pembahasan Perubahan APBD Lumajang Tahun 2025 untuk Sesuaikan Pembangunan dengan Visi Misi Pemimpin Daerah
- Polsek Senduro Lumajang Berperan dalam Pelestarian Budaya Lokal Melalui Sedekah Desa ke-181
- Penembakan Buronan Maling Sapi oleh Polres Lumajang Setelah Berbulan-Bulan Melarikan Diri
- Patroli Blue Light Diterapkan untuk Menanggulangi Balap Liar di Lumajang
- Warisan Lumajang Siap Mengguncang Dunia: Segoro Topeng
- Roti 88
- Berikan ringkasan dari materi² berikut
- Halo
- https://forms.gle/BBPzpv5YgVeLHuds8
- Topic: Inspektorat Lumajang Time: May 21, 2025 12:00 AM Jakarta Join Zoom Meeting https://us06web.zoom.us/j/89047096227?pwd=DghECDntZbWDYZMOYnIB4ZvPsbBwyN.1 Meeting ID: 890 4709 6227 Passcode: 1234567890 Ubah jam 7 pm